Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ada pemandangan unik di tengah lapangan Alun-Alun Bondowoso. Seseorang dengan topi khas petani, badannya tengah membungkuk untuk memotong rumput. Pemandangan itu terasa janggal, ketika alun-alun adalah pusat kota atau jantung kota. Tetapi masih ada saja seseorang mencari rumput di sana.
Dia adalah Mauludin, 60 warga Desa Koncer, Kecamatan Tenggarang. Setiap pagi, dia rela jauh-jauh dari rumahnya menuju alun-alun. Bukan untuk olahraga ataupun berdagang. Melainkan hanya untuk mencari rumput liar di lapangan alun-alun, yang digunakan sebagai bahan makanan hewan peliharaannya.
“Saya setiap hari cari rumput di sini (alun-alun, Red). Untuk makan sapi saya,” kata pria yang sudah lansia ini.
Mobile_AP_Rectangle 2
Memang, lapangan alun-alun terkesan tak dirawat. Rumput liar setinggi di atas mata kaki pun tumbuh subur di banyak titik. “Saya cari rumput di alun-alun karena di sekitar rumah saya jarang ada rumput liar. Hanya ada sawah saja. Jadi, cari rumputnya di alun-alun,” imbuh pria yang akrab disapa Pak Fat ini.
Meski jauh, dirinya tetap rela mencari rumput untuk keempat sapinya. “Rumput ini saya bawa dengan becak,” pungkas Pak Fat.
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ada pemandangan unik di tengah lapangan Alun-Alun Bondowoso. Seseorang dengan topi khas petani, badannya tengah membungkuk untuk memotong rumput. Pemandangan itu terasa janggal, ketika alun-alun adalah pusat kota atau jantung kota. Tetapi masih ada saja seseorang mencari rumput di sana.
Dia adalah Mauludin, 60 warga Desa Koncer, Kecamatan Tenggarang. Setiap pagi, dia rela jauh-jauh dari rumahnya menuju alun-alun. Bukan untuk olahraga ataupun berdagang. Melainkan hanya untuk mencari rumput liar di lapangan alun-alun, yang digunakan sebagai bahan makanan hewan peliharaannya.
“Saya setiap hari cari rumput di sini (alun-alun, Red). Untuk makan sapi saya,” kata pria yang sudah lansia ini.
Memang, lapangan alun-alun terkesan tak dirawat. Rumput liar setinggi di atas mata kaki pun tumbuh subur di banyak titik. “Saya cari rumput di alun-alun karena di sekitar rumah saya jarang ada rumput liar. Hanya ada sawah saja. Jadi, cari rumputnya di alun-alun,” imbuh pria yang akrab disapa Pak Fat ini.
Meski jauh, dirinya tetap rela mencari rumput untuk keempat sapinya. “Rumput ini saya bawa dengan becak,” pungkas Pak Fat.
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ada pemandangan unik di tengah lapangan Alun-Alun Bondowoso. Seseorang dengan topi khas petani, badannya tengah membungkuk untuk memotong rumput. Pemandangan itu terasa janggal, ketika alun-alun adalah pusat kota atau jantung kota. Tetapi masih ada saja seseorang mencari rumput di sana.
Dia adalah Mauludin, 60 warga Desa Koncer, Kecamatan Tenggarang. Setiap pagi, dia rela jauh-jauh dari rumahnya menuju alun-alun. Bukan untuk olahraga ataupun berdagang. Melainkan hanya untuk mencari rumput liar di lapangan alun-alun, yang digunakan sebagai bahan makanan hewan peliharaannya.
“Saya setiap hari cari rumput di sini (alun-alun, Red). Untuk makan sapi saya,” kata pria yang sudah lansia ini.
Memang, lapangan alun-alun terkesan tak dirawat. Rumput liar setinggi di atas mata kaki pun tumbuh subur di banyak titik. “Saya cari rumput di alun-alun karena di sekitar rumah saya jarang ada rumput liar. Hanya ada sawah saja. Jadi, cari rumputnya di alun-alun,” imbuh pria yang akrab disapa Pak Fat ini.
Meski jauh, dirinya tetap rela mencari rumput untuk keempat sapinya. “Rumput ini saya bawa dengan becak,” pungkas Pak Fat.