BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ratusan santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo asal Kabupaten Bondowoso berangkat ke pondok bersama-sama, kemarin (21/5). Mereka diantar menggunakan bus yang disediakan khusus oleh ponpes untuk para santri. Terdapat 11 titik kumpul para santri, dibagi berdasarkan zona tempat tinggal masing-masing. Salah satunya titik halaman MTs Ukhuwah Islamiyah Poncogati, Curahdami.
Abdul Kadir, Wakil Ketua Rayon Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah Situbondo (IKSASS) Bondowoso, menyampaikan, sebelum kembali ke ponpes, para santri diwajibkan untuk menjalani rapid test terlebih dahulu. Pemerintah Bondowoso telah menggratiskan. “Semua santri yang balik sudah melaksanakan rapid antigen, sehari sebelumnya,” ungkapnya.
Selain itu, sebelum kembali, mereka juga diwajibkan untuk menjalani isolasi mandiri selama lima hari sebelum pemberangkatan. Hal ini dibuktikan dengan surat pernyataan dari wali santri. “Kebanyakan di surat pernyataan itu mulai tanggal 15 sampai 20 Mei,” jelasnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Ijen, momentum pemberangkatan santri sempat diwarnai dengan kemacetan jalan di sekitar titik pemberangkatan. Beruntung, pengurus subrayon bersama kepolisian setempat berupaya mengatur lalu lintas, sehingga kemacetan pun bisa diminimalisasi. Kemacetan tersebut disebabkan banyaknya para pengantar santri yang akan kembali. Sedangkan jalan di sekitar terbilang cukup sempit.
Menanggapi hal itu, Abdul Kadir menjelaskan, seharusnya pemberangkatan santri ini tidak membeludak. Sebab, yang boleh mengantar santri ke titik kumpul hanyalah satu wali saja. Pada kenyataannya, bukan hanya satu wali, melainkan satu santri bisa hingga tiga orang yang mengantarkan.
“Antisipasi yang seperti ini belum ada dalam pikiran kami. Karena dalam pikiran kami, mereka akan datang satu santri dan satu wali santri. Paling tidak, boncengan sepeda. Ternyata di luar ekspektasi kami,” tandasnya.
Jurnalis : mg3
Fotografer : mg3
Redaktur : Solikhul Huda