30.4 C
Jember
Friday, 24 March 2023

Angka Pengangguran di Bondowoso Capai 20.835 Orang

Imbas Pandemi dan Lahan Kerja Terbatas

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Sepanjang 2021 lalu, angka pengangguran di Bondowoso meningkat. Bahkan, selama tiga tahun terakhir, tingkat pengangguran di tengah masyarakat Bondowoso tak kunjung turun. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bondowoso, tahun 2019 sebanyak 13.797 orang menganggur. Tahun 2020 pun bukannya turun, tetapi justru naik cukup pesat. Di tahun pertama pandemi Covid-19 itu, kenaikan hingga mencapai angka 19.473 orang. Tahun 2021 lalu kembali naik menjadi 20.835.

Selain itu, angka bekerja juga mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Tahun 2019 orang yang memiliki pekerjaan di angka 453.025. Tahun 2020 turun menjadi 452.545 orang. Dan tahun kemarin, angka itu kembali menurun menjadi 446.653 orang. Pun halnya dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) 2019 sampai 2021 selalu turun. Tahun 2019 yakni 76 persen, 2020 sebesar 75 persen, dan tahun lalu turun lagi menjadi 74 persen.

Kenaikan angka pengangguran tersebut diakui oleh Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja (DPMPTSP Naker) Bondowoso Nunung Setianingsih. Menurutnya, upaya DPMPTSP Naker untuk menekan angka pengangguran tetap dengan jalur lebih memperbanyak pelatihan. “Kami tetap memberikan pelatihan bagi adik-adik yang baru selesai lulus SMA/SMK atau pengangguran yang belum mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Selain itu, pihaknya juga mewanti-wanti perusahaan yang ada di Bondowoso agar komunikatif terhadap lowongan kerja yang mereka buka. “Kami juga kerja sama dengan beberapa perusahaan. Mereka yang memberikan peluang kepada masyarakat Bondowoso akan kami fasilitasi,” ungkapnya.

Di sisi lain, banyak pekerja Bondowoso yang bekerja pada sektor tembakau, khususnya menjadi buruh pabrik rokok. Jika para pengangguran tersebut dapat diarahkan ke perusahaan rokok apabila ada lowongan kerja, Nunung mengaku hal itu bergantung pada perusahaan masing-masing. “Dinas memberikan informasi kepada pengusaha, setidaknya karyawan lokal dahulu yang diutamakan. Juga bila ada lowongan kerja, segera diinformasikan kepada kami. Agar adik-adik lulusan SMA ini bisa terfasilitasi,” bebernya.

Nunung juga menambahkan bahwa banyaknya pengangguran disebabkan lowongan kerja di Bondowoso sendiri masih sangat minim. “Lahan kerjanya sedikit. Selain itu, beberapa perusahaan yang mengurangi produksinya dan berimbas pada pengurangan karyawan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Sepanjang 2021 lalu, angka pengangguran di Bondowoso meningkat. Bahkan, selama tiga tahun terakhir, tingkat pengangguran di tengah masyarakat Bondowoso tak kunjung turun. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bondowoso, tahun 2019 sebanyak 13.797 orang menganggur. Tahun 2020 pun bukannya turun, tetapi justru naik cukup pesat. Di tahun pertama pandemi Covid-19 itu, kenaikan hingga mencapai angka 19.473 orang. Tahun 2021 lalu kembali naik menjadi 20.835.

Selain itu, angka bekerja juga mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Tahun 2019 orang yang memiliki pekerjaan di angka 453.025. Tahun 2020 turun menjadi 452.545 orang. Dan tahun kemarin, angka itu kembali menurun menjadi 446.653 orang. Pun halnya dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) 2019 sampai 2021 selalu turun. Tahun 2019 yakni 76 persen, 2020 sebesar 75 persen, dan tahun lalu turun lagi menjadi 74 persen.

Kenaikan angka pengangguran tersebut diakui oleh Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja (DPMPTSP Naker) Bondowoso Nunung Setianingsih. Menurutnya, upaya DPMPTSP Naker untuk menekan angka pengangguran tetap dengan jalur lebih memperbanyak pelatihan. “Kami tetap memberikan pelatihan bagi adik-adik yang baru selesai lulus SMA/SMK atau pengangguran yang belum mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga mewanti-wanti perusahaan yang ada di Bondowoso agar komunikatif terhadap lowongan kerja yang mereka buka. “Kami juga kerja sama dengan beberapa perusahaan. Mereka yang memberikan peluang kepada masyarakat Bondowoso akan kami fasilitasi,” ungkapnya.

Di sisi lain, banyak pekerja Bondowoso yang bekerja pada sektor tembakau, khususnya menjadi buruh pabrik rokok. Jika para pengangguran tersebut dapat diarahkan ke perusahaan rokok apabila ada lowongan kerja, Nunung mengaku hal itu bergantung pada perusahaan masing-masing. “Dinas memberikan informasi kepada pengusaha, setidaknya karyawan lokal dahulu yang diutamakan. Juga bila ada lowongan kerja, segera diinformasikan kepada kami. Agar adik-adik lulusan SMA ini bisa terfasilitasi,” bebernya.

Nunung juga menambahkan bahwa banyaknya pengangguran disebabkan lowongan kerja di Bondowoso sendiri masih sangat minim. “Lahan kerjanya sedikit. Selain itu, beberapa perusahaan yang mengurangi produksinya dan berimbas pada pengurangan karyawan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Sepanjang 2021 lalu, angka pengangguran di Bondowoso meningkat. Bahkan, selama tiga tahun terakhir, tingkat pengangguran di tengah masyarakat Bondowoso tak kunjung turun. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bondowoso, tahun 2019 sebanyak 13.797 orang menganggur. Tahun 2020 pun bukannya turun, tetapi justru naik cukup pesat. Di tahun pertama pandemi Covid-19 itu, kenaikan hingga mencapai angka 19.473 orang. Tahun 2021 lalu kembali naik menjadi 20.835.

Selain itu, angka bekerja juga mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Tahun 2019 orang yang memiliki pekerjaan di angka 453.025. Tahun 2020 turun menjadi 452.545 orang. Dan tahun kemarin, angka itu kembali menurun menjadi 446.653 orang. Pun halnya dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) 2019 sampai 2021 selalu turun. Tahun 2019 yakni 76 persen, 2020 sebesar 75 persen, dan tahun lalu turun lagi menjadi 74 persen.

Kenaikan angka pengangguran tersebut diakui oleh Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja (DPMPTSP Naker) Bondowoso Nunung Setianingsih. Menurutnya, upaya DPMPTSP Naker untuk menekan angka pengangguran tetap dengan jalur lebih memperbanyak pelatihan. “Kami tetap memberikan pelatihan bagi adik-adik yang baru selesai lulus SMA/SMK atau pengangguran yang belum mendapatkan pekerjaan,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga mewanti-wanti perusahaan yang ada di Bondowoso agar komunikatif terhadap lowongan kerja yang mereka buka. “Kami juga kerja sama dengan beberapa perusahaan. Mereka yang memberikan peluang kepada masyarakat Bondowoso akan kami fasilitasi,” ungkapnya.

Di sisi lain, banyak pekerja Bondowoso yang bekerja pada sektor tembakau, khususnya menjadi buruh pabrik rokok. Jika para pengangguran tersebut dapat diarahkan ke perusahaan rokok apabila ada lowongan kerja, Nunung mengaku hal itu bergantung pada perusahaan masing-masing. “Dinas memberikan informasi kepada pengusaha, setidaknya karyawan lokal dahulu yang diutamakan. Juga bila ada lowongan kerja, segera diinformasikan kepada kami. Agar adik-adik lulusan SMA ini bisa terfasilitasi,” bebernya.

Nunung juga menambahkan bahwa banyaknya pengangguran disebabkan lowongan kerja di Bondowoso sendiri masih sangat minim. “Lahan kerjanya sedikit. Selain itu, beberapa perusahaan yang mengurangi produksinya dan berimbas pada pengurangan karyawan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca