DABASAH, Radar Ijen – Setelah daya beli daging sapi sempat menurun akibat merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK), kini kembali pulih seperti semula. Para penjual daging di Bondowoso sudah kembali berani menstok daging. Padahal saat awal PMK banyak pedagang membuang daging karena busuk akibat tidak laku.
BACA JUGA : Inovasi Mahasiswa Polije, Ciptakan Alat Semprot Tenaga Surya
Muhamad Kholil, pedagang daging sapi di Pasar Induk Bondowoso, mengatakan, dia berhasil menjual 150 kilogram daging sapi setiap hari. Menurutnya, saat ini masyarakat sudah kembali mengonsumsi daging sapi meskipun tanpa ada hajatan apa pun. “Biasanya kalau waktu PMK itu, yang beli daging sapi saat ada hajatan saja. Itu pun sedikit,” ucapnya.
Pria asal Kecamatan Tenggarang itu menambahkan, dia menstok 150 kilogram daging sapi itu juga habis dalam setengah hari saja. “Tadi malam menyediakan 150 kilogram. Siang hari sudah habis semua,” jelasnya.
Kholil menambahkan, harga yang dipasang saat ini senilai Rp 110 ribu per kilogram. dengan harga tersebut, saat ini pembeli juga tidak banyak menawar. Berbeda dengan saat PMK. Meski harga daging sapi jatuh hingga Rp 70 ribu per kilogram, para pembeli masih meminta pengurangan harga. “Harga Rp 110 ribu itu sudah normal,” ucapnya.
Pihaknya menambahkan, normalnya daya beli masyarakat terhadap daging ini sudah sekitar satu bulan. Hingga saat ini, masyarakat sudah tidak enggan lagi untuk mengonsumsi daging sapi. “Saya bersyukur, saat ini PMK sudah benar-benar hilang. Pengaruhnya pada daya beli masyarakat semakin membaik,” ulasnya.
Apalagi saat ini sudah mendekati hari besar Islam, yakni Maulid Nabi. Diprediksi permintaan daging sapi akan meningkat. Sebab, pada momentum besar tersebut, masyarakat Bondowoso akan menyajikan makanan spesial, salah satunya daging sapi. (aln/c2/dwi)