21.5 C
Jember
Saturday, 10 June 2023

Caca, Atlet Panahan Pemula yang Kerap Dulang Medali

Perjuangan seorang atlet untuk mendapatkan prestasi tentu tidak mudah. Ada suka, ada dukanya juga. Seperti yang dilakukan oleh Caca, atlet panahan pemula yang sudah banyak mendapat prestasi. Seperti apa perjalanannya?

Mobile_AP_Rectangle 1

Perempuan yang masih duduk di kelas VII SMP 1 Bondowoso mengaku, ada rasa yang menyenangkan dan tertantang saat bermain panahan. “Kalau busur tidak sesuai target itu membuat tertantang, ingin terus berlatih. Kalau tepat sasaran, ada rasa yang sangat menyenangkan,” paparnya.

Meski memiliki semangat cukup tinggi, Caca ternyata juga sempat berniat berhenti bermain panahan. Sebab, tubuhnya mengalami sakit akibat latihan terus-menerus. Kemudian, dalam beberapa waktu, busur panah yang digunakan juga sempat patah. Sementara, satu pemanah hanya bisa memakai satu busur, karena harus diukur sebelumnya.

Namun, berkat dukungan dan semangat dari pelatih dan orang tuanya, Caca mampu melewati berbagai masa sulit. Dirinya terus berlatih, kemudian dalam satu kesempatan memutuskan untuk mengikuti perlombaan untuk kategori pemula.

Mobile_AP_Rectangle 2

Kejuaraan panahan pertama yang diikutinya dilaksanakan di Situbondo. Hasilnya terbilang cukup baik. Dia berhasil meraih medali perunggu. “Sempat grogi dulu,” ucap Caca.

Setelah melewati masa tersebut, Caca kemudian memutuskan untuk kembali mengikuti perlombaan. Kompetisi kedua berada di Pasuruan, mempertemukan atlet panahan pemula se-Jatim. Tak disangka, dia berhasil membawa pulang tiga medali emas dan dua medali perak. Kemudian terbaru, dia mengikuti kejuaraan panahan di Lumajang. Hasilnya, Caca berhasil membawa pulang empat medali emas. “Saat di Lumajang sempat down juga, karena sasaran lebih kecil,” ujar Tri Arso, orang tua Caca.

Melihat prestasi yang berhasil ditorehkan oleh anaknya, Tri Arso mengaku akan lebih mendukung untuk ke depannya. Termasuk melengkapi kebutuhan yang diperlukan oleh Caca. Bahkan sudah disediakan busur panah compound. Padahal Caca masih pada tahap pemula atau menggunakan paralon. “Semoga nanti bisa ikut Porprov dan menjadi atlet profesional,” pungkasnya. (c2/dwi)

- Advertisement -

Perempuan yang masih duduk di kelas VII SMP 1 Bondowoso mengaku, ada rasa yang menyenangkan dan tertantang saat bermain panahan. “Kalau busur tidak sesuai target itu membuat tertantang, ingin terus berlatih. Kalau tepat sasaran, ada rasa yang sangat menyenangkan,” paparnya.

Meski memiliki semangat cukup tinggi, Caca ternyata juga sempat berniat berhenti bermain panahan. Sebab, tubuhnya mengalami sakit akibat latihan terus-menerus. Kemudian, dalam beberapa waktu, busur panah yang digunakan juga sempat patah. Sementara, satu pemanah hanya bisa memakai satu busur, karena harus diukur sebelumnya.

Namun, berkat dukungan dan semangat dari pelatih dan orang tuanya, Caca mampu melewati berbagai masa sulit. Dirinya terus berlatih, kemudian dalam satu kesempatan memutuskan untuk mengikuti perlombaan untuk kategori pemula.

Kejuaraan panahan pertama yang diikutinya dilaksanakan di Situbondo. Hasilnya terbilang cukup baik. Dia berhasil meraih medali perunggu. “Sempat grogi dulu,” ucap Caca.

Setelah melewati masa tersebut, Caca kemudian memutuskan untuk kembali mengikuti perlombaan. Kompetisi kedua berada di Pasuruan, mempertemukan atlet panahan pemula se-Jatim. Tak disangka, dia berhasil membawa pulang tiga medali emas dan dua medali perak. Kemudian terbaru, dia mengikuti kejuaraan panahan di Lumajang. Hasilnya, Caca berhasil membawa pulang empat medali emas. “Saat di Lumajang sempat down juga, karena sasaran lebih kecil,” ujar Tri Arso, orang tua Caca.

Melihat prestasi yang berhasil ditorehkan oleh anaknya, Tri Arso mengaku akan lebih mendukung untuk ke depannya. Termasuk melengkapi kebutuhan yang diperlukan oleh Caca. Bahkan sudah disediakan busur panah compound. Padahal Caca masih pada tahap pemula atau menggunakan paralon. “Semoga nanti bisa ikut Porprov dan menjadi atlet profesional,” pungkasnya. (c2/dwi)

Perempuan yang masih duduk di kelas VII SMP 1 Bondowoso mengaku, ada rasa yang menyenangkan dan tertantang saat bermain panahan. “Kalau busur tidak sesuai target itu membuat tertantang, ingin terus berlatih. Kalau tepat sasaran, ada rasa yang sangat menyenangkan,” paparnya.

Meski memiliki semangat cukup tinggi, Caca ternyata juga sempat berniat berhenti bermain panahan. Sebab, tubuhnya mengalami sakit akibat latihan terus-menerus. Kemudian, dalam beberapa waktu, busur panah yang digunakan juga sempat patah. Sementara, satu pemanah hanya bisa memakai satu busur, karena harus diukur sebelumnya.

Namun, berkat dukungan dan semangat dari pelatih dan orang tuanya, Caca mampu melewati berbagai masa sulit. Dirinya terus berlatih, kemudian dalam satu kesempatan memutuskan untuk mengikuti perlombaan untuk kategori pemula.

Kejuaraan panahan pertama yang diikutinya dilaksanakan di Situbondo. Hasilnya terbilang cukup baik. Dia berhasil meraih medali perunggu. “Sempat grogi dulu,” ucap Caca.

Setelah melewati masa tersebut, Caca kemudian memutuskan untuk kembali mengikuti perlombaan. Kompetisi kedua berada di Pasuruan, mempertemukan atlet panahan pemula se-Jatim. Tak disangka, dia berhasil membawa pulang tiga medali emas dan dua medali perak. Kemudian terbaru, dia mengikuti kejuaraan panahan di Lumajang. Hasilnya, Caca berhasil membawa pulang empat medali emas. “Saat di Lumajang sempat down juga, karena sasaran lebih kecil,” ujar Tri Arso, orang tua Caca.

Melihat prestasi yang berhasil ditorehkan oleh anaknya, Tri Arso mengaku akan lebih mendukung untuk ke depannya. Termasuk melengkapi kebutuhan yang diperlukan oleh Caca. Bahkan sudah disediakan busur panah compound. Padahal Caca masih pada tahap pemula atau menggunakan paralon. “Semoga nanti bisa ikut Porprov dan menjadi atlet profesional,” pungkasnya. (c2/dwi)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca