TAMANSARI, Radar Ijen – Kebutuhan guru di Bondowoso hingga saat ini masih terbilang belum terpenuhi. Meski demikian, Pemkab Bondowoso justru menyiapkan para calon kepala sekolah (kepsek).
Baca Juga : Ratusan Makanan dan Minuman Ditemukan Kedaluwarsa
Bupati Bondowoso Kiai Salwa Arifin dalam acara pembukaan penyiapan kepala sekolah di Hotel Ijen View, awal pekan ini (18/4), mengatakan, salah satu hal penting dalam menentukan peningkatan suatu lembaga adalah pemimpinnya. Maka dari itu, keberadaan kepsek juga sangat berpengaruh.
Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa guru dapat diberikan tugas sebagai kepsek, untuk memimpin dan mengelola sekolah. Tentunya dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan. “Sesuai dengan transformasi pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik,” imbuhnya.
Untuk melaksanakan dan mengaplikasikan peraturan materi tersebut, serta untuk memenuhi formasi kebutuhan kepsek di lingkungan Dinas Pendidikan Bondowoso, pihaknya menyelenggarakan kegiatan peningkatan mutu dan penyiapan kepsek. Terlebih, untuk menjadi kepsek, salah satu syarat yang harus dimiliki oleh guru adalah memiliki sertifikat pendidik, sertifikat guru penggerak, atau sertifikat calon kepsek.
Oleh sebab itu, dengan dilaksanakannya kegiatan yang diinisiasi oleh Dispendik Bondowoso bekerja sama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jatim itu, dapat membentuk calon-calon kepsek yang profesional, kreatif, dan inovatif dalam menjawab tantangan pembangunan ke depan. “Jadilah pendidik yang profesional, serta mampu memecahkan hambatan dan tantangan kerja di masa depan secara cepat dan tepat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Kota Tape ini juga menegaskan, pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Hal tersebut, menurutnya, dapat dilihat dari sejarah. “Kunci negara maju adalah tersedianya penduduk yang terdidik dalam jumlah, jenis, dan tingkat yang memadai,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, kondisi pendidikan di Bondowoso terjadi kekurangan guru. Kepala Dispendik Bondowoso Sugiono Eksantoso mengatakan, Bondowoso saat ini masih mengalami kekurangan guru sekitar 30 persen. Menurutnya, minimnya guru terjadi di hampir semua mata pelajaran. Mulai dari guru kelas, guru agama, hingga guru olahraga. Bahkan guru agama dan olahraga di sekolah dasar hingga SMP paling banyak dibutuhkan. Guru agama kurang 90-an. Guru olahraga lebih banyak lagi, sekitar 100-an lebih. (ham/c2/dwi)