26.6 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

Sentuh Warga Jirek Mas

Harap Desa Juga Kembangkan Potensi Produk Unggulan

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID –  Sosialisasi mengenai Ijen Geopark mulai menyasar grass root alias akar rumput. Salah satunya masyarakat Desa Jirek Mas, Cermee. Sosialisasi Ijen Geopark menyasar masyarakat desa karena warga desa harus juga mengetahui bahwa Pemkab Bondowoso bersama-sama masyarakat mewujudkan Ijen Geopark untuk diakui masuk warisan dunia UNESCO Global Geopark (UGG).

Di Desa Jirek Mas terdapat situs budaya berupa struktur Gua Butha Cermee, yang turut diajukan menjadi warisan dunia bersama sejumlah situs lainnya. Struktur Gua Butha merupakan gua pertapaan pada akhir zaman Majapahit, sekitar abad ke-13 dan 14. Bhuta memiliki arti ‘raksasa’ dalam bahasa Madura (bahasa lokal tradisional). Situs ini merupakan cerukan pada tebing batu.

Sosialisasi ini dilakukan Sutriyono, Ketua Komisi III DPRD Bondowoso. Melibatkan perangkat desa, para warga, Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Bondowoso, serta tim ahli budaya Ijen Geopark. “Sosialisasi hingga ke masyarakat sangatlah penting. Apalagi nanti dalam penilaiannya melibatkan masyarakat secara langsung,” katanya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Menurutnya, lapisan masyarakat paling bawah harus tahu apa itu Ijen Geopark. Termasuk tujuannya. “Dalam sosialisasi kali ini, masyarakat juga diberikan pemahaman tentang situs yang ada di sana. Termasuk diimbau bahu-membahu untuk merawat kelestariannya,” paparnya.

Lebih lanjut, langkah desa secara sadar melakukan sosialisasi sangat bagus. Mengingat waktu penilaian semakin dekat. “Tidak mungkin jika harus dilakukan pemkab semua. Makanya keterlibatan desa dan komunitas yang selama ini diajak diskusi oleh Disparpora sangat penting,” terangnya.

Dia juga menyarankan agar desa atau kecamatan yang menjadi destinasi Ijen Geopark (terdapat situs yang didaftarkan ke UNESCO) mengembangkan ciri khas kelokalannya. “Misalnya di Desa Jirek Mas ini, ada makanan tradisional. Sebut saja kucur. Itu nanti kalau ada wisatawan, selain mendapatkan tiket, juga bisa diberikan makanan khasnya,” usulnya.

Pihaknya juga menyebutkan bahwa di Desa Jirek Mas ada kerajinan tangan dengan bahan kayu. Hal itu bisa dibuat miniatur Gua Butha. “Agar wisatawan bisa ingat dengan Desa Jirek Mas,” imbuh politisi PKB tersebut.

Dia berharap, 16 dinas yang ditunjuk sebagai pelaksana teknis dalam Ijen Geopark segera melakukan terobosan. “Jadi, harus segera saling melangkah,” harapnya.

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Solikhul Huda

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID –  Sosialisasi mengenai Ijen Geopark mulai menyasar grass root alias akar rumput. Salah satunya masyarakat Desa Jirek Mas, Cermee. Sosialisasi Ijen Geopark menyasar masyarakat desa karena warga desa harus juga mengetahui bahwa Pemkab Bondowoso bersama-sama masyarakat mewujudkan Ijen Geopark untuk diakui masuk warisan dunia UNESCO Global Geopark (UGG).

Di Desa Jirek Mas terdapat situs budaya berupa struktur Gua Butha Cermee, yang turut diajukan menjadi warisan dunia bersama sejumlah situs lainnya. Struktur Gua Butha merupakan gua pertapaan pada akhir zaman Majapahit, sekitar abad ke-13 dan 14. Bhuta memiliki arti ‘raksasa’ dalam bahasa Madura (bahasa lokal tradisional). Situs ini merupakan cerukan pada tebing batu.

Sosialisasi ini dilakukan Sutriyono, Ketua Komisi III DPRD Bondowoso. Melibatkan perangkat desa, para warga, Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Bondowoso, serta tim ahli budaya Ijen Geopark. “Sosialisasi hingga ke masyarakat sangatlah penting. Apalagi nanti dalam penilaiannya melibatkan masyarakat secara langsung,” katanya.

Menurutnya, lapisan masyarakat paling bawah harus tahu apa itu Ijen Geopark. Termasuk tujuannya. “Dalam sosialisasi kali ini, masyarakat juga diberikan pemahaman tentang situs yang ada di sana. Termasuk diimbau bahu-membahu untuk merawat kelestariannya,” paparnya.

Lebih lanjut, langkah desa secara sadar melakukan sosialisasi sangat bagus. Mengingat waktu penilaian semakin dekat. “Tidak mungkin jika harus dilakukan pemkab semua. Makanya keterlibatan desa dan komunitas yang selama ini diajak diskusi oleh Disparpora sangat penting,” terangnya.

Dia juga menyarankan agar desa atau kecamatan yang menjadi destinasi Ijen Geopark (terdapat situs yang didaftarkan ke UNESCO) mengembangkan ciri khas kelokalannya. “Misalnya di Desa Jirek Mas ini, ada makanan tradisional. Sebut saja kucur. Itu nanti kalau ada wisatawan, selain mendapatkan tiket, juga bisa diberikan makanan khasnya,” usulnya.

Pihaknya juga menyebutkan bahwa di Desa Jirek Mas ada kerajinan tangan dengan bahan kayu. Hal itu bisa dibuat miniatur Gua Butha. “Agar wisatawan bisa ingat dengan Desa Jirek Mas,” imbuh politisi PKB tersebut.

Dia berharap, 16 dinas yang ditunjuk sebagai pelaksana teknis dalam Ijen Geopark segera melakukan terobosan. “Jadi, harus segera saling melangkah,” harapnya.

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Solikhul Huda

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID –  Sosialisasi mengenai Ijen Geopark mulai menyasar grass root alias akar rumput. Salah satunya masyarakat Desa Jirek Mas, Cermee. Sosialisasi Ijen Geopark menyasar masyarakat desa karena warga desa harus juga mengetahui bahwa Pemkab Bondowoso bersama-sama masyarakat mewujudkan Ijen Geopark untuk diakui masuk warisan dunia UNESCO Global Geopark (UGG).

Di Desa Jirek Mas terdapat situs budaya berupa struktur Gua Butha Cermee, yang turut diajukan menjadi warisan dunia bersama sejumlah situs lainnya. Struktur Gua Butha merupakan gua pertapaan pada akhir zaman Majapahit, sekitar abad ke-13 dan 14. Bhuta memiliki arti ‘raksasa’ dalam bahasa Madura (bahasa lokal tradisional). Situs ini merupakan cerukan pada tebing batu.

Sosialisasi ini dilakukan Sutriyono, Ketua Komisi III DPRD Bondowoso. Melibatkan perangkat desa, para warga, Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Bondowoso, serta tim ahli budaya Ijen Geopark. “Sosialisasi hingga ke masyarakat sangatlah penting. Apalagi nanti dalam penilaiannya melibatkan masyarakat secara langsung,” katanya.

Menurutnya, lapisan masyarakat paling bawah harus tahu apa itu Ijen Geopark. Termasuk tujuannya. “Dalam sosialisasi kali ini, masyarakat juga diberikan pemahaman tentang situs yang ada di sana. Termasuk diimbau bahu-membahu untuk merawat kelestariannya,” paparnya.

Lebih lanjut, langkah desa secara sadar melakukan sosialisasi sangat bagus. Mengingat waktu penilaian semakin dekat. “Tidak mungkin jika harus dilakukan pemkab semua. Makanya keterlibatan desa dan komunitas yang selama ini diajak diskusi oleh Disparpora sangat penting,” terangnya.

Dia juga menyarankan agar desa atau kecamatan yang menjadi destinasi Ijen Geopark (terdapat situs yang didaftarkan ke UNESCO) mengembangkan ciri khas kelokalannya. “Misalnya di Desa Jirek Mas ini, ada makanan tradisional. Sebut saja kucur. Itu nanti kalau ada wisatawan, selain mendapatkan tiket, juga bisa diberikan makanan khasnya,” usulnya.

Pihaknya juga menyebutkan bahwa di Desa Jirek Mas ada kerajinan tangan dengan bahan kayu. Hal itu bisa dibuat miniatur Gua Butha. “Agar wisatawan bisa ingat dengan Desa Jirek Mas,” imbuh politisi PKB tersebut.

Dia berharap, 16 dinas yang ditunjuk sebagai pelaksana teknis dalam Ijen Geopark segera melakukan terobosan. “Jadi, harus segera saling melangkah,” harapnya.

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Solikhul Huda

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca