26.6 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

Belum Punya Suvenir Khas Ijen Geopark

Banner Ijen Geopark Belum Banyak Dipasang

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ijen Geopark tak melulu soal destinasi wisata saja. Pemberdayaan masyarakat, perputaran ekonomi, hingga produk-produk khas Ijen Geopark pun menjadi satu kesatuan yang akan terlibat di dalamnya.

Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) pun menjadi salah satu OPD yang membidangi tentang perputaran ekonomi masyarakat. Melalui usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan pemasaran produk yang ada.

Sayangnya, hingga kini Ijen Geopark belum memiliki produk khas ataupun unggulan sebagai suvenir pengunjung. Hanya kopi arabika Ijen yang kini masih menjadi komoditas andalan Bondowoso.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sigit Purnomo, Kepala Diskoperindag, mengaku bahwa pihaknya terus mendorong para pelaku UMKM agar berkreativitas lebih dalam hal suvenir maupun kuliner khas. Ketika ditanya, apakah Ijen Geopark sudah memiliki suvenir unggulan ataupun kuliner makanan khas, Sigit mengaku, pihaknya sudah memberikan pelatihan kepada UMKM binaan.

“Sudah kami berikan pelatihan, terus kami dorong untuk bisa mempunyai semacam suvenir khas. Seperti ada warung prasmanan jalan ke arah Ijen, kami gandeng mereka. Kami beri label juga Ijen Geopark,” ungkapnya.

Dirinya menyebut, produk-produk UMKM binaan Diskoperindag Bondowoso mengharuskan pencantuman logo Ijen Geopark. “Itu sebagai bentuk support kami kepada Ijen Geopark,” bebernya.

Lantas, apakah Diskoperindag sudah melakukan pemberdayaan UMKM bertemakan Ijen Geopark? Sigit menyebut, pihaknya sudah melakukan itu sejak tahun lalu. “Baik itu koperasi maupun pelaku UMKM. Ada dua koperasi dengan penambahan usaha baru. Koperasi yang selama ini tidak punya jenis usaha bidang pariwisata, kami bentuk. Dan melihat pangsa pasar juga,” jelas dia.

Di sisi lain, expo atau bazar bertemakan Ijen Geopark, pihaknya belum dapat menggelarnya. Selain masih situasi pandemi, ketersediaan anggaran menjadi pertimbangan. “Tentu tidak boleh gegabah menggelar expo. Harus koordinasi dengan tim satgas Covid-19 kabupaten. Meskipun tidak melakukan expo, tapi secara daring kami sudah kerja sama dengan marketplace daring,” beber dia.

Terpisah, Agung Nurhidayat, Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian Diskoperindag, mengatakan, pihaknya kini sedang mempersiapkan GeoShop. Semacam toko oleh-oleh Ijen Geopark. “Sudah kami siapkan GeoShop di tiga titik. Yakni di kawasan Kluncing, Paltuding, dan Kawah Wurung. Ya semacam toko kecil yang menyediakan produk Ijen Geopark,” kata Agung.

Selain itu, ketika disinggung masih banyaknya para pedagang pasar ataupun warung yang belum memasang banner Ijen Geopark di sekitar kawasan situs, hal itu dibenarkan oleh Agung. “Seperti di Pasar Sempol. Sebenarnya sudah kami beri banner semua mereka. Tapi, karena si pemilik warung belum ada kesadaran, akhirnya ada yang diturunkan banner itu,” paparnya.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Editor: Solikhul Huda

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ijen Geopark tak melulu soal destinasi wisata saja. Pemberdayaan masyarakat, perputaran ekonomi, hingga produk-produk khas Ijen Geopark pun menjadi satu kesatuan yang akan terlibat di dalamnya.

Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) pun menjadi salah satu OPD yang membidangi tentang perputaran ekonomi masyarakat. Melalui usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan pemasaran produk yang ada.

Sayangnya, hingga kini Ijen Geopark belum memiliki produk khas ataupun unggulan sebagai suvenir pengunjung. Hanya kopi arabika Ijen yang kini masih menjadi komoditas andalan Bondowoso.

Sigit Purnomo, Kepala Diskoperindag, mengaku bahwa pihaknya terus mendorong para pelaku UMKM agar berkreativitas lebih dalam hal suvenir maupun kuliner khas. Ketika ditanya, apakah Ijen Geopark sudah memiliki suvenir unggulan ataupun kuliner makanan khas, Sigit mengaku, pihaknya sudah memberikan pelatihan kepada UMKM binaan.

“Sudah kami berikan pelatihan, terus kami dorong untuk bisa mempunyai semacam suvenir khas. Seperti ada warung prasmanan jalan ke arah Ijen, kami gandeng mereka. Kami beri label juga Ijen Geopark,” ungkapnya.

Dirinya menyebut, produk-produk UMKM binaan Diskoperindag Bondowoso mengharuskan pencantuman logo Ijen Geopark. “Itu sebagai bentuk support kami kepada Ijen Geopark,” bebernya.

