28.5 C
Jember
Sunday, 26 March 2023

Blusukan Cegah Radikalisme di Pesantren di Bondowoso

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Bahaya paham radikalisme dan terorisme tidak hanya disampaikan kepada orang dewasa, tetapi juga disosialisasikan kepada kalangan remaja dan anak-anak. Termasuk di lingkungan pondok pesantren Bondowoso.

Aiptu Supriyanto, Bhabinkamtibmas Koncer Kidul, Kecamatan Tenggarang, getol menjalani aktivitas itu sejak 2017 silam di Pondok Pesantren Nurul Hidayah, desa setempat. Materi yang diajarkan mengenai pendidikan moral, pancasila, kebangsaan, dan nasionalisme. Tujuannya, agar para pelajar bisa memahami bahwa negaranya terdiri atas bangsa yang majemuk, tetapi tetap harus rukun satu sama lain.

“Radikalisme itu rata-rata masuk ke anak-anak muda, sedangkan pemikiran mereka masih labil. Oleh sebab itu, sejak mereka masih remaja dan anak-anak, sudah kami tanamkan tentang nasionalisme dan materi berkebangsaan,” papar Aiptu Supriyanto.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dalam kelas, dia tidak hanya menyampaikan materi dengan lisan kosong saja, melainkan juga menggunakan alat peraga seperti lambang Pancasila. “Ada sesi tanya jawab tentang apa saja makna di setiap lambang Pancasila dan lain sebagainya.  Disampaikan juga tentang jahatnya terorisme itu bagi masyarakat dan negara,” ucapnya.

Pak Pri, sapaan akrabnya, mengajar secara sukarela di ponpes tersebut. Rata-rata 2 kali dalam sepekan. Menurut dia, hal ini merupakan implementasi dari Bhabinkamtibmas Peduli Pendidikan. “Yang utama adalah tugas sebagai abdi negara. Sementara itu, mengajar di Ponpes ini sebagai upaya ikut serta di bidang pendidikan, terutama pendidikan karakter dan kebangsaan,” papar bapak 3 anak itu.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Bahaya paham radikalisme dan terorisme tidak hanya disampaikan kepada orang dewasa, tetapi juga disosialisasikan kepada kalangan remaja dan anak-anak. Termasuk di lingkungan pondok pesantren Bondowoso.

Aiptu Supriyanto, Bhabinkamtibmas Koncer Kidul, Kecamatan Tenggarang, getol menjalani aktivitas itu sejak 2017 silam di Pondok Pesantren Nurul Hidayah, desa setempat. Materi yang diajarkan mengenai pendidikan moral, pancasila, kebangsaan, dan nasionalisme. Tujuannya, agar para pelajar bisa memahami bahwa negaranya terdiri atas bangsa yang majemuk, tetapi tetap harus rukun satu sama lain.

“Radikalisme itu rata-rata masuk ke anak-anak muda, sedangkan pemikiran mereka masih labil. Oleh sebab itu, sejak mereka masih remaja dan anak-anak, sudah kami tanamkan tentang nasionalisme dan materi berkebangsaan,” papar Aiptu Supriyanto.

Dalam kelas, dia tidak hanya menyampaikan materi dengan lisan kosong saja, melainkan juga menggunakan alat peraga seperti lambang Pancasila. “Ada sesi tanya jawab tentang apa saja makna di setiap lambang Pancasila dan lain sebagainya.  Disampaikan juga tentang jahatnya terorisme itu bagi masyarakat dan negara,” ucapnya.

Pak Pri, sapaan akrabnya, mengajar secara sukarela di ponpes tersebut. Rata-rata 2 kali dalam sepekan. Menurut dia, hal ini merupakan implementasi dari Bhabinkamtibmas Peduli Pendidikan. “Yang utama adalah tugas sebagai abdi negara. Sementara itu, mengajar di Ponpes ini sebagai upaya ikut serta di bidang pendidikan, terutama pendidikan karakter dan kebangsaan,” papar bapak 3 anak itu.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Bahaya paham radikalisme dan terorisme tidak hanya disampaikan kepada orang dewasa, tetapi juga disosialisasikan kepada kalangan remaja dan anak-anak. Termasuk di lingkungan pondok pesantren Bondowoso.

Aiptu Supriyanto, Bhabinkamtibmas Koncer Kidul, Kecamatan Tenggarang, getol menjalani aktivitas itu sejak 2017 silam di Pondok Pesantren Nurul Hidayah, desa setempat. Materi yang diajarkan mengenai pendidikan moral, pancasila, kebangsaan, dan nasionalisme. Tujuannya, agar para pelajar bisa memahami bahwa negaranya terdiri atas bangsa yang majemuk, tetapi tetap harus rukun satu sama lain.

“Radikalisme itu rata-rata masuk ke anak-anak muda, sedangkan pemikiran mereka masih labil. Oleh sebab itu, sejak mereka masih remaja dan anak-anak, sudah kami tanamkan tentang nasionalisme dan materi berkebangsaan,” papar Aiptu Supriyanto.

Dalam kelas, dia tidak hanya menyampaikan materi dengan lisan kosong saja, melainkan juga menggunakan alat peraga seperti lambang Pancasila. “Ada sesi tanya jawab tentang apa saja makna di setiap lambang Pancasila dan lain sebagainya.  Disampaikan juga tentang jahatnya terorisme itu bagi masyarakat dan negara,” ucapnya.

Pak Pri, sapaan akrabnya, mengajar secara sukarela di ponpes tersebut. Rata-rata 2 kali dalam sepekan. Menurut dia, hal ini merupakan implementasi dari Bhabinkamtibmas Peduli Pendidikan. “Yang utama adalah tugas sebagai abdi negara. Sementara itu, mengajar di Ponpes ini sebagai upaya ikut serta di bidang pendidikan, terutama pendidikan karakter dan kebangsaan,” papar bapak 3 anak itu.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca