29.4 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Jangan Larang Saya Ketawa

Buku yang Terlahir saat Pandemi

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), 20 Mei, diperingati dengan launching buku. Hal itu untuk menggairahkan semangat kebangkitan sebagai bangsa yang tangguh. Launching buku dilaksanakan oleh Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Provinsi Jawa Timur wilayah Bondowoso dan Situbondo di SMKN 1 Bondowoso, Kamis (20/5).

Buku yang di-launching berjudul Jangan Larang Saya Ketawa. Ditulis siswa dan guru di Cabdin Wilayah Bondowoso. Buku yang diterbitkan itu berisi tentang perjuangan serta berbagai pengalaman insan pendidikan melawan kerasnya pandemi. Jadi, selain memberikan edukasi, buku-buku itu juga dinilai menghibur bagi para pembacanya. Sehingga, menurut Sugiono Eksantoso, Kacabdin Jawa Timur wilayah Bondowoso, ketika terhibur maka, daya imun dalam tubuh akan meningkat. Ketika imun sudah kuat, maka Covid-19 akan segera sirna.

Hal inilah yang dirasa bisa menjadi langkah awal untuk kebangkitan pendidikan melawan pandemi. Apalagi sudah lebih dari setahun dunia pendidikan dihadang oleh pandemi yang masih belum diketahui kapan berakhirnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sugiono mengatakan, peringatan Harkitnas bukan sekadar slogan, tema, dan euforia belaka. Melainkan seluruh masyarakat, khususnya insan pendidikan, benar-benar bangkit dari keterpurukan di tengah pandemi. Dengan hal itu, dirinya mendorong kepada seluruh kepala sekolah di Bondowoso dan Situbondo untuk membuat karya yang bisa dinikmati oleh semua orang sesuai dengan passion masing-masing.

Dikatakan, kegiatan yang diikuti oleh seluruh kepala SMA dan SMK di seluruh Bondowoso dan Situbondo ini sebagai tanda kebangkitan pendidikan. Sebab, menurutnya, kebangkitan itu sendiri bisa dilakukan dengan cara menggalakkan literasi di sekolah, baik siswa ataupun tenaga pendidik.

“Sudah saatnya kami berubah dan berinovasi. Jangan biarkan kondisi ini terus berlarut-larut. Tapi, dengan sebuah inovasi dan keinginan apa pun, maka saya yakin pandemi ini akan segera berakhir,” ungkap Sugiono.

Dijelaskan, pendidikan tidak boleh stagnan karena pandemi. Tapi, harus tetap bangkit dan maju dengan berbagai inovasi tadi. Salah satu inovasi tersebut adalah dengan menggalakkan gerakan literasi. Oleh sebab itu, pihaknya akan menerapkan semua sekolah harus bisa menulis apa pun itu bentuknya. Sehingga diharapkan sekolah-sekolah nantinya bisa benar-benar bangkit.

Selain itu, hari-hari besar nasional harus tetap diperingati walaupun masih dalam kondisi pandemi seperti saat ini. Sebab, menurutnya, ada pesan moral yang perlu diketahui oleh para siswa. Sehingga para siswa bisa mengetahui sejarah dari bangsa Indonesia. “Persoalan nilai-nilai historis perjuangan tidak boleh kita lupakan,” tandasnya.

 

 

Jurnalis : mg3
Fotografer : mg3
Redaktur : Solikhul Huda

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), 20 Mei, diperingati dengan launching buku. Hal itu untuk menggairahkan semangat kebangkitan sebagai bangsa yang tangguh. Launching buku dilaksanakan oleh Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Provinsi Jawa Timur wilayah Bondowoso dan Situbondo di SMKN 1 Bondowoso, Kamis (20/5).

Buku yang di-launching berjudul Jangan Larang Saya Ketawa. Ditulis siswa dan guru di Cabdin Wilayah Bondowoso. Buku yang diterbitkan itu berisi tentang perjuangan serta berbagai pengalaman insan pendidikan melawan kerasnya pandemi. Jadi, selain memberikan edukasi, buku-buku itu juga dinilai menghibur bagi para pembacanya. Sehingga, menurut Sugiono Eksantoso, Kacabdin Jawa Timur wilayah Bondowoso, ketika terhibur maka, daya imun dalam tubuh akan meningkat. Ketika imun sudah kuat, maka Covid-19 akan segera sirna.

Hal inilah yang dirasa bisa menjadi langkah awal untuk kebangkitan pendidikan melawan pandemi. Apalagi sudah lebih dari setahun dunia pendidikan dihadang oleh pandemi yang masih belum diketahui kapan berakhirnya.

Sugiono mengatakan, peringatan Harkitnas bukan sekadar slogan, tema, dan euforia belaka. Melainkan seluruh masyarakat, khususnya insan pendidikan, benar-benar bangkit dari keterpurukan di tengah pandemi. Dengan hal itu, dirinya mendorong kepada seluruh kepala sekolah di Bondowoso dan Situbondo untuk membuat karya yang bisa dinikmati oleh semua orang sesuai dengan passion masing-masing.

