23.5 C
Jember
Friday, 24 March 2023

Bondowoso Smart City Mulai Digagas

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso saat ini mulai membentuk gagasan Bondowoso Smart City. Hal tersebut diketahui dalam forum group discussion (FGD) bersama dengan perwakilan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya di ballroom Hotel Ijen View, beberapa waktu lalu.

Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat menjelaskan, konsep smart city yang sedang disiapkan untuk di awal adalah membangun konsep smart government dan smart society terlebih dahulu. Pihaknya menegaskan, konsep tersebut tidak harus meniru kabupaten atau kota besar lainnya yang lebih dahulu membentuk smart city.

Bagi pihaknya, konsep smart city di Bondowoso akan menyesuaikan dengan kebutuhan daerah sendiri. “Tak harus meniru kota besar, bergantung kita kebutuhannya apa. Sementara ini kebutuhannya smart government,” tuturnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dalam smart government ini, pihaknya ingin mengintegrasikan proses penganggaran, perencanaan, hingga proses e-reporting dan pengawasan dengan sistem yang terintegrasi dan mudah diakses. “Ini harus terintegrasi, sehingga saya menginginkan semua sudah by system. Menyusun KUA PPAS, dari perencanaan sampai APBD itu semua sudah by sistem,” tegasnya.

Ia mengharapkan agar smart city sudah terbangun di Bondowoso pada 2022 mendatang. Karena hal itu, pihaknya saat ini tengah mempersiapkan peranti atau perangkat lunak dan sistemnya yang akan diintegrasikan antarorganisasi perangkat daerah (OPD).

Sedangkan kesiapan sumber daya manusianya diklaim telah ada di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) setempat. “Harapan kita nanti di 2022 smart city ini sudah terbangun, khususnya smart government dan smart society,” bebernya.

Sementara, untuk kebutuhan anggarannya, saat ini masih belum bisa ditentukan. Mengingat, pihaknya masih akan mengidentifikasi semua aplikasi yang ada, berikut kebutuhan yang diperlukan.

Kepala Diskominfo Bondowoso Ghozal Rawan menambahkan bahwa dalam FGD ini pihaknya membentuk tim survei untuk mengidentifikasi atau memetakan bagaimana kondisi Bondowoso untuk menuju smart city. Mengingat, tiap OPD telah memiliki aplikasi. “Tinggal bagaimana aplikasi-aplikasi yang ada di OPD masing-masing itu bisa terintegrasi,” ujarnya.

Pihaknya menyebut, dalam proses survei ini menggandeng ITS Surabaya. Diharapkan sebelum 17 Desember 2021 proses survei sudah selesai, sehingga bisa segera mendapat rekomendasi untuk langkah berikutnya. “Setelah pemetaan itu, bisa diketahui apa yang dibutuhkan Bondowoso,” ujarnya.

Dia menyebut, realisasi smart city ini sebagaimana dalam RKPD diharapkan bisa mempermudah pelayanan pemerintah bagi masyarakat melalui memanfaatkan teknologi informasi.

Sementara itu, Manajer Pusat TIK dan Robotika ITS Surabaya Dr Ir Endroyono DEA menerangkan, untuk menjadi smart city tak harus meniru kabupaten atau kota lain. Namun, melihat dari kebutuhannya. “Jadi, Bondowoso kita melihatnya dari smart government, kalau tata kelolanya sudah bagus, bisa optimal, maka dengan gampang geser ke smart society. Meningkatkan layanan masyarakat. Kalau masyarakat terlayani, maka ekonomi juga naik,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso saat ini mulai membentuk gagasan Bondowoso Smart City. Hal tersebut diketahui dalam forum group discussion (FGD) bersama dengan perwakilan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya di ballroom Hotel Ijen View, beberapa waktu lalu.

Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat menjelaskan, konsep smart city yang sedang disiapkan untuk di awal adalah membangun konsep smart government dan smart society terlebih dahulu. Pihaknya menegaskan, konsep tersebut tidak harus meniru kabupaten atau kota besar lainnya yang lebih dahulu membentuk smart city.

Bagi pihaknya, konsep smart city di Bondowoso akan menyesuaikan dengan kebutuhan daerah sendiri. “Tak harus meniru kota besar, bergantung kita kebutuhannya apa. Sementara ini kebutuhannya smart government,” tuturnya.

Dalam smart government ini, pihaknya ingin mengintegrasikan proses penganggaran, perencanaan, hingga proses e-reporting dan pengawasan dengan sistem yang terintegrasi dan mudah diakses. “Ini harus terintegrasi, sehingga saya menginginkan semua sudah by system. Menyusun KUA PPAS, dari perencanaan sampai APBD itu semua sudah by sistem,” tegasnya.

Ia mengharapkan agar smart city sudah terbangun di Bondowoso pada 2022 mendatang. Karena hal itu, pihaknya saat ini tengah mempersiapkan peranti atau perangkat lunak dan sistemnya yang akan diintegrasikan antarorganisasi perangkat daerah (OPD).

Sedangkan kesiapan sumber daya manusianya diklaim telah ada di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) setempat. “Harapan kita nanti di 2022 smart city ini sudah terbangun, khususnya smart government dan smart society,” bebernya.

Sementara, untuk kebutuhan anggarannya, saat ini masih belum bisa ditentukan. Mengingat, pihaknya masih akan mengidentifikasi semua aplikasi yang ada, berikut kebutuhan yang diperlukan.

Kepala Diskominfo Bondowoso Ghozal Rawan menambahkan bahwa dalam FGD ini pihaknya membentuk tim survei untuk mengidentifikasi atau memetakan bagaimana kondisi Bondowoso untuk menuju smart city. Mengingat, tiap OPD telah memiliki aplikasi. “Tinggal bagaimana aplikasi-aplikasi yang ada di OPD masing-masing itu bisa terintegrasi,” ujarnya.

Pihaknya menyebut, dalam proses survei ini menggandeng ITS Surabaya. Diharapkan sebelum 17 Desember 2021 proses survei sudah selesai, sehingga bisa segera mendapat rekomendasi untuk langkah berikutnya. “Setelah pemetaan itu, bisa diketahui apa yang dibutuhkan Bondowoso,” ujarnya.

Dia menyebut, realisasi smart city ini sebagaimana dalam RKPD diharapkan bisa mempermudah pelayanan pemerintah bagi masyarakat melalui memanfaatkan teknologi informasi.

Sementara itu, Manajer Pusat TIK dan Robotika ITS Surabaya Dr Ir Endroyono DEA menerangkan, untuk menjadi smart city tak harus meniru kabupaten atau kota lain. Namun, melihat dari kebutuhannya. “Jadi, Bondowoso kita melihatnya dari smart government, kalau tata kelolanya sudah bagus, bisa optimal, maka dengan gampang geser ke smart society. Meningkatkan layanan masyarakat. Kalau masyarakat terlayani, maka ekonomi juga naik,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso saat ini mulai membentuk gagasan Bondowoso Smart City. Hal tersebut diketahui dalam forum group discussion (FGD) bersama dengan perwakilan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya di ballroom Hotel Ijen View, beberapa waktu lalu.

Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat menjelaskan, konsep smart city yang sedang disiapkan untuk di awal adalah membangun konsep smart government dan smart society terlebih dahulu. Pihaknya menegaskan, konsep tersebut tidak harus meniru kabupaten atau kota besar lainnya yang lebih dahulu membentuk smart city.

Bagi pihaknya, konsep smart city di Bondowoso akan menyesuaikan dengan kebutuhan daerah sendiri. “Tak harus meniru kota besar, bergantung kita kebutuhannya apa. Sementara ini kebutuhannya smart government,” tuturnya.

Dalam smart government ini, pihaknya ingin mengintegrasikan proses penganggaran, perencanaan, hingga proses e-reporting dan pengawasan dengan sistem yang terintegrasi dan mudah diakses. “Ini harus terintegrasi, sehingga saya menginginkan semua sudah by system. Menyusun KUA PPAS, dari perencanaan sampai APBD itu semua sudah by sistem,” tegasnya.

Ia mengharapkan agar smart city sudah terbangun di Bondowoso pada 2022 mendatang. Karena hal itu, pihaknya saat ini tengah mempersiapkan peranti atau perangkat lunak dan sistemnya yang akan diintegrasikan antarorganisasi perangkat daerah (OPD).

Sedangkan kesiapan sumber daya manusianya diklaim telah ada di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) setempat. “Harapan kita nanti di 2022 smart city ini sudah terbangun, khususnya smart government dan smart society,” bebernya.

Sementara, untuk kebutuhan anggarannya, saat ini masih belum bisa ditentukan. Mengingat, pihaknya masih akan mengidentifikasi semua aplikasi yang ada, berikut kebutuhan yang diperlukan.

Kepala Diskominfo Bondowoso Ghozal Rawan menambahkan bahwa dalam FGD ini pihaknya membentuk tim survei untuk mengidentifikasi atau memetakan bagaimana kondisi Bondowoso untuk menuju smart city. Mengingat, tiap OPD telah memiliki aplikasi. “Tinggal bagaimana aplikasi-aplikasi yang ada di OPD masing-masing itu bisa terintegrasi,” ujarnya.

Pihaknya menyebut, dalam proses survei ini menggandeng ITS Surabaya. Diharapkan sebelum 17 Desember 2021 proses survei sudah selesai, sehingga bisa segera mendapat rekomendasi untuk langkah berikutnya. “Setelah pemetaan itu, bisa diketahui apa yang dibutuhkan Bondowoso,” ujarnya.

Dia menyebut, realisasi smart city ini sebagaimana dalam RKPD diharapkan bisa mempermudah pelayanan pemerintah bagi masyarakat melalui memanfaatkan teknologi informasi.

Sementara itu, Manajer Pusat TIK dan Robotika ITS Surabaya Dr Ir Endroyono DEA menerangkan, untuk menjadi smart city tak harus meniru kabupaten atau kota lain. Namun, melihat dari kebutuhannya. “Jadi, Bondowoso kita melihatnya dari smart government, kalau tata kelolanya sudah bagus, bisa optimal, maka dengan gampang geser ke smart society. Meningkatkan layanan masyarakat. Kalau masyarakat terlayani, maka ekonomi juga naik,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca