Mobile_AP_Rectangle 1
KADEMANGAN, Radar Ijen – Penjualan sapi di Pasar Selasaan terus berlangsung. Para pedagang masih melakukan aktivitas jual beli hewan dengan nyaman. Mereka memilih bertahan dan tidak ada alasan untuk pindah.
Baca Juga : Satpol PP Sidak Mal, Hotel, dan Restoran di Jember
Wacana pemindahan tersebut membuat para penjual sapi dan hewan lainnya jengkel. Tak terkecuali Moh. Haris, pedagang asal Desa Grujugan. Rencana relokasi pasar hewan ke lokasi pasar terpadu di Desa Selolembu membuat sebagian pedagang risi.
Mobile_AP_Rectangle 2
Haris menganggap pasar hewan terpadu yang terletak di Desa Selolembu tidak cocok. Sebab, pihak mana pun tidak akan ada yang berani bertanggung jawab jika sapi yang dibawanya melompat dan berakibat patah tulang. Karena itu, rata-rata para penjual lebih meramaikan Pasar Selasaan.
Saat uji coba yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) hanya mempersurut arus dan stabilitas pasar saja. “Bagaimana ya, di sini para penjual dan pembeli itu sudah ada tempatnya masing-masing,” terang Haris, yang hampir 7 tahun menjadi pedagang sapi. Dia berkesimpulan, jika pasar sapi dipindahkan akan berdampak pada kinerja pasar.
Misrimuna, seorang warga di area pasar tersebut, mengatakan, masyarakat tidak ada yang merasa terganggu dengan keberadaan pasar tersebut. “Justru di sini banyak warga yang susah jika pasar dipindah,” terangnya. Banyak penduduk di sekitar pasar yang mengambil manfaat untuk berjualan di pasar. (mg5/c2/fid)
- Advertisement -
KADEMANGAN, Radar Ijen – Penjualan sapi di Pasar Selasaan terus berlangsung. Para pedagang masih melakukan aktivitas jual beli hewan dengan nyaman. Mereka memilih bertahan dan tidak ada alasan untuk pindah.
Baca Juga : Satpol PP Sidak Mal, Hotel, dan Restoran di Jember
Wacana pemindahan tersebut membuat para penjual sapi dan hewan lainnya jengkel. Tak terkecuali Moh. Haris, pedagang asal Desa Grujugan. Rencana relokasi pasar hewan ke lokasi pasar terpadu di Desa Selolembu membuat sebagian pedagang risi.
Haris menganggap pasar hewan terpadu yang terletak di Desa Selolembu tidak cocok. Sebab, pihak mana pun tidak akan ada yang berani bertanggung jawab jika sapi yang dibawanya melompat dan berakibat patah tulang. Karena itu, rata-rata para penjual lebih meramaikan Pasar Selasaan.
Saat uji coba yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) hanya mempersurut arus dan stabilitas pasar saja. “Bagaimana ya, di sini para penjual dan pembeli itu sudah ada tempatnya masing-masing,” terang Haris, yang hampir 7 tahun menjadi pedagang sapi. Dia berkesimpulan, jika pasar sapi dipindahkan akan berdampak pada kinerja pasar.
Misrimuna, seorang warga di area pasar tersebut, mengatakan, masyarakat tidak ada yang merasa terganggu dengan keberadaan pasar tersebut. “Justru di sini banyak warga yang susah jika pasar dipindah,” terangnya. Banyak penduduk di sekitar pasar yang mengambil manfaat untuk berjualan di pasar. (mg5/c2/fid)
KADEMANGAN, Radar Ijen – Penjualan sapi di Pasar Selasaan terus berlangsung. Para pedagang masih melakukan aktivitas jual beli hewan dengan nyaman. Mereka memilih bertahan dan tidak ada alasan untuk pindah.
Baca Juga : Satpol PP Sidak Mal, Hotel, dan Restoran di Jember
Wacana pemindahan tersebut membuat para penjual sapi dan hewan lainnya jengkel. Tak terkecuali Moh. Haris, pedagang asal Desa Grujugan. Rencana relokasi pasar hewan ke lokasi pasar terpadu di Desa Selolembu membuat sebagian pedagang risi.
Haris menganggap pasar hewan terpadu yang terletak di Desa Selolembu tidak cocok. Sebab, pihak mana pun tidak akan ada yang berani bertanggung jawab jika sapi yang dibawanya melompat dan berakibat patah tulang. Karena itu, rata-rata para penjual lebih meramaikan Pasar Selasaan.
Saat uji coba yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) hanya mempersurut arus dan stabilitas pasar saja. “Bagaimana ya, di sini para penjual dan pembeli itu sudah ada tempatnya masing-masing,” terang Haris, yang hampir 7 tahun menjadi pedagang sapi. Dia berkesimpulan, jika pasar sapi dipindahkan akan berdampak pada kinerja pasar.
Misrimuna, seorang warga di area pasar tersebut, mengatakan, masyarakat tidak ada yang merasa terganggu dengan keberadaan pasar tersebut. “Justru di sini banyak warga yang susah jika pasar dipindah,” terangnya. Banyak penduduk di sekitar pasar yang mengambil manfaat untuk berjualan di pasar. (mg5/c2/fid)