23.2 C
Jember
Friday, 24 March 2023

PPKM Sebabkan Pengusaha IKM Bondowoso Kurangi ProduksiĀ 

Belasan Pelaku IKM Tape Dapatkan Bantuan

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pandemi Covid-19 membuat sejumlah sektor mengalami keterpurukan. Tak terkecuali sektor industri kecil dan menengah (IKM) tape di Bondowoso. Tak pelak, sejumlah pelaku IKM harus berjibaku agar bisnis mereka bisa tetap bertahan dan dapur tetap mengepul.

Kabid Perindustrian Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso Agung Nurhidayat menjelaskan, selama pandemi melanda, ada penurunan produktivitas dari para pengusaha tape. Para produsen tape sadar, dengan dibatasinya mobilitas dan aktivitas, produksi tapenya pun dikurangi. “Sebesar 60 persen produksinya menurun, namun tidak ada yang sampai gulung tikar,” ungkapnya.

Untuk kembali meningkatkan kualitas produksi, belasan pelaku IKM tape di Desa/Kecamatan Wringin mendapatkan bantuan berupa alat-alat produksi sekaligus tempat usahanya. Hal itu diberikan langsung oleh Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin dan Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar, (18/10) kemarin.

Mobile_AP_Rectangle 2

Bantuan peralatan yang didapatkan oleh pelaku IKM tersebut di antaranya kompor, alat penapis, kipas angin, timba, dan penggiling ragi. Diberikannya bantuan itu sebagai stimulus untuk meningkatkan produksi tape pascapandemi Covid-19.

Agung menerangkan, total bantuan tersebut sekitar Rp 1 miliar dikucurkan dari APBD awal dana alokasi khusus (DAK) bidang IKM. “Dengan sarana tersebut, diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas tapenya dengan standar pangan yang higienis,” imbuhnya.

Peningkatan kualitas dan produksi tape oleh pengusaha diharapkan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada usaha tape. Selama ini pengurangan produksi disebabkan berkurangnya jumlah permintaan akibat pembatasan aktivitas masyarakat yang diberlakukan. “Tetap eksis, cuma dikurangi. Karena kita tahu tape kan barang oleh-oleh. Pada saat mobilitas dibatasi, banyak orang yang tidak bisa bergerak. Nggak bisa bawa oleh-oleh,” paparnya.

Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin menyebut bahwa yang dikeluhkan oleh para pelaku IKM mayoritas terkait pemasaran. Karena itulah, pihaknya pun menyinergikan instansi terkait, seperti Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga. “Jadi, intinya pariwisata menyediakan gerai di sini, bahkan di semua tempat wisata dengan kearifan lokal setempat kami menyediakan gerai-gerai,” tuturnya.

Kabupaten Bondowoso memang dikenal sebagai daerah penghasil tape. Hal itulah yang membuat Bondowoso juga dikenal sebagai Kota Tape. Tape Bondowoso memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki tape dari daerah lain.

Tentu hal itu harus terus dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi penerus. Sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat sekitar. Selain itu, untuk mendapatkan kepercayaan dari publik, maka mutu dari tape harus terus dijaga.

Lebih lanjut, dia juga berpesan agar para produsen tape juga lebih kreatif untuk membuat konsumen Bondowoso tetap tertarik dengan tape Bondowoso. Serta dapat mengimbangi perkembangan pasar di tengah persaingan yang semakin ketat.

Dijelaskan, pada era saat ini para konsumen sudah semakin cerdas dan paham terkait keamanan pangan dan semakin jeli dalam memilih makanan yang higienis. Hal itu agar kesehatannya tidak terganggu akibat makanan. “Demikian juga dengan konsumen tape, yang semakin selektif dalam membeli produk tape,” paparnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur :Ā  Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pandemi Covid-19 membuat sejumlah sektor mengalami keterpurukan. Tak terkecuali sektor industri kecil dan menengah (IKM) tape di Bondowoso. Tak pelak, sejumlah pelaku IKM harus berjibaku agar bisnis mereka bisa tetap bertahan dan dapur tetap mengepul.

Kabid Perindustrian Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso Agung Nurhidayat menjelaskan, selama pandemi melanda, ada penurunan produktivitas dari para pengusaha tape. Para produsen tape sadar, dengan dibatasinya mobilitas dan aktivitas, produksi tapenya pun dikurangi. “Sebesar 60 persen produksinya menurun, namun tidak ada yang sampai gulung tikar,” ungkapnya.

Untuk kembali meningkatkan kualitas produksi, belasan pelaku IKM tape di Desa/Kecamatan Wringin mendapatkan bantuan berupa alat-alat produksi sekaligus tempat usahanya. Hal itu diberikan langsung oleh Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin dan Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar, (18/10) kemarin.

Bantuan peralatan yang didapatkan oleh pelaku IKM tersebut di antaranya kompor, alat penapis, kipas angin, timba, dan penggiling ragi. Diberikannya bantuan itu sebagai stimulus untuk meningkatkan produksi tape pascapandemi Covid-19.

Agung menerangkan, total bantuan tersebut sekitar Rp 1 miliar dikucurkan dari APBD awal dana alokasi khusus (DAK) bidang IKM. “Dengan sarana tersebut, diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas tapenya dengan standar pangan yang higienis,” imbuhnya.

Peningkatan kualitas dan produksi tape oleh pengusaha diharapkan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada usaha tape. Selama ini pengurangan produksi disebabkan berkurangnya jumlah permintaan akibat pembatasan aktivitas masyarakat yang diberlakukan. “Tetap eksis, cuma dikurangi. Karena kita tahu tape kan barang oleh-oleh. Pada saat mobilitas dibatasi, banyak orang yang tidak bisa bergerak. Nggak bisa bawa oleh-oleh,” paparnya.

Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin menyebut bahwa yang dikeluhkan oleh para pelaku IKM mayoritas terkait pemasaran. Karena itulah, pihaknya pun menyinergikan instansi terkait, seperti Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga. “Jadi, intinya pariwisata menyediakan gerai di sini, bahkan di semua tempat wisata dengan kearifan lokal setempat kami menyediakan gerai-gerai,” tuturnya.

Kabupaten Bondowoso memang dikenal sebagai daerah penghasil tape. Hal itulah yang membuat Bondowoso juga dikenal sebagai Kota Tape. Tape Bondowoso memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki tape dari daerah lain.

Tentu hal itu harus terus dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi penerus. Sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat sekitar. Selain itu, untuk mendapatkan kepercayaan dari publik, maka mutu dari tape harus terus dijaga.

Lebih lanjut, dia juga berpesan agar para produsen tape juga lebih kreatif untuk membuat konsumen Bondowoso tetap tertarik dengan tape Bondowoso. Serta dapat mengimbangi perkembangan pasar di tengah persaingan yang semakin ketat.

Dijelaskan, pada era saat ini para konsumen sudah semakin cerdas dan paham terkait keamanan pangan dan semakin jeli dalam memilih makanan yang higienis. Hal itu agar kesehatannya tidak terganggu akibat makanan. “Demikian juga dengan konsumen tape, yang semakin selektif dalam membeli produk tape,” paparnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur :Ā  Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pandemi Covid-19 membuat sejumlah sektor mengalami keterpurukan. Tak terkecuali sektor industri kecil dan menengah (IKM) tape di Bondowoso. Tak pelak, sejumlah pelaku IKM harus berjibaku agar bisnis mereka bisa tetap bertahan dan dapur tetap mengepul.

Kabid Perindustrian Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso Agung Nurhidayat menjelaskan, selama pandemi melanda, ada penurunan produktivitas dari para pengusaha tape. Para produsen tape sadar, dengan dibatasinya mobilitas dan aktivitas, produksi tapenya pun dikurangi. “Sebesar 60 persen produksinya menurun, namun tidak ada yang sampai gulung tikar,” ungkapnya.

Untuk kembali meningkatkan kualitas produksi, belasan pelaku IKM tape di Desa/Kecamatan Wringin mendapatkan bantuan berupa alat-alat produksi sekaligus tempat usahanya. Hal itu diberikan langsung oleh Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin dan Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar, (18/10) kemarin.

Bantuan peralatan yang didapatkan oleh pelaku IKM tersebut di antaranya kompor, alat penapis, kipas angin, timba, dan penggiling ragi. Diberikannya bantuan itu sebagai stimulus untuk meningkatkan produksi tape pascapandemi Covid-19.

Agung menerangkan, total bantuan tersebut sekitar Rp 1 miliar dikucurkan dari APBD awal dana alokasi khusus (DAK) bidang IKM. “Dengan sarana tersebut, diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas tapenya dengan standar pangan yang higienis,” imbuhnya.

Peningkatan kualitas dan produksi tape oleh pengusaha diharapkan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada usaha tape. Selama ini pengurangan produksi disebabkan berkurangnya jumlah permintaan akibat pembatasan aktivitas masyarakat yang diberlakukan. “Tetap eksis, cuma dikurangi. Karena kita tahu tape kan barang oleh-oleh. Pada saat mobilitas dibatasi, banyak orang yang tidak bisa bergerak. Nggak bisa bawa oleh-oleh,” paparnya.

Bupati Bondowoso KH Salwa Arifin menyebut bahwa yang dikeluhkan oleh para pelaku IKM mayoritas terkait pemasaran. Karena itulah, pihaknya pun menyinergikan instansi terkait, seperti Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga. “Jadi, intinya pariwisata menyediakan gerai di sini, bahkan di semua tempat wisata dengan kearifan lokal setempat kami menyediakan gerai-gerai,” tuturnya.

Kabupaten Bondowoso memang dikenal sebagai daerah penghasil tape. Hal itulah yang membuat Bondowoso juga dikenal sebagai Kota Tape. Tape Bondowoso memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki tape dari daerah lain.

Tentu hal itu harus terus dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi penerus. Sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat sekitar. Selain itu, untuk mendapatkan kepercayaan dari publik, maka mutu dari tape harus terus dijaga.

Lebih lanjut, dia juga berpesan agar para produsen tape juga lebih kreatif untuk membuat konsumen Bondowoso tetap tertarik dengan tape Bondowoso. Serta dapat mengimbangi perkembangan pasar di tengah persaingan yang semakin ketat.

Dijelaskan, pada era saat ini para konsumen sudah semakin cerdas dan paham terkait keamanan pangan dan semakin jeli dalam memilih makanan yang higienis. Hal itu agar kesehatannya tidak terganggu akibat makanan. “Demikian juga dengan konsumen tape, yang semakin selektif dalam membeli produk tape,” paparnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur :Ā  Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca