31.1 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Soekaryo Terpilih Jadi Ketua PMI Bondowoso

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Setelah dua tahun lebih jabatan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bondowoso dijabat oleh plt, akhirnya kini sudah memiliki pejabat definitif alias ketua terpilih. Berdasar hasil Musyawarah Kabupaten (Muskab) PMI Bondowoso di Pendapa Bupati, kemarin (22/11), Soekaryo dipilih dan dipercaya untuk menjadi ketua.

Hal tersebut terjadi setelah perwakilan seluruh pengurus PMI kecamatan mengusulkan nama Soekaryo yang juga menjabat sebagai Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso. Akhirnya, dia terpilih secara aklamasi karena dalam pengusulan calon hanya muncul namanya.

Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin menerangkan, sesuai amanah UU Nomor 1 Tahun 2018, PMI adalah organisasi kemanusiaan. Karena itu, PMI harus mampu menjadi perekat bangsa dan perekat kemanusiaan. “Karena ini, organisasi tersebut tidak mengenal batas ras dan pandangan politik,” ujarnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Bagi dia, pengalaman organisasi PMI beberapa waktu lalu harus menjadi pelajaran agar lebih baik. Sebab, kata Salwa, PMI merupakan organisasi kemanusiaan yang harus siap menghadapi tantangan teknologi dan informasi. “Alam saat ini semakin tidak bersahabat. Perubahan iklim yang ekstrem akan berdampak pada semua lini ditandai dengan banyaknya bencana,” tuturnya.

Dalam muskab tersebut, lanjut Salwa, peserta harus melaksanakan aturan organisasi untuk membahas, merumuskan, dan mengoordinasikan berbagai program dan kegiatan lanjutan. “Melalui muskab ini, semoga lahir calon pemimpin baru yang bisa membawa organisasi ke arah yang lebih baik dengan kinerja nyata yang dapat dirasakan baik oleh organisasi maupun masyarakat,”imbuhnya.

Selain itu, Salwa berharap kepada pengurus terpilih nantinya harus mampu menjalin kerja sama yang baik dengan relawan dan pemerintah dalam mengemban misi kemanusiaan. Pihaknya juga berjanji akan meningkatkan sarana dan prasarana di Unit Donor Darah (UDD) PMI Bondowoso sehingga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat bisa lebih maksimal.

Sementara itu, Sekretaris PMI Jawa Timur Edi Purwinarto menerangkan, kekuatan PMI di tingkat kabupaten adalah para relawan. Dari hal itu, dia menegaskan bahwa pihaknya harus memaksimalkan para relawan. Terlebih, mereka yang akan turun langsung ke lapangan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Misalnya, bencana banjir, longsor, dan lain sebagainya. “PMI Bondowoso selama ini, dalam tanda petik, memang perlu ditingkatkan,” katanya.

Dia menegaskan, para relawan tersebut memang harus memiliki kompetensi di bidangnya. Jadi, tak sekadar relawan begitu saja. “Kami akan melakukan pelatihan-pelatihan. Ketika ada daerah yang sangat minim seperti ini, porsinya akan lebih banyak. Tujuannya, untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Setelah dua tahun lebih jabatan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bondowoso dijabat oleh plt, akhirnya kini sudah memiliki pejabat definitif alias ketua terpilih. Berdasar hasil Musyawarah Kabupaten (Muskab) PMI Bondowoso di Pendapa Bupati, kemarin (22/11), Soekaryo dipilih dan dipercaya untuk menjadi ketua.

Hal tersebut terjadi setelah perwakilan seluruh pengurus PMI kecamatan mengusulkan nama Soekaryo yang juga menjabat sebagai Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso. Akhirnya, dia terpilih secara aklamasi karena dalam pengusulan calon hanya muncul namanya.

Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin menerangkan, sesuai amanah UU Nomor 1 Tahun 2018, PMI adalah organisasi kemanusiaan. Karena itu, PMI harus mampu menjadi perekat bangsa dan perekat kemanusiaan. “Karena ini, organisasi tersebut tidak mengenal batas ras dan pandangan politik,” ujarnya.

Bagi dia, pengalaman organisasi PMI beberapa waktu lalu harus menjadi pelajaran agar lebih baik. Sebab, kata Salwa, PMI merupakan organisasi kemanusiaan yang harus siap menghadapi tantangan teknologi dan informasi. “Alam saat ini semakin tidak bersahabat. Perubahan iklim yang ekstrem akan berdampak pada semua lini ditandai dengan banyaknya bencana,” tuturnya.

Dalam muskab tersebut, lanjut Salwa, peserta harus melaksanakan aturan organisasi untuk membahas, merumuskan, dan mengoordinasikan berbagai program dan kegiatan lanjutan. “Melalui muskab ini, semoga lahir calon pemimpin baru yang bisa membawa organisasi ke arah yang lebih baik dengan kinerja nyata yang dapat dirasakan baik oleh organisasi maupun masyarakat,”imbuhnya.

Selain itu, Salwa berharap kepada pengurus terpilih nantinya harus mampu menjalin kerja sama yang baik dengan relawan dan pemerintah dalam mengemban misi kemanusiaan. Pihaknya juga berjanji akan meningkatkan sarana dan prasarana di Unit Donor Darah (UDD) PMI Bondowoso sehingga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat bisa lebih maksimal.

Sementara itu, Sekretaris PMI Jawa Timur Edi Purwinarto menerangkan, kekuatan PMI di tingkat kabupaten adalah para relawan. Dari hal itu, dia menegaskan bahwa pihaknya harus memaksimalkan para relawan. Terlebih, mereka yang akan turun langsung ke lapangan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Misalnya, bencana banjir, longsor, dan lain sebagainya. “PMI Bondowoso selama ini, dalam tanda petik, memang perlu ditingkatkan,” katanya.

Dia menegaskan, para relawan tersebut memang harus memiliki kompetensi di bidangnya. Jadi, tak sekadar relawan begitu saja. “Kami akan melakukan pelatihan-pelatihan. Ketika ada daerah yang sangat minim seperti ini, porsinya akan lebih banyak. Tujuannya, untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Setelah dua tahun lebih jabatan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bondowoso dijabat oleh plt, akhirnya kini sudah memiliki pejabat definitif alias ketua terpilih. Berdasar hasil Musyawarah Kabupaten (Muskab) PMI Bondowoso di Pendapa Bupati, kemarin (22/11), Soekaryo dipilih dan dipercaya untuk menjadi ketua.

Hal tersebut terjadi setelah perwakilan seluruh pengurus PMI kecamatan mengusulkan nama Soekaryo yang juga menjabat sebagai Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso. Akhirnya, dia terpilih secara aklamasi karena dalam pengusulan calon hanya muncul namanya.

Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin menerangkan, sesuai amanah UU Nomor 1 Tahun 2018, PMI adalah organisasi kemanusiaan. Karena itu, PMI harus mampu menjadi perekat bangsa dan perekat kemanusiaan. “Karena ini, organisasi tersebut tidak mengenal batas ras dan pandangan politik,” ujarnya.

Bagi dia, pengalaman organisasi PMI beberapa waktu lalu harus menjadi pelajaran agar lebih baik. Sebab, kata Salwa, PMI merupakan organisasi kemanusiaan yang harus siap menghadapi tantangan teknologi dan informasi. “Alam saat ini semakin tidak bersahabat. Perubahan iklim yang ekstrem akan berdampak pada semua lini ditandai dengan banyaknya bencana,” tuturnya.

Dalam muskab tersebut, lanjut Salwa, peserta harus melaksanakan aturan organisasi untuk membahas, merumuskan, dan mengoordinasikan berbagai program dan kegiatan lanjutan. “Melalui muskab ini, semoga lahir calon pemimpin baru yang bisa membawa organisasi ke arah yang lebih baik dengan kinerja nyata yang dapat dirasakan baik oleh organisasi maupun masyarakat,”imbuhnya.

Selain itu, Salwa berharap kepada pengurus terpilih nantinya harus mampu menjalin kerja sama yang baik dengan relawan dan pemerintah dalam mengemban misi kemanusiaan. Pihaknya juga berjanji akan meningkatkan sarana dan prasarana di Unit Donor Darah (UDD) PMI Bondowoso sehingga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat bisa lebih maksimal.

Sementara itu, Sekretaris PMI Jawa Timur Edi Purwinarto menerangkan, kekuatan PMI di tingkat kabupaten adalah para relawan. Dari hal itu, dia menegaskan bahwa pihaknya harus memaksimalkan para relawan. Terlebih, mereka yang akan turun langsung ke lapangan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Misalnya, bencana banjir, longsor, dan lain sebagainya. “PMI Bondowoso selama ini, dalam tanda petik, memang perlu ditingkatkan,” katanya.

Dia menegaskan, para relawan tersebut memang harus memiliki kompetensi di bidangnya. Jadi, tak sekadar relawan begitu saja. “Kami akan melakukan pelatihan-pelatihan. Ketika ada daerah yang sangat minim seperti ini, porsinya akan lebih banyak. Tujuannya, untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca