29.4 C
Jember
Saturday, 1 April 2023

Ortu Harus Perhatikan Anak Main Gawai

Mobile_AP_Rectangle 1

RADARJEMBER.ID – Pembelajaran daring membuat anak-anak terus berada di rumah selama pandemi Covid-19. Otomatis, membuat para siswa lebih sering berhadapan dengan gawai. Jika hanya belajar, tidak menjadi masalah. Namun, waktu seusai belajar harus benar-benar diawasi oleh orang tua.

Memang, gawai merupakan sarana penunjang belajar daring. Namun, apabila penggunaannya kelewat batas, dapat mengakibatkan masalah serius. Sebab, seseorang bisa kecanduan gawai.

Psikiater RSUD dr Koesnadi dr Dewi Prisca Sembiring SpKJ mengatakan, sejauh ini belum ada kasus anak kecanduan gawai di era belajar daring. Namun, orang tua harus memperhatikan penggunaannya pada anak. Agar tidak kecanduan.

Mobile_AP_Rectangle 2

Menurutnya, proses evaluasi masalah kecanduan gawai saat ini terbilang sulit. “Ada dua kemungkinan, anak-anak dan remaja memegang gawai karena kecanduan ataukah untuk melakukan pembelajaran. Itu sulit sekali dievaluasi,” kata dokter yang akrab disapa Dewi ini.

Dia menjelaskan, yang bisa dilihat dalam munculnya tanda kecanduan gawai adalah adanya perubahan perilaku. Perubahan perilaku itu pun baru bisa terlihat setelah berbulan-bulan. Tidak dalam waktu cepat. Perilaku yang terlihat di antaranya tugas-tugas mereka terbengkalai, tak bisa membendung emosi, dan antisosial. “Kami bisa mendiagnosis ketika ada perubahan perilaku. Kalau sudah ada perubahan perilaku, harus segera dibawa ke psikiater agar mendapat penanganan,” jelasnya.

Ia melanjutkan, bila masalah kecanduan gawai tak lekas ditangani, akan mengalami dampak buruk lebih parah, bahkan ke arah kriminal. Mereka menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dan memenuhi kesenangannya.  “Contohnya, mereka mencuri uang orang tua untuk membeli pulsa dan berbohong. Perilaku buruk ini bisa terbawa hingga dewasa kelak kalau tidak cepat mendapatkan penanganan,” urainya.

Dewi memberikan tips kepada orang tua agar anak tak kecanduan gawai pada musim belajar daring. Para orang tua perlu mengontrol dan mengawasi penggunaan gawai. “Sebaiknya, orang tua mendampingi anaknya saat anak menggunakan gawai. Penggunaan gawai dibatasi waktunya dan diganti dengan aktivitas lain. Itu juga untuk menjalin kedekatan antara orangtua dan anak,” paparnya.

“Bagi orang tua yang bekerja, selalu jalin komunikasi dengan sang buah hati di waktu senggang,” tambahnya.

- Advertisement -

RADARJEMBER.ID – Pembelajaran daring membuat anak-anak terus berada di rumah selama pandemi Covid-19. Otomatis, membuat para siswa lebih sering berhadapan dengan gawai. Jika hanya belajar, tidak menjadi masalah. Namun, waktu seusai belajar harus benar-benar diawasi oleh orang tua.

Memang, gawai merupakan sarana penunjang belajar daring. Namun, apabila penggunaannya kelewat batas, dapat mengakibatkan masalah serius. Sebab, seseorang bisa kecanduan gawai.

Psikiater RSUD dr Koesnadi dr Dewi Prisca Sembiring SpKJ mengatakan, sejauh ini belum ada kasus anak kecanduan gawai di era belajar daring. Namun, orang tua harus memperhatikan penggunaannya pada anak. Agar tidak kecanduan.

Menurutnya, proses evaluasi masalah kecanduan gawai saat ini terbilang sulit. “Ada dua kemungkinan, anak-anak dan remaja memegang gawai karena kecanduan ataukah untuk melakukan pembelajaran. Itu sulit sekali dievaluasi,” kata dokter yang akrab disapa Dewi ini.

Dia menjelaskan, yang bisa dilihat dalam munculnya tanda kecanduan gawai adalah adanya perubahan perilaku. Perubahan perilaku itu pun baru bisa terlihat setelah berbulan-bulan. Tidak dalam waktu cepat. Perilaku yang terlihat di antaranya tugas-tugas mereka terbengkalai, tak bisa membendung emosi, dan antisosial. “Kami bisa mendiagnosis ketika ada perubahan perilaku. Kalau sudah ada perubahan perilaku, harus segera dibawa ke psikiater agar mendapat penanganan,” jelasnya.

Ia melanjutkan, bila masalah kecanduan gawai tak lekas ditangani, akan mengalami dampak buruk lebih parah, bahkan ke arah kriminal. Mereka menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dan memenuhi kesenangannya.  “Contohnya, mereka mencuri uang orang tua untuk membeli pulsa dan berbohong. Perilaku buruk ini bisa terbawa hingga dewasa kelak kalau tidak cepat mendapatkan penanganan,” urainya.

Dewi memberikan tips kepada orang tua agar anak tak kecanduan gawai pada musim belajar daring. Para orang tua perlu mengontrol dan mengawasi penggunaan gawai. “Sebaiknya, orang tua mendampingi anaknya saat anak menggunakan gawai. Penggunaan gawai dibatasi waktunya dan diganti dengan aktivitas lain. Itu juga untuk menjalin kedekatan antara orangtua dan anak,” paparnya.

“Bagi orang tua yang bekerja, selalu jalin komunikasi dengan sang buah hati di waktu senggang,” tambahnya.

RADARJEMBER.ID – Pembelajaran daring membuat anak-anak terus berada di rumah selama pandemi Covid-19. Otomatis, membuat para siswa lebih sering berhadapan dengan gawai. Jika hanya belajar, tidak menjadi masalah. Namun, waktu seusai belajar harus benar-benar diawasi oleh orang tua.

Memang, gawai merupakan sarana penunjang belajar daring. Namun, apabila penggunaannya kelewat batas, dapat mengakibatkan masalah serius. Sebab, seseorang bisa kecanduan gawai.

Psikiater RSUD dr Koesnadi dr Dewi Prisca Sembiring SpKJ mengatakan, sejauh ini belum ada kasus anak kecanduan gawai di era belajar daring. Namun, orang tua harus memperhatikan penggunaannya pada anak. Agar tidak kecanduan.

Menurutnya, proses evaluasi masalah kecanduan gawai saat ini terbilang sulit. “Ada dua kemungkinan, anak-anak dan remaja memegang gawai karena kecanduan ataukah untuk melakukan pembelajaran. Itu sulit sekali dievaluasi,” kata dokter yang akrab disapa Dewi ini.

Dia menjelaskan, yang bisa dilihat dalam munculnya tanda kecanduan gawai adalah adanya perubahan perilaku. Perubahan perilaku itu pun baru bisa terlihat setelah berbulan-bulan. Tidak dalam waktu cepat. Perilaku yang terlihat di antaranya tugas-tugas mereka terbengkalai, tak bisa membendung emosi, dan antisosial. “Kami bisa mendiagnosis ketika ada perubahan perilaku. Kalau sudah ada perubahan perilaku, harus segera dibawa ke psikiater agar mendapat penanganan,” jelasnya.

Ia melanjutkan, bila masalah kecanduan gawai tak lekas ditangani, akan mengalami dampak buruk lebih parah, bahkan ke arah kriminal. Mereka menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dan memenuhi kesenangannya.  “Contohnya, mereka mencuri uang orang tua untuk membeli pulsa dan berbohong. Perilaku buruk ini bisa terbawa hingga dewasa kelak kalau tidak cepat mendapatkan penanganan,” urainya.

Dewi memberikan tips kepada orang tua agar anak tak kecanduan gawai pada musim belajar daring. Para orang tua perlu mengontrol dan mengawasi penggunaan gawai. “Sebaiknya, orang tua mendampingi anaknya saat anak menggunakan gawai. Penggunaan gawai dibatasi waktunya dan diganti dengan aktivitas lain. Itu juga untuk menjalin kedekatan antara orangtua dan anak,” paparnya.

“Bagi orang tua yang bekerja, selalu jalin komunikasi dengan sang buah hati di waktu senggang,” tambahnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca