Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Di balik gegap gempita menyambut Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim, terlebih lagi Bondowoso dengan Kawah Ijen-nya dijadikan pengambilan api untuk obor Porprov, ada rasa gelisah pegawai honorer di Lingkungan Pemkab Bondowoso. Pegawai yang kerap disibukkan dengan urusan teknis lapangan itu dibuat galau tentang penerapan penghapusan tenaga honorer oleh pemerintah pusat, tahun depan, 2023.
BACA JUGA : Violence Culture: Sebuah Budaya Tempat Penahanan?
Wakil Bupati (Wabup) Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat mengaku, setelah adanya wacana penghapusan tersebut, sudah banyak yang merasa ketakutan akan kehilangan pekerjaan mereka. Bahkan, pihaknya mengaku mendapat laporan terdapat sejumlah honorer yang menurunkan kinerja mereka.
Mobile_AP_Rectangle 2
Bila kebijakan pemerintah pusat tentang penghapusan tenaga kerja honorer itu diterapkan, menurut Irwan, maka seminimal mungkin tidak ada korban. Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada instansi terkait untuk melakukan pendataan, berapa tenaga honorer di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD). “Ternyata jumlahnya kurang lebih ada 6.700 tenaga honorer yang tidak terdaftar. Baik sebagai K-1 ataupun K-2,” katanya.
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Di balik gegap gempita menyambut Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim, terlebih lagi Bondowoso dengan Kawah Ijen-nya dijadikan pengambilan api untuk obor Porprov, ada rasa gelisah pegawai honorer di Lingkungan Pemkab Bondowoso. Pegawai yang kerap disibukkan dengan urusan teknis lapangan itu dibuat galau tentang penerapan penghapusan tenaga honorer oleh pemerintah pusat, tahun depan, 2023.
BACA JUGA : Violence Culture: Sebuah Budaya Tempat Penahanan?
Wakil Bupati (Wabup) Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat mengaku, setelah adanya wacana penghapusan tersebut, sudah banyak yang merasa ketakutan akan kehilangan pekerjaan mereka. Bahkan, pihaknya mengaku mendapat laporan terdapat sejumlah honorer yang menurunkan kinerja mereka.
Bila kebijakan pemerintah pusat tentang penghapusan tenaga kerja honorer itu diterapkan, menurut Irwan, maka seminimal mungkin tidak ada korban. Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada instansi terkait untuk melakukan pendataan, berapa tenaga honorer di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD). “Ternyata jumlahnya kurang lebih ada 6.700 tenaga honorer yang tidak terdaftar. Baik sebagai K-1 ataupun K-2,” katanya.
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Di balik gegap gempita menyambut Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim, terlebih lagi Bondowoso dengan Kawah Ijen-nya dijadikan pengambilan api untuk obor Porprov, ada rasa gelisah pegawai honorer di Lingkungan Pemkab Bondowoso. Pegawai yang kerap disibukkan dengan urusan teknis lapangan itu dibuat galau tentang penerapan penghapusan tenaga honorer oleh pemerintah pusat, tahun depan, 2023.
BACA JUGA : Violence Culture: Sebuah Budaya Tempat Penahanan?
Wakil Bupati (Wabup) Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat mengaku, setelah adanya wacana penghapusan tersebut, sudah banyak yang merasa ketakutan akan kehilangan pekerjaan mereka. Bahkan, pihaknya mengaku mendapat laporan terdapat sejumlah honorer yang menurunkan kinerja mereka.
Bila kebijakan pemerintah pusat tentang penghapusan tenaga kerja honorer itu diterapkan, menurut Irwan, maka seminimal mungkin tidak ada korban. Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada instansi terkait untuk melakukan pendataan, berapa tenaga honorer di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD). “Ternyata jumlahnya kurang lebih ada 6.700 tenaga honorer yang tidak terdaftar. Baik sebagai K-1 ataupun K-2,” katanya.