Lantas, apakah Diskoperindag sudah melakukan pemberdayaan UMKM bertemakan Ijen Geopark? Sigit menyebut, pihaknya sudah melakukan itu sejak tahun lalu. “Baik itu koperasi maupun pelaku UMKM. Ada dua koperasi dengan penambahan usaha baru. Koperasi yang selama ini tidak punya jenis usaha bidang pariwisata, kami bentuk. Dan melihat pangsa pasar juga,” jelas dia.

Di sisi lain, expo atau bazar bertemakan Ijen Geopark, pihaknya belum dapat menggelarnya. Selain masih situasi pandemi, ketersediaan anggaran menjadi pertimbangan. “Tentu tidak boleh gegabah menggelar expo. Harus koordinasi dengan tim satgas Covid-19 kabupaten. Meskipun tidak melakukan expo, tapi secara daring kami sudah kerja sama dengan marketplace daring,” beber dia.

Terpisah, Agung Nurhidayat, Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian Diskoperindag, mengatakan, pihaknya kini sedang mempersiapkan GeoShop. Semacam toko oleh-oleh Ijen Geopark. “Sudah kami siapkan GeoShop di tiga titik. Yakni di kawasan Kluncing, Paltuding, dan Kawah Wurung. Ya semacam toko kecil yang menyediakan produk Ijen Geopark,” kata Agung.

Selain itu, ketika disinggung masih banyaknya para pedagang pasar ataupun warung yang belum memasang banner Ijen Geopark di sekitar kawasan situs, hal itu dibenarkan oleh Agung. “Seperti di Pasar Sempol. Sebenarnya sudah kami beri banner semua mereka. Tapi, karena si pemilik warung belum ada kesadaran, akhirnya ada yang diturunkan banner itu,” paparnya.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Editor: Solikhul Huda

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ijen Geopark tak melulu soal destinasi wisata saja. Pemberdayaan masyarakat, perputaran ekonomi, hingga produk-produk khas Ijen Geopark pun menjadi satu kesatuan yang akan terlibat di dalamnya.

Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) pun menjadi salah satu OPD yang membidangi tentang perputaran ekonomi masyarakat. Melalui usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan pemasaran produk yang ada.

Sayangnya, hingga kini Ijen Geopark belum memiliki produk khas ataupun unggulan sebagai suvenir pengunjung. Hanya kopi arabika Ijen yang kini masih menjadi komoditas andalan Bondowoso.

Sigit Purnomo, Kepala Diskoperindag, mengaku bahwa pihaknya terus mendorong para pelaku UMKM agar berkreativitas lebih dalam hal suvenir maupun kuliner khas. Ketika ditanya, apakah Ijen Geopark sudah memiliki suvenir unggulan ataupun kuliner makanan khas, Sigit mengaku, pihaknya sudah memberikan pelatihan kepada UMKM binaan.

“Sudah kami berikan pelatihan, terus kami dorong untuk bisa mempunyai semacam suvenir khas. Seperti ada warung prasmanan jalan ke arah Ijen, kami gandeng mereka. Kami beri label juga Ijen Geopark,” ungkapnya.

Dirinya menyebut, produk-produk UMKM binaan Diskoperindag Bondowoso mengharuskan pencantuman logo Ijen Geopark. “Itu sebagai bentuk support kami kepada Ijen Geopark,” bebernya.

Lantas, apakah Diskoperindag sudah melakukan pemberdayaan UMKM bertemakan Ijen Geopark? Sigit menyebut, pihaknya sudah melakukan itu sejak tahun lalu. “Baik itu koperasi maupun pelaku UMKM. Ada dua koperasi dengan penambahan usaha baru. Koperasi yang selama ini tidak punya jenis usaha bidang pariwisata, kami bentuk. Dan melihat pangsa pasar juga,” jelas dia.

Di sisi lain, expo atau bazar bertemakan Ijen Geopark, pihaknya belum dapat menggelarnya. Selain masih situasi pandemi, ketersediaan anggaran menjadi pertimbangan. “Tentu tidak boleh gegabah menggelar expo. Harus koordinasi dengan tim satgas Covid-19 kabupaten. Meskipun tidak melakukan expo, tapi secara daring kami sudah kerja sama dengan marketplace daring,” beber dia.

Terpisah, Agung Nurhidayat, Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian Diskoperindag, mengatakan, pihaknya kini sedang mempersiapkan GeoShop. Semacam toko oleh-oleh Ijen Geopark. “Sudah kami siapkan GeoShop di tiga titik. Yakni di kawasan Kluncing, Paltuding, dan Kawah Wurung. Ya semacam toko kecil yang menyediakan produk Ijen Geopark,” kata Agung.

Selain itu, ketika disinggung masih banyaknya para pedagang pasar ataupun warung yang belum memasang banner Ijen Geopark di sekitar kawasan situs, hal itu dibenarkan oleh Agung. “Seperti di Pasar Sempol. Sebenarnya sudah kami beri banner semua mereka. Tapi, karena si pemilik warung belum ada kesadaran, akhirnya ada yang diturunkan banner itu,” paparnya.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Editor: Solikhul Huda

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca