Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Salah satu protokol kesehatan adalah mencuci tangan dengan sabun. Oleh sebab itu, ketersediaan tempat cuci tangan di tempat umum menjadi suatu kebutuhan. Tapi, masih saja ada tangan usil yang sengaja merusak dan mengambil keran air tempat cuci tangan tersebut. Seperti pada tandon di Alun-Alun RBA Ki Ronggo.
Karena hal ini, petugas BPBD selaku petugas pengisian tandon dituntut untuk bekerja ekstra. Selain mengisi air di tandon, mereka juga dituntut untuk memperbaiki keran yang rusak atau hilang. 
Plt Kalaksa BPBD Ady Sunaryadi menyampaikan, beberapa tandon yang disediakan untuk fasilitas mencuci tangan di beberapa titik memang sering rusak. Salah satu sebabnya karena keran diambil pihak tidak bertanggung jawab. “Ketika tim datang, ternyata kerannya rusak. Kan gak bisa diisi, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu,” terangnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Masyarakat diharapkan juga bersama-sama menjaga sarana protokol kesehatan tersebut. Sebab, hal tersebut merupakan fasilitas bersama yang dapat digunakan oleh siapa pun. Kemudian, diharapkan tidak ada lagi yang merusak dan mencopot keran yang tersedia. Sehingga masyarakat tetap bisa mencuci tangan dengan nyaman.
Selain itu, harapannya agar air bersih yang tersedia dipergunakan sebagaimana mestinya. “Air bersih yang disediakan di tandon itu penggunaannya untuk cuci tangan. Karena ada yang digunakan untuk cuci piring,” urainya.
Ketika digunakan untuk mencuci piring, lanjut Ady, maka air yang tersedia akan cepat habis. Berdasarkan jadwal, BPBD mengisi air sepekan sekali. Jika digunakan sebagaimana mestinya, pengisian itu dinilai cukup untuk kebutuhan selama sepekan.
Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Salah satu protokol kesehatan adalah mencuci tangan dengan sabun. Oleh sebab itu, ketersediaan tempat cuci tangan di tempat umum menjadi suatu kebutuhan. Tapi, masih saja ada tangan usil yang sengaja merusak dan mengambil keran air tempat cuci tangan tersebut. Seperti pada tandon di Alun-Alun RBA Ki Ronggo.
Karena hal ini, petugas BPBD selaku petugas pengisian tandon dituntut untuk bekerja ekstra. Selain mengisi air di tandon, mereka juga dituntut untuk memperbaiki keran yang rusak atau hilang. 
Plt Kalaksa BPBD Ady Sunaryadi menyampaikan, beberapa tandon yang disediakan untuk fasilitas mencuci tangan di beberapa titik memang sering rusak. Salah satu sebabnya karena keran diambil pihak tidak bertanggung jawab. “Ketika tim datang, ternyata kerannya rusak. Kan gak bisa diisi, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu,” terangnya.
Masyarakat diharapkan juga bersama-sama menjaga sarana protokol kesehatan tersebut. Sebab, hal tersebut merupakan fasilitas bersama yang dapat digunakan oleh siapa pun. Kemudian, diharapkan tidak ada lagi yang merusak dan mencopot keran yang tersedia. Sehingga masyarakat tetap bisa mencuci tangan dengan nyaman.
Selain itu, harapannya agar air bersih yang tersedia dipergunakan sebagaimana mestinya. “Air bersih yang disediakan di tandon itu penggunaannya untuk cuci tangan. Karena ada yang digunakan untuk cuci piring,” urainya.
Ketika digunakan untuk mencuci piring, lanjut Ady, maka air yang tersedia akan cepat habis. Berdasarkan jadwal, BPBD mengisi air sepekan sekali. Jika digunakan sebagaimana mestinya, pengisian itu dinilai cukup untuk kebutuhan selama sepekan.
Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Salah satu protokol kesehatan adalah mencuci tangan dengan sabun. Oleh sebab itu, ketersediaan tempat cuci tangan di tempat umum menjadi suatu kebutuhan. Tapi, masih saja ada tangan usil yang sengaja merusak dan mengambil keran air tempat cuci tangan tersebut. Seperti pada tandon di Alun-Alun RBA Ki Ronggo.
Karena hal ini, petugas BPBD selaku petugas pengisian tandon dituntut untuk bekerja ekstra. Selain mengisi air di tandon, mereka juga dituntut untuk memperbaiki keran yang rusak atau hilang. 
Plt Kalaksa BPBD Ady Sunaryadi menyampaikan, beberapa tandon yang disediakan untuk fasilitas mencuci tangan di beberapa titik memang sering rusak. Salah satu sebabnya karena keran diambil pihak tidak bertanggung jawab. “Ketika tim datang, ternyata kerannya rusak. Kan gak bisa diisi, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu,” terangnya.
Masyarakat diharapkan juga bersama-sama menjaga sarana protokol kesehatan tersebut. Sebab, hal tersebut merupakan fasilitas bersama yang dapat digunakan oleh siapa pun. Kemudian, diharapkan tidak ada lagi yang merusak dan mencopot keran yang tersedia. Sehingga masyarakat tetap bisa mencuci tangan dengan nyaman.
Selain itu, harapannya agar air bersih yang tersedia dipergunakan sebagaimana mestinya. “Air bersih yang disediakan di tandon itu penggunaannya untuk cuci tangan. Karena ada yang digunakan untuk cuci piring,” urainya.
Ketika digunakan untuk mencuci piring, lanjut Ady, maka air yang tersedia akan cepat habis. Berdasarkan jadwal, BPBD mengisi air sepekan sekali. Jika digunakan sebagaimana mestinya, pengisian itu dinilai cukup untuk kebutuhan selama sepekan.
Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda