Mobile_AP_Rectangle 1
RADARJEMBER.ID – Menjelang Magrib, penerangan di Kecamatan Ijen mengalami pemadaman. Iis Susanti yang tinggal di Dusun Kampung Baru, Desa Kalisat, tidak menyangka akan datangnya banjir. Lima menit setelah itu, teriakan warga dari kampung sebelah terdengar begitu lantang. Rupanya hal itu dibarengi dengan terjangan banjir yang masuk ke permukiman.
BACA JUGA :Â Kurang Waspada saat Belok, Lansia di Jember Luka Berat Tertabrak Motor
Tepat pukul 18.25, Minggu (12/2), Iis Susanti ikut berteriak setelah melihat air bercampur lumpur masuk ke rumahnya dengan begitu kencang. Memang firasat seorang ibu, waktu itu dia hanya memikirkan keselamatan buah hatinya yang masih berusia 14 bulan. Sementara, sanak familinya yang tinggal satu rumah itu juga lari terbirit-birit menyelamatkan diri.
Mobile_AP_Rectangle 2
Baginya, pada malam itu situasinya cukup mencekam. Seolah batas antara hidup dan mati hanya terpisah dengan kain kapas, sangat dekat sekali. Susanti berlari sekuat tenaga sambil menggendong anaknya yang merengek tersebut. “Waktu saya lari itu, air sudah berada di belakang saya, dan saya sambil menggendong anak saya melaju sekuat tenaga,” katanya saat ditemui di posko utama.
Sementara itu, kondisi rumah Susanti cukup memprihatinkan setelah dihantam banjir bandang selama kurang lebih satu jam. Kondisi bangunannya sudah rusak parah, bahkan seluruh isi rumahnya juga hanyut terbawa banjir. Uang tabungan, perhiasan, dan alat-alat elektronik seperti televisi sudah tidak bisa ditolong lagi. “Habis semua seluruh isi rumah. Sekarang rumahnya juga tidak bisa dipakai lagi,” ungkap istri Robet tersebut.
- Advertisement -
RADARJEMBER.ID – Menjelang Magrib, penerangan di Kecamatan Ijen mengalami pemadaman. Iis Susanti yang tinggal di Dusun Kampung Baru, Desa Kalisat, tidak menyangka akan datangnya banjir. Lima menit setelah itu, teriakan warga dari kampung sebelah terdengar begitu lantang. Rupanya hal itu dibarengi dengan terjangan banjir yang masuk ke permukiman.
BACA JUGA :Â Kurang Waspada saat Belok, Lansia di Jember Luka Berat Tertabrak Motor
Tepat pukul 18.25, Minggu (12/2), Iis Susanti ikut berteriak setelah melihat air bercampur lumpur masuk ke rumahnya dengan begitu kencang. Memang firasat seorang ibu, waktu itu dia hanya memikirkan keselamatan buah hatinya yang masih berusia 14 bulan. Sementara, sanak familinya yang tinggal satu rumah itu juga lari terbirit-birit menyelamatkan diri.
Baginya, pada malam itu situasinya cukup mencekam. Seolah batas antara hidup dan mati hanya terpisah dengan kain kapas, sangat dekat sekali. Susanti berlari sekuat tenaga sambil menggendong anaknya yang merengek tersebut. “Waktu saya lari itu, air sudah berada di belakang saya, dan saya sambil menggendong anak saya melaju sekuat tenaga,” katanya saat ditemui di posko utama.
Sementara itu, kondisi rumah Susanti cukup memprihatinkan setelah dihantam banjir bandang selama kurang lebih satu jam. Kondisi bangunannya sudah rusak parah, bahkan seluruh isi rumahnya juga hanyut terbawa banjir. Uang tabungan, perhiasan, dan alat-alat elektronik seperti televisi sudah tidak bisa ditolong lagi. “Habis semua seluruh isi rumah. Sekarang rumahnya juga tidak bisa dipakai lagi,” ungkap istri Robet tersebut.
RADARJEMBER.ID – Menjelang Magrib, penerangan di Kecamatan Ijen mengalami pemadaman. Iis Susanti yang tinggal di Dusun Kampung Baru, Desa Kalisat, tidak menyangka akan datangnya banjir. Lima menit setelah itu, teriakan warga dari kampung sebelah terdengar begitu lantang. Rupanya hal itu dibarengi dengan terjangan banjir yang masuk ke permukiman.
BACA JUGA :Â Kurang Waspada saat Belok, Lansia di Jember Luka Berat Tertabrak Motor
Tepat pukul 18.25, Minggu (12/2), Iis Susanti ikut berteriak setelah melihat air bercampur lumpur masuk ke rumahnya dengan begitu kencang. Memang firasat seorang ibu, waktu itu dia hanya memikirkan keselamatan buah hatinya yang masih berusia 14 bulan. Sementara, sanak familinya yang tinggal satu rumah itu juga lari terbirit-birit menyelamatkan diri.
Baginya, pada malam itu situasinya cukup mencekam. Seolah batas antara hidup dan mati hanya terpisah dengan kain kapas, sangat dekat sekali. Susanti berlari sekuat tenaga sambil menggendong anaknya yang merengek tersebut. “Waktu saya lari itu, air sudah berada di belakang saya, dan saya sambil menggendong anak saya melaju sekuat tenaga,” katanya saat ditemui di posko utama.
Sementara itu, kondisi rumah Susanti cukup memprihatinkan setelah dihantam banjir bandang selama kurang lebih satu jam. Kondisi bangunannya sudah rusak parah, bahkan seluruh isi rumahnya juga hanyut terbawa banjir. Uang tabungan, perhiasan, dan alat-alat elektronik seperti televisi sudah tidak bisa ditolong lagi. “Habis semua seluruh isi rumah. Sekarang rumahnya juga tidak bisa dipakai lagi,” ungkap istri Robet tersebut.