Dikatakan, kegiatan yang diikuti oleh seluruh kepala SMA dan SMK di seluruh Bondowoso dan Situbondo ini sebagai tanda kebangkitan pendidikan. Sebab, menurutnya, kebangkitan itu sendiri bisa dilakukan dengan cara menggalakkan literasi di sekolah, baik siswa ataupun tenaga pendidik.

“Sudah saatnya kami berubah dan berinovasi. Jangan biarkan kondisi ini terus berlarut-larut. Tapi, dengan sebuah inovasi dan keinginan apa pun, maka saya yakin pandemi ini akan segera berakhir,” ungkap Sugiono.

Dijelaskan, pendidikan tidak boleh stagnan karena pandemi. Tapi, harus tetap bangkit dan maju dengan berbagai inovasi tadi. Salah satu inovasi tersebut adalah dengan menggalakkan gerakan literasi. Oleh sebab itu, pihaknya akan menerapkan semua sekolah harus bisa menulis apa pun itu bentuknya. Sehingga diharapkan sekolah-sekolah nantinya bisa benar-benar bangkit.

Selain itu, hari-hari besar nasional harus tetap diperingati walaupun masih dalam kondisi pandemi seperti saat ini. Sebab, menurutnya, ada pesan moral yang perlu diketahui oleh para siswa. Sehingga para siswa bisa mengetahui sejarah dari bangsa Indonesia. “Persoalan nilai-nilai historis perjuangan tidak boleh kita lupakan,” tandasnya.

 

 

Jurnalis : mg3
Fotografer : mg3
Redaktur : Solikhul Huda

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), 20 Mei, diperingati dengan launching buku. Hal itu untuk menggairahkan semangat kebangkitan sebagai bangsa yang tangguh. Launching buku dilaksanakan oleh Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Provinsi Jawa Timur wilayah Bondowoso dan Situbondo di SMKN 1 Bondowoso, Kamis (20/5).

Buku yang di-launching berjudul Jangan Larang Saya Ketawa. Ditulis siswa dan guru di Cabdin Wilayah Bondowoso. Buku yang diterbitkan itu berisi tentang perjuangan serta berbagai pengalaman insan pendidikan melawan kerasnya pandemi. Jadi, selain memberikan edukasi, buku-buku itu juga dinilai menghibur bagi para pembacanya. Sehingga, menurut Sugiono Eksantoso, Kacabdin Jawa Timur wilayah Bondowoso, ketika terhibur maka, daya imun dalam tubuh akan meningkat. Ketika imun sudah kuat, maka Covid-19 akan segera sirna.

Hal inilah yang dirasa bisa menjadi langkah awal untuk kebangkitan pendidikan melawan pandemi. Apalagi sudah lebih dari setahun dunia pendidikan dihadang oleh pandemi yang masih belum diketahui kapan berakhirnya.

Sugiono mengatakan, peringatan Harkitnas bukan sekadar slogan, tema, dan euforia belaka. Melainkan seluruh masyarakat, khususnya insan pendidikan, benar-benar bangkit dari keterpurukan di tengah pandemi. Dengan hal itu, dirinya mendorong kepada seluruh kepala sekolah di Bondowoso dan Situbondo untuk membuat karya yang bisa dinikmati oleh semua orang sesuai dengan passion masing-masing.

Dikatakan, kegiatan yang diikuti oleh seluruh kepala SMA dan SMK di seluruh Bondowoso dan Situbondo ini sebagai tanda kebangkitan pendidikan. Sebab, menurutnya, kebangkitan itu sendiri bisa dilakukan dengan cara menggalakkan literasi di sekolah, baik siswa ataupun tenaga pendidik.

“Sudah saatnya kami berubah dan berinovasi. Jangan biarkan kondisi ini terus berlarut-larut. Tapi, dengan sebuah inovasi dan keinginan apa pun, maka saya yakin pandemi ini akan segera berakhir,” ungkap Sugiono.

Dijelaskan, pendidikan tidak boleh stagnan karena pandemi. Tapi, harus tetap bangkit dan maju dengan berbagai inovasi tadi. Salah satu inovasi tersebut adalah dengan menggalakkan gerakan literasi. Oleh sebab itu, pihaknya akan menerapkan semua sekolah harus bisa menulis apa pun itu bentuknya. Sehingga diharapkan sekolah-sekolah nantinya bisa benar-benar bangkit.

Selain itu, hari-hari besar nasional harus tetap diperingati walaupun masih dalam kondisi pandemi seperti saat ini. Sebab, menurutnya, ada pesan moral yang perlu diketahui oleh para siswa. Sehingga para siswa bisa mengetahui sejarah dari bangsa Indonesia. “Persoalan nilai-nilai historis perjuangan tidak boleh kita lupakan,” tandasnya.

 

 

Jurnalis : mg3
Fotografer : mg3
Redaktur : Solikhul Huda

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca