21.8 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Pembelajaran hingga Ujian Pakai Gawai, Siswa Harus Punya Smartphone

“Siswa kurang mampu, anak yatim, dan putra dari seorang ibu tunggal, sekolah memberikan fasilitas komputer.” SLAMET RIYADI Kepala SDN Dabasah 1

Mobile_AP_Rectangle 1

DABASAH, RADARJEMBER.ID– Pandangan negatif terhadap penggunaan gawai sepertinya harus mulai dikurangi. Sebab, ternyata benda tersebut juga bisa digunakan untuk proses pembelajaran, hingga pelaksanaan ujian di sekolah. Seperti yang dilakukan oleh para siswa sekolah dasar di Bondowoso.

Berdasarkan pantauan Jawa Pos Radar Ijen, siswa tampak serius memperhatikan handphone masing-masing. Ekspresi kebingungan tampak dari wajah sebagian siswa. Maklum saja, mereka harus mengerjakan soal ujian lewat smartphone.

Meski sekolah kini memakai gawai dalam sistem belajar mengajarnya, namun penggunaannya perlu pengawasan. Mengingat siswa masih duduk di bangku SD. Salah satunya harus ada pembatasan dalam penggunaan smartphone. “Sudah lama diterapkan pembelajaran pakai smartphone. Bahkan sejak Covid-19 lalu sudah dicoba, ternyata efisien,” kata Kepala SDN Dabasah 1 Slamet Riyadi.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dia memastikan para siswa yang melaksanakan ujian dengan gawai tidak bisa mencontek dari Google maupun teman-temannya. Soal ujian dan lembar jawabannya berada dalam aplikasi. Ketika mereka membuka Google, maka wajib log in lagi ke aplikasi mengerjakan soal ujian tersebut.

Disinggung pelajar yang tak mampu membeli gawai, Slamet menjelaskan, ada tiga kategori siswa kurang mampu yang mendapatkan bantuan. Yakni, siswa kurang mampu, anak yatim, dan putra dari seorang ibu tunggal. Biasanya mereka akan diberikan fasilitas berupa komputer. “Ada tiga puluh komputer di sini,” ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Bondowoso Sugiono Eksantoso mengatakan, hampir semua sekolah di Bumi Ki Ronggo sudah mengikuti digitalisasi dalam proses pembelajaran. Baik dari tingkat SD maupun SMP. “Hampir 70 persen sekolah sudah mulai melakukan digitalisasi,” pungkasnya. (ham/c2/dwi)

 

- Advertisement -

DABASAH, RADARJEMBER.ID– Pandangan negatif terhadap penggunaan gawai sepertinya harus mulai dikurangi. Sebab, ternyata benda tersebut juga bisa digunakan untuk proses pembelajaran, hingga pelaksanaan ujian di sekolah. Seperti yang dilakukan oleh para siswa sekolah dasar di Bondowoso.

Berdasarkan pantauan Jawa Pos Radar Ijen, siswa tampak serius memperhatikan handphone masing-masing. Ekspresi kebingungan tampak dari wajah sebagian siswa. Maklum saja, mereka harus mengerjakan soal ujian lewat smartphone.

Meski sekolah kini memakai gawai dalam sistem belajar mengajarnya, namun penggunaannya perlu pengawasan. Mengingat siswa masih duduk di bangku SD. Salah satunya harus ada pembatasan dalam penggunaan smartphone. “Sudah lama diterapkan pembelajaran pakai smartphone. Bahkan sejak Covid-19 lalu sudah dicoba, ternyata efisien,” kata Kepala SDN Dabasah 1 Slamet Riyadi.

Dia memastikan para siswa yang melaksanakan ujian dengan gawai tidak bisa mencontek dari Google maupun teman-temannya. Soal ujian dan lembar jawabannya berada dalam aplikasi. Ketika mereka membuka Google, maka wajib log in lagi ke aplikasi mengerjakan soal ujian tersebut.

Disinggung pelajar yang tak mampu membeli gawai, Slamet menjelaskan, ada tiga kategori siswa kurang mampu yang mendapatkan bantuan. Yakni, siswa kurang mampu, anak yatim, dan putra dari seorang ibu tunggal. Biasanya mereka akan diberikan fasilitas berupa komputer. “Ada tiga puluh komputer di sini,” ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Bondowoso Sugiono Eksantoso mengatakan, hampir semua sekolah di Bumi Ki Ronggo sudah mengikuti digitalisasi dalam proses pembelajaran. Baik dari tingkat SD maupun SMP. “Hampir 70 persen sekolah sudah mulai melakukan digitalisasi,” pungkasnya. (ham/c2/dwi)

 

DABASAH, RADARJEMBER.ID– Pandangan negatif terhadap penggunaan gawai sepertinya harus mulai dikurangi. Sebab, ternyata benda tersebut juga bisa digunakan untuk proses pembelajaran, hingga pelaksanaan ujian di sekolah. Seperti yang dilakukan oleh para siswa sekolah dasar di Bondowoso.

Berdasarkan pantauan Jawa Pos Radar Ijen, siswa tampak serius memperhatikan handphone masing-masing. Ekspresi kebingungan tampak dari wajah sebagian siswa. Maklum saja, mereka harus mengerjakan soal ujian lewat smartphone.

Meski sekolah kini memakai gawai dalam sistem belajar mengajarnya, namun penggunaannya perlu pengawasan. Mengingat siswa masih duduk di bangku SD. Salah satunya harus ada pembatasan dalam penggunaan smartphone. “Sudah lama diterapkan pembelajaran pakai smartphone. Bahkan sejak Covid-19 lalu sudah dicoba, ternyata efisien,” kata Kepala SDN Dabasah 1 Slamet Riyadi.

Dia memastikan para siswa yang melaksanakan ujian dengan gawai tidak bisa mencontek dari Google maupun teman-temannya. Soal ujian dan lembar jawabannya berada dalam aplikasi. Ketika mereka membuka Google, maka wajib log in lagi ke aplikasi mengerjakan soal ujian tersebut.

Disinggung pelajar yang tak mampu membeli gawai, Slamet menjelaskan, ada tiga kategori siswa kurang mampu yang mendapatkan bantuan. Yakni, siswa kurang mampu, anak yatim, dan putra dari seorang ibu tunggal. Biasanya mereka akan diberikan fasilitas berupa komputer. “Ada tiga puluh komputer di sini,” ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Bondowoso Sugiono Eksantoso mengatakan, hampir semua sekolah di Bumi Ki Ronggo sudah mengikuti digitalisasi dalam proses pembelajaran. Baik dari tingkat SD maupun SMP. “Hampir 70 persen sekolah sudah mulai melakukan digitalisasi,” pungkasnya. (ham/c2/dwi)

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca