23.1 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Jangan Asingkan ODGJ

Mobile_AP_Rectangle 1

KOTAKULON, Radar Ijen – Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Bondowoso sangat menyayangkan perilaku sosial masyarakat terhadap penderita gangguan mental. Sebab, banyak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tidak mendapatkan hak sosial seperti masyarakat pada umumnya. Sehingga, tak sedikit penderita gangguan mental di Kota Tape memilih balik ke rumah sakit jiwa.

BACA JUGA : Menang 4 – 1 atas Australia, Prancis Pimpin Grup D Piala Dunia 2022

Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Anisatul Hamidah mengatakan, terdapat dua faktor yang membuat penderita mental atau ODGJ sulit sembuh. Di antaranya karena diasingkan oleh masyarakat sekitarnya. Selain itu, pemberian obat yang tidak konsisten oleh pihak keluarga. “Karena tidak jarang di lapangan, pasien bolak-balik ke poli jiwa. Saat ditelusuri, ternyata tidak mendapatkan pelayanan baik,” terangnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Menurut Anis, selayaknya masyarakat memberikan dukungan yang baik bagi penderita mental itu. Artinya, diajak bersosial dan aktivitas produktif lainnya. Sehingga, kondisi penderita mental secara perlahan lebih membaik. “Mereka perlu dukungan dari masyarakat sekitar untuk bisa melakukan kegiatan-kegiatan sosial,” ucapnya.

- Advertisement -

KOTAKULON, Radar Ijen – Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Bondowoso sangat menyayangkan perilaku sosial masyarakat terhadap penderita gangguan mental. Sebab, banyak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tidak mendapatkan hak sosial seperti masyarakat pada umumnya. Sehingga, tak sedikit penderita gangguan mental di Kota Tape memilih balik ke rumah sakit jiwa.

BACA JUGA : Menang 4 – 1 atas Australia, Prancis Pimpin Grup D Piala Dunia 2022

Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Anisatul Hamidah mengatakan, terdapat dua faktor yang membuat penderita mental atau ODGJ sulit sembuh. Di antaranya karena diasingkan oleh masyarakat sekitarnya. Selain itu, pemberian obat yang tidak konsisten oleh pihak keluarga. “Karena tidak jarang di lapangan, pasien bolak-balik ke poli jiwa. Saat ditelusuri, ternyata tidak mendapatkan pelayanan baik,” terangnya.

Menurut Anis, selayaknya masyarakat memberikan dukungan yang baik bagi penderita mental itu. Artinya, diajak bersosial dan aktivitas produktif lainnya. Sehingga, kondisi penderita mental secara perlahan lebih membaik. “Mereka perlu dukungan dari masyarakat sekitar untuk bisa melakukan kegiatan-kegiatan sosial,” ucapnya.

KOTAKULON, Radar Ijen – Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Bondowoso sangat menyayangkan perilaku sosial masyarakat terhadap penderita gangguan mental. Sebab, banyak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tidak mendapatkan hak sosial seperti masyarakat pada umumnya. Sehingga, tak sedikit penderita gangguan mental di Kota Tape memilih balik ke rumah sakit jiwa.

BACA JUGA : Menang 4 – 1 atas Australia, Prancis Pimpin Grup D Piala Dunia 2022

Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Anisatul Hamidah mengatakan, terdapat dua faktor yang membuat penderita mental atau ODGJ sulit sembuh. Di antaranya karena diasingkan oleh masyarakat sekitarnya. Selain itu, pemberian obat yang tidak konsisten oleh pihak keluarga. “Karena tidak jarang di lapangan, pasien bolak-balik ke poli jiwa. Saat ditelusuri, ternyata tidak mendapatkan pelayanan baik,” terangnya.

Menurut Anis, selayaknya masyarakat memberikan dukungan yang baik bagi penderita mental itu. Artinya, diajak bersosial dan aktivitas produktif lainnya. Sehingga, kondisi penderita mental secara perlahan lebih membaik. “Mereka perlu dukungan dari masyarakat sekitar untuk bisa melakukan kegiatan-kegiatan sosial,” ucapnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca