BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Lapas Kelas II B Bondowoso memiliki lahan pertanian di area Sarana Asimilasi Edukasi (SAE). Mereka memanfaatkannya dengan bercocok tanam. Hasil panennya dijual kepada masyarakat umum.
Tiap hari Minggu pagi, mereka rutin menjajakan dagangannya. Bahkan tak segan, para narapidana warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang berjualan didampingi oleh beberapa petugas. Mereka yang bertani, bercocok tanam, dan memanennya langsung, hingga dijual kepada masyarakat.
Kepala Sub Seksi (Kasubsi) Kegiatan Kerja (Giatja) Denny Dwijaya menyebut, para WBP itu mendapat pembinaan dan pelatihan kerja salah satunya di bidang pertanian. Selain pertanian, ada juga pelatihan kerajinan tangan, mebel, hingga pelatihan otomotif.
Selain sayuran, WBP Lapas Bondowoso juga menjajakan beberapa kerajinan tangan dari ukiran kayu. Hasil kreativitas mereka berkreasi di balik jeruji besi. “Ini semua hasil dari WBP di dalam lapas. Mereka dilatih untuk memiliki keahlian. Dan nantinya juga bisa bermanfaat untuk masyarakat, serta punya nilai jual,” ujar Denny.
Denny juga mengatakan bahwa nanti hasil dari penjualan produknya dalam satu bulan akan dikumpulkan menjadi satu. Kemudian, disetorkan untuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebagai kas negara. Tentu setelah dilakukan pemotongan untuk komisi WBP yang bekerja hingga modal untuk pengembangannya.
Para WBP yang bisa bertugas di luar area lapas pun sudah melalui tahapan seleksi. Mereka tak serta-merta bisa bekerja di luar wilayah lapas. Sebelum ikut dalam program SAE, mereka sudah melalui monitoring, penilaian, dan sidang tim pengamat pemasyarakatan (TPP).
“Warga binaan yang memenuhi syarat itu bisa diikutkan kegiatan kerja. Kalau yang bekerja di luar lapas juga sudah melalui serangkaian tahapan sesuai aturan,” pungkasnya.
Jurnalis : Muchammad Ainul Budi/Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Solikhul Huda