24.4 C
Jember
Thursday, 1 June 2023

Sering Batal Event, Pemkab Bondowoso Tak Keluarkan Kalender Event 2022

Tahun 2021 lalu, Pemerintah Kabupaten Bondowoso nyaris tak menggelar event atau festival satu pun. Bahkan peringatan Hari Jadi Bondowoso (Harjabo) pun tak ada ingar-bingar. Pun halnya dengan festival kopi yang juga terhenti. Lantas bagaimana rencana 2022 ini?

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, tahun lalu, PPKM darurat sempat diberlakukan dua bulan lebih. Aktivitas masyarakat pun terhambat. Banyak destinasi wisata yang tutup dan merugi. Kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, merosot tajam. Terlebih lagi, sepanjang 2021 nyaris tidak ada festival ataupun event yang digelar oleh Pemkab Bondowoso.

Sejumlah event yang sudah digagas pun gagal dilaksanakan. Seperti festival Bondowoso Republik Kopi (BRK) Reborn yang rencananya digelar pada akhir 2021, akhirnya tak dapat restu. Ataupun event sekelas motor trail yang bakal dimainkan di situs Ijen Geopark, Kecamatan Ijen, juga lagi-lagi gagal.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso Mulyadi mengakui bahwa festival atau event di 2021 kemarin masih terkendala pandemi. Tingginya kasus positif Covid-19 membuat gelaran festival tersendat. “Kami juga harus mendukung program pemerintah pusat, yakni melakukan taat protokol kesehatan dan aturan yang berlaku. Setiap mau melaksanakan event harus asesmen terlebih dahulu. Harus jeli dan tahu saat pandemi ini, tak bisa serta-merta,” ujarnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Ketika ditanya apakah memang minimnya anggaran untuk membuat sebuah festival menjadi salah satu kendala utama, pihaknya menerangkan bahwa kemungkinan tersebut seharusnya bisa diantisipasi dengan menggaet sponsor atau pihak swasta. “Kami juga tak bisa memaksakan. Kalaupun event itu secara virtual, ke depan konsep itu juga kami siapkan,” bebernya.

Lantas, bagaimana langkah menyambut 2022? Sayangnya, di 2022 ini Pemkab Bondowoso juga tak mengeluarkan calendar of event. Sebagaimana, bila ada event atau festival yang sudah ada, dipastikan terjadwal guna menarik kunjungan wisatawan ke Bondowoso.

Event atau festival tidak bisa kita kalenderkan secara terjadwal, karena masih pandemi. Kondisinya masih situasional. Paling tidak, kalau Bondowoso sudah level 1, bisa memungkinkan, bisa digelar, ya akan digelar,” lanjutnya.

Disinggung mengenai program prioritas berkaitan dengan wisata Disparbudpora, yakni BRK Reborn, Ijen Geopark, dan Pesta Religi, apakah tahun 2022 ini ada event atau festival yang digelar dari program tersebut, Mulyadi menyebut bahwa tak semuanya Disparbudpora menjadi leading sector. “Untuk Ijen Geopark dan Pesta Religi tetap jalan. Bahkan, bulan Maret atau April ada tim penilai dari UNESCO yang akan datang untuk Ijen Geopark. Sedangkan untuk Pesta Religi akan kami laksanakan. Kami juga sudah mengajukan anggaran melalui APBD,” urainya.

Dirinya menyebut, untuk festival kopi tupoksinya bukan berada di Disparbudpora. “Ada Dinas Pertanian untuk budi daya dan Diskoperindag untuk pascapanennya. Ini yang harus dipahami dahulu,” ucapnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, tahun lalu, PPKM darurat sempat diberlakukan dua bulan lebih. Aktivitas masyarakat pun terhambat. Banyak destinasi wisata yang tutup dan merugi. Kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, merosot tajam. Terlebih lagi, sepanjang 2021 nyaris tidak ada festival ataupun event yang digelar oleh Pemkab Bondowoso.

Sejumlah event yang sudah digagas pun gagal dilaksanakan. Seperti festival Bondowoso Republik Kopi (BRK) Reborn yang rencananya digelar pada akhir 2021, akhirnya tak dapat restu. Ataupun event sekelas motor trail yang bakal dimainkan di situs Ijen Geopark, Kecamatan Ijen, juga lagi-lagi gagal.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso Mulyadi mengakui bahwa festival atau event di 2021 kemarin masih terkendala pandemi. Tingginya kasus positif Covid-19 membuat gelaran festival tersendat. “Kami juga harus mendukung program pemerintah pusat, yakni melakukan taat protokol kesehatan dan aturan yang berlaku. Setiap mau melaksanakan event harus asesmen terlebih dahulu. Harus jeli dan tahu saat pandemi ini, tak bisa serta-merta,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah memang minimnya anggaran untuk membuat sebuah festival menjadi salah satu kendala utama, pihaknya menerangkan bahwa kemungkinan tersebut seharusnya bisa diantisipasi dengan menggaet sponsor atau pihak swasta. “Kami juga tak bisa memaksakan. Kalaupun event itu secara virtual, ke depan konsep itu juga kami siapkan,” bebernya.

Lantas, bagaimana langkah menyambut 2022? Sayangnya, di 2022 ini Pemkab Bondowoso juga tak mengeluarkan calendar of event. Sebagaimana, bila ada event atau festival yang sudah ada, dipastikan terjadwal guna menarik kunjungan wisatawan ke Bondowoso.

Event atau festival tidak bisa kita kalenderkan secara terjadwal, karena masih pandemi. Kondisinya masih situasional. Paling tidak, kalau Bondowoso sudah level 1, bisa memungkinkan, bisa digelar, ya akan digelar,” lanjutnya.

Disinggung mengenai program prioritas berkaitan dengan wisata Disparbudpora, yakni BRK Reborn, Ijen Geopark, dan Pesta Religi, apakah tahun 2022 ini ada event atau festival yang digelar dari program tersebut, Mulyadi menyebut bahwa tak semuanya Disparbudpora menjadi leading sector. “Untuk Ijen Geopark dan Pesta Religi tetap jalan. Bahkan, bulan Maret atau April ada tim penilai dari UNESCO yang akan datang untuk Ijen Geopark. Sedangkan untuk Pesta Religi akan kami laksanakan. Kami juga sudah mengajukan anggaran melalui APBD,” urainya.

Dirinya menyebut, untuk festival kopi tupoksinya bukan berada di Disparbudpora. “Ada Dinas Pertanian untuk budi daya dan Diskoperindag untuk pascapanennya. Ini yang harus dipahami dahulu,” ucapnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, tahun lalu, PPKM darurat sempat diberlakukan dua bulan lebih. Aktivitas masyarakat pun terhambat. Banyak destinasi wisata yang tutup dan merugi. Kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, merosot tajam. Terlebih lagi, sepanjang 2021 nyaris tidak ada festival ataupun event yang digelar oleh Pemkab Bondowoso.

Sejumlah event yang sudah digagas pun gagal dilaksanakan. Seperti festival Bondowoso Republik Kopi (BRK) Reborn yang rencananya digelar pada akhir 2021, akhirnya tak dapat restu. Ataupun event sekelas motor trail yang bakal dimainkan di situs Ijen Geopark, Kecamatan Ijen, juga lagi-lagi gagal.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso Mulyadi mengakui bahwa festival atau event di 2021 kemarin masih terkendala pandemi. Tingginya kasus positif Covid-19 membuat gelaran festival tersendat. “Kami juga harus mendukung program pemerintah pusat, yakni melakukan taat protokol kesehatan dan aturan yang berlaku. Setiap mau melaksanakan event harus asesmen terlebih dahulu. Harus jeli dan tahu saat pandemi ini, tak bisa serta-merta,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah memang minimnya anggaran untuk membuat sebuah festival menjadi salah satu kendala utama, pihaknya menerangkan bahwa kemungkinan tersebut seharusnya bisa diantisipasi dengan menggaet sponsor atau pihak swasta. “Kami juga tak bisa memaksakan. Kalaupun event itu secara virtual, ke depan konsep itu juga kami siapkan,” bebernya.

Lantas, bagaimana langkah menyambut 2022? Sayangnya, di 2022 ini Pemkab Bondowoso juga tak mengeluarkan calendar of event. Sebagaimana, bila ada event atau festival yang sudah ada, dipastikan terjadwal guna menarik kunjungan wisatawan ke Bondowoso.

Event atau festival tidak bisa kita kalenderkan secara terjadwal, karena masih pandemi. Kondisinya masih situasional. Paling tidak, kalau Bondowoso sudah level 1, bisa memungkinkan, bisa digelar, ya akan digelar,” lanjutnya.

Disinggung mengenai program prioritas berkaitan dengan wisata Disparbudpora, yakni BRK Reborn, Ijen Geopark, dan Pesta Religi, apakah tahun 2022 ini ada event atau festival yang digelar dari program tersebut, Mulyadi menyebut bahwa tak semuanya Disparbudpora menjadi leading sector. “Untuk Ijen Geopark dan Pesta Religi tetap jalan. Bahkan, bulan Maret atau April ada tim penilai dari UNESCO yang akan datang untuk Ijen Geopark. Sedangkan untuk Pesta Religi akan kami laksanakan. Kami juga sudah mengajukan anggaran melalui APBD,” urainya.

Dirinya menyebut, untuk festival kopi tupoksinya bukan berada di Disparbudpora. “Ada Dinas Pertanian untuk budi daya dan Diskoperindag untuk pascapanennya. Ini yang harus dipahami dahulu,” ucapnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca