BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Untuk dapat diakui tingkat dunia melalui UNESCO Global Geopark (UGG), kondisi Ijen Geopark terus menjadi prioritas. Komisi III DPRD Bondowoso yang menjadi mitra Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso terus melakukan evaluasi terkait kegiatan dan kinerja selama 2021.
Salah satu poin pentingnya yakni capaian dan kendala untuk persiapan datangnya tim asesor dari UNESCO yang bakal datang ke Bondowoso pada Mei mendatang. Menurut Ketua Komisi III DPRD Bondowoso Sutriyono, pembangunan fisik sarana dan prasarana (sarpras) di sejumlah objek atau situs Ijen Geopark wilayah Bondowoso sudah dilakukan. “Meskipun belum lengkap 100 persen, tetapi kami yakin sarpras yang ada sudah siap menyambut tim asesor UNESCO,” beber politisi PKB ini.
Namun, pria asal Kecamatan Cermee ini menyoroti sisi lain. Dari capaian kegiatan fisik, ada evaluasi lagi terkait kebersamaan para OPD sebagai satu kesatuan membangun Ijen Geopark yang dirasa belum optimal. Sebagai informasi, ada 16 OPD yang menjadi pengampu atas suksesnya Ijen Geopark agar bisa diakui dunia.
Terlebih dalam APBD Tahun Anggaran 2021 kemarin sudah dianggarkan Rp 68 miliar yang dibagi ke 16 OPD terkait untuk keberlangsungan Ijen Geopark. “Selain itu, ada dua institusi pengelolaan Ijen Geopark. Pertama adalah Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) yang melekat di Disparbudpora. Kemudian, tim teknis yang dikoordinatori oleh Bappeda masih belum optimal. Sebenarnya tahun kemarin kami sudah menginisiasi pertemuan lintas OPD,” jelasnya.
Bicara mengenai anggaran, menurut Sutriyono, legislatif sedianya sudah sangat mendukung. Tetapi, dia menyebut, di lapangan banyak kegiatan pada sejumlah OPD yang berlabel Ijen Geopark dikerjakan sekadarnya saja. “Perlu adanya penguatan kembali,” beber dia.
DPRD berencana akan segera mengomunikasikan pertemuan lintas OPD dengan melibatkan para pejabat eksekutif lainnya di lingkup Pemkab Bondowoso. Seperti wakil bupati, sekretaris daerah, dan asisten pembangunan. “Kami akan samakan persepsi untuk kesuksesan Ijen Geopark ini,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Ijen.
Selain itu, sebagai tindak lanjut upaya percepatan lainnya, pihaknya bersama eksekutif akan secepatnya berkomunikasi dengan stakeholder terkait lainnya. Seperti BKSDA, taman nasional, Perhutani, maupun PTPN XII. “Ada beberapa yang sudah melakukan MoU, tapi belum tahap bagaimana detail perjanjian kerja sama. Masih ada beberapa kendala yang sifatnya teknis,” pungkasnya. (bud/c2/lin)