Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Selain membutuhkan peran dari pemerintah daerah, pembangunan wisata alam sudah tentu juga membutuhkan peran penting dari berbagai instansi atau pihak lainnya. Salah satunya dari pihak Perhutani. Terlebih, banyak wisata alam yang berada di kawasan perhutanan di Bondowoso.
Adm Perhutani KPH Bondowoso Andi Adrian Hidayat mengaku siap mendukung pembangunan pariwisata di Kota Tape. Bahkan, pihaknya juga memiliki misi untuk mengembangkan pariwisata yang ada bersama Pemkab Bondowoso. “Ini adalah kesepahaman bersama, karena yang akan dikelola kawasan perhutanan. Karena pariwisata sekitar 70 persen ada di kawasan hutan. Kami akan support itu,” imbuhnya.
Dengan adanya kesepakatan itu, diharapkan tidak ada lagi yang tidak terkoordinasi dengan baik di lapangan. “Kalau terkoordinasi, maka masyarakat dengan lembaganya akan membangun Geopark sesuai koridor yang ada,” jelasnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Informasi dihimpun Jawa Pos Radar Ijen, titik wisata alam yang siap dikembangkan oleh Pemkab Bondowoso dan Perhutani KPH Bondowoso tersebar di kawasan hutan Ijen dan di lereng Argopuro. Termasuk kawasan yang ditempati sebagai lokasi Geopark. Mengingat, 70–80 persen di antaranya berada di kawasan wilayah hutan.
Dari hal tersebut, pihaknya memandang perlu untuk dilakukan percepatan dalam pengembangan wisata yang ada. Hal itulah yang menjadi dasar pihaknya sebagai pengelola bekerja sama dengan pemerintah daerah.
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Selain membutuhkan peran dari pemerintah daerah, pembangunan wisata alam sudah tentu juga membutuhkan peran penting dari berbagai instansi atau pihak lainnya. Salah satunya dari pihak Perhutani. Terlebih, banyak wisata alam yang berada di kawasan perhutanan di Bondowoso.
Adm Perhutani KPH Bondowoso Andi Adrian Hidayat mengaku siap mendukung pembangunan pariwisata di Kota Tape. Bahkan, pihaknya juga memiliki misi untuk mengembangkan pariwisata yang ada bersama Pemkab Bondowoso. “Ini adalah kesepahaman bersama, karena yang akan dikelola kawasan perhutanan. Karena pariwisata sekitar 70 persen ada di kawasan hutan. Kami akan support itu,” imbuhnya.
Dengan adanya kesepakatan itu, diharapkan tidak ada lagi yang tidak terkoordinasi dengan baik di lapangan. “Kalau terkoordinasi, maka masyarakat dengan lembaganya akan membangun Geopark sesuai koridor yang ada,” jelasnya.
Informasi dihimpun Jawa Pos Radar Ijen, titik wisata alam yang siap dikembangkan oleh Pemkab Bondowoso dan Perhutani KPH Bondowoso tersebar di kawasan hutan Ijen dan di lereng Argopuro. Termasuk kawasan yang ditempati sebagai lokasi Geopark. Mengingat, 70–80 persen di antaranya berada di kawasan wilayah hutan.
Dari hal tersebut, pihaknya memandang perlu untuk dilakukan percepatan dalam pengembangan wisata yang ada. Hal itulah yang menjadi dasar pihaknya sebagai pengelola bekerja sama dengan pemerintah daerah.
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Selain membutuhkan peran dari pemerintah daerah, pembangunan wisata alam sudah tentu juga membutuhkan peran penting dari berbagai instansi atau pihak lainnya. Salah satunya dari pihak Perhutani. Terlebih, banyak wisata alam yang berada di kawasan perhutanan di Bondowoso.
Adm Perhutani KPH Bondowoso Andi Adrian Hidayat mengaku siap mendukung pembangunan pariwisata di Kota Tape. Bahkan, pihaknya juga memiliki misi untuk mengembangkan pariwisata yang ada bersama Pemkab Bondowoso. “Ini adalah kesepahaman bersama, karena yang akan dikelola kawasan perhutanan. Karena pariwisata sekitar 70 persen ada di kawasan hutan. Kami akan support itu,” imbuhnya.
Dengan adanya kesepakatan itu, diharapkan tidak ada lagi yang tidak terkoordinasi dengan baik di lapangan. “Kalau terkoordinasi, maka masyarakat dengan lembaganya akan membangun Geopark sesuai koridor yang ada,” jelasnya.
Informasi dihimpun Jawa Pos Radar Ijen, titik wisata alam yang siap dikembangkan oleh Pemkab Bondowoso dan Perhutani KPH Bondowoso tersebar di kawasan hutan Ijen dan di lereng Argopuro. Termasuk kawasan yang ditempati sebagai lokasi Geopark. Mengingat, 70–80 persen di antaranya berada di kawasan wilayah hutan.
Dari hal tersebut, pihaknya memandang perlu untuk dilakukan percepatan dalam pengembangan wisata yang ada. Hal itulah yang menjadi dasar pihaknya sebagai pengelola bekerja sama dengan pemerintah daerah.