BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pandemi membuat berbagai pergelaran pentas budaya lesu. Di Bondowoso, gelaran pertunjukan seni budaya masih belum bisa leluasa menyuguhkan atraksinya kembali. Bahkan, event-event kabupaten ataupun dari provinsi juga belum memaksimalkan pertunjukan budaya lokal.
Nyaris, pertunjukan seni budaya di Bondowoso bisa dibilang mati suri. Vakum dan belum bisa bangkit kembali. Salah satunya adalah pergelaran tari Singo Ulung dan Topeng Kona. Dua tarian tersebut menjadi satu kesatuan. Apalagi Singo Ulung dan Topeng Kona masuk dalam culture site Ijen Geopark.
Endah Listyorini, Kepala Seksi (Kasi) Budaya dan Tradisi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Bondowoso, mengakui bahwa pada kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini belum banyak kegiatan budaya dalam sebuah event. Terlebih, angka suspect Covid-19 di Bondowoso beberapa pekan belakangan kembali naik. “Kalau dari sisi kami, pembinaan tentu ada dampaknya. Karena terkena refocusing juga. Bukan hanya tarian Topeng Kona, tetapi juga kesenian yang lain,” bebernya.
Endah menambahkan, terakhir kali kesenian Bondowoso mentas yakni pada Gelar Seni Budaya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, beberapa bulan lalu. “Setelah tampil di TMII, belum tampil lagi. Ya, karena situasinya sekarang ini belum memungkinkan,” imbuhnya.
Ditanya terkait eksistensi tari Topeng Kona untuk semakin dikenalkan kepada masyarakat, begitupun dengan kesenian lainnya, pihaknya mengaku juga terus berupaya turun melakukan pembinaan kepada sejumlah sanggar. “Karena kami sebagai pembina, kalau lokasi sanggarnya dimungkinkan untuk latihan, ya tidak masalah. Tidak dalam wilayah zona merah Covid-19,” lanjutnya.
Menurut Endah, sebenarnya ada beberapa kegiatan dari provinsi seperti pemutaran bioskop keliling (bioling) film-film lokal atau daerah dari kelompok-kelompok seni. Namun, pemutaran tersebut belum merata. “Beberapa daerah menolak karena masih belum cukup aman untuk situasi pandemi,” urainya.
Beberapa event level provinsi seperti pawai budaya pun akhirnya belum digelar kembali. Seperti pawai budaya yang terakhir kali digelar di Situbondo, tahun 2019 silam, dengan pesertanya kabupaten/kota se-Jawa Timur. “Tapi, ada juga beberapa kegiatan melalui virtual. Seperti tim provinsi turun langsung ke Bondowoso untuk mengambil video,” ungkapnya.
Tari Topeng Kona, yang juga menjadi culture site Ijen Geopark, belum bisa eksis kembali dalam event lokal ataupun provinsi. Problem utama masih kondisi pandemi, dan belum diakomodasi dalam event-event lokal untuk menampilkannya juga menjadi kendala.
Padahal, tari tradisional itu memiliki keunikan tersendiri. Yaitu, satu-satunya tarian tunggal putra yang menggunakan topeng pada setiap pertunjukannya, dan harus ditarikan oleh seorang pria.
Topeng Kona memiliki kostum yang khas. Yaitu topeng berwarna putih dan didominasi warna merah pada kostumnya. Hal ini menggambarkan kesucian, serta kesaktian dan keberanian.
Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Muchammad Ainul Budi
Editor: Solikhul Huda