JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sisa material bencana banjir bandang itu masih terlihat nyata di wilayah Desa Kalisat dan Desa Sempol, Kecamatan Ijen. Kayu besar hingga kecil juga masih menghiasi di pinggir jalan, kemarin (21/2). Meski begitu, tim penanggulangan bencana banjir bandang Ijen yang bertugas secara resmi telah dibubarkan sejak Senin, 20 Februari lalu. Selanjutnya, pembersihan akan dilakukan oleh pihak kecamatan dan instansi terkait lainnya. Namun, langkah lain pascapenanganan juga harus segera diselesaikan.
BACA JUGA : Harga Pakan Mulai Naik, Peternak Lele Risau
Dandim 0822 Bondowoso Letkol Arm Suhendra Cipta mengatakan, setelah delapan hari, akhirnya penanganan banjir bandang Ijen ditutup. Pihaknya meminta agar ke depan kecamatan bersama forum pimpinan kecamatan lainnya serta mengajak masyarakat turut siaga. Salah satunya yakni dengan kembali menggalakkan poskamling. Mengingat masih ada potensi terjadi cuaca ekstrem. “Ke depan harus lebih bijak menghadapi perubahan-perubahan alam yang terjadi,” katanya.
Banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Ijen disebut karena adanya longsor pada 14 titik di Gunung Suket. Kondisi itu pun diperparah dengan sumbatan di aliran air dari Gunung Suket. Tim gabungan satgas penanganan banjir Ijen sudah melakukan pembersihan. Namun demikian, diharapkan ke depan masyarakat juga memiliki kesadaran bersama untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Melihat itu, pihaknya menyebutkan ada beberapa rekomendasi yang diberikan oleh tim satgas bencana kepada pemerintah daerah. Di antaranya yakni melakukan pembuatan gorong-gorong di Desa Sempol, normalisasi saluran depan Koramil Ijen, larangan menggunakan titian beton di tiap rumah, serta relokasi rumah warga terdampak dan sekolah.
Tak kalah penting yaitu tidak ada perluasan penanaman kubis dan kentang. Kalaupun ada, harus diatur oleh Perhutani sebagaimana ketentuan 51 persen tanaman keras, dan 49 persen tanaman hortikultura. “Kalaupun ada penanaman sayuran, silakan diatur oleh Perhutani dan PTPN, serta masyarakat sini. Jangan seenaknya sendiri,” urainya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat menyebut, bencana di kecamatan Ijen itu sudah ketiga kali. Oleh sebab itu, dia mengajak masyarakat dan semua pihak terkait lainnya untuk ikut melestarikan alam. “Jangan sembarangan melakukan alih fungsi lahan,” pungkasnya. (ham/c2/dwi)