29.4 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Musim Hujan Waktu yang Tepat Untuk Pemupukan Kebun Kopi

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Beberapa pekan belakangan, masa panen kebun kopi sudah selesai. Cuaca bagus mendukung kualitas produksi kopi Bondowoso. Meski memasuki akhir masa panen, kualitas kopi tak berubah meskipun sedikit mengurangi produktivitasnya.

Kini, cuaca di Bondowoso sudah mulai memasuki musim hujan. Bagi petani kopi, awal musim hujan menjadi salah satu cuaca yang ditunggu-tunggu. “Cuaca hujan ini malah yang kami tunggu-tunggu. Karena kami sudah mulai melakukan perawatan bertahap lagi,” ujar Suyitno, salah seorang petani kopi di Kecamatan Sukosari.

Menurut petani kopi yang sudah cukup berpengalaman ini, dia dan para pekerjanya fokus untuk terus melakukan perawatan kebun. “Seperti pembersihan gulma hingga pembersihan ranting-ranting yang kami rasa tidak lagi produktif,” jelas mantan polisi ini.

Mobile_AP_Rectangle 2

Awal musim hujan dan akhir musim hujan menjadi fase terbaik untuk melakukan pemupukan. Pria yang akrab disapa Yit ini mengatakan bahwa awal dan akhir musim hujan dimanfaatkan untuk pemupukan. “Beberapa hari belakangan ini kami sudah mulai proses pemupukan,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Ijen.

Pria yang juga pernah menyabet sejumlah gelar di bidang komoditas kopi ini menambahkan, pembersihan ranting dan gulma sangatlah penting. “Kalau ada ranting yang menghambat tumbuhnya buah, tentu akan dibuang. Biasanya setengah bulan sudah tumbuh, ya, kami potong. Begitu pun untuk gulma,” pungkas pria yang berasal dari Desa Sukosari Lor ini.

Sebagai informasi, luas lahan kebun kopi di Bondowoso mencapai 13.649 hektare. Sebagian besar berada di kawasan lahan Perhutani. Namun, para petani sudah mengikat perjanjian kerja sama dengan Perhutani untuk mengelolanya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Beberapa pekan belakangan, masa panen kebun kopi sudah selesai. Cuaca bagus mendukung kualitas produksi kopi Bondowoso. Meski memasuki akhir masa panen, kualitas kopi tak berubah meskipun sedikit mengurangi produktivitasnya.

Kini, cuaca di Bondowoso sudah mulai memasuki musim hujan. Bagi petani kopi, awal musim hujan menjadi salah satu cuaca yang ditunggu-tunggu. “Cuaca hujan ini malah yang kami tunggu-tunggu. Karena kami sudah mulai melakukan perawatan bertahap lagi,” ujar Suyitno, salah seorang petani kopi di Kecamatan Sukosari.

Menurut petani kopi yang sudah cukup berpengalaman ini, dia dan para pekerjanya fokus untuk terus melakukan perawatan kebun. “Seperti pembersihan gulma hingga pembersihan ranting-ranting yang kami rasa tidak lagi produktif,” jelas mantan polisi ini.

Awal musim hujan dan akhir musim hujan menjadi fase terbaik untuk melakukan pemupukan. Pria yang akrab disapa Yit ini mengatakan bahwa awal dan akhir musim hujan dimanfaatkan untuk pemupukan. “Beberapa hari belakangan ini kami sudah mulai proses pemupukan,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Ijen.

Pria yang juga pernah menyabet sejumlah gelar di bidang komoditas kopi ini menambahkan, pembersihan ranting dan gulma sangatlah penting. “Kalau ada ranting yang menghambat tumbuhnya buah, tentu akan dibuang. Biasanya setengah bulan sudah tumbuh, ya, kami potong. Begitu pun untuk gulma,” pungkas pria yang berasal dari Desa Sukosari Lor ini.

Sebagai informasi, luas lahan kebun kopi di Bondowoso mencapai 13.649 hektare. Sebagian besar berada di kawasan lahan Perhutani. Namun, para petani sudah mengikat perjanjian kerja sama dengan Perhutani untuk mengelolanya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Beberapa pekan belakangan, masa panen kebun kopi sudah selesai. Cuaca bagus mendukung kualitas produksi kopi Bondowoso. Meski memasuki akhir masa panen, kualitas kopi tak berubah meskipun sedikit mengurangi produktivitasnya.

Kini, cuaca di Bondowoso sudah mulai memasuki musim hujan. Bagi petani kopi, awal musim hujan menjadi salah satu cuaca yang ditunggu-tunggu. “Cuaca hujan ini malah yang kami tunggu-tunggu. Karena kami sudah mulai melakukan perawatan bertahap lagi,” ujar Suyitno, salah seorang petani kopi di Kecamatan Sukosari.

Menurut petani kopi yang sudah cukup berpengalaman ini, dia dan para pekerjanya fokus untuk terus melakukan perawatan kebun. “Seperti pembersihan gulma hingga pembersihan ranting-ranting yang kami rasa tidak lagi produktif,” jelas mantan polisi ini.

Awal musim hujan dan akhir musim hujan menjadi fase terbaik untuk melakukan pemupukan. Pria yang akrab disapa Yit ini mengatakan bahwa awal dan akhir musim hujan dimanfaatkan untuk pemupukan. “Beberapa hari belakangan ini kami sudah mulai proses pemupukan,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Ijen.

Pria yang juga pernah menyabet sejumlah gelar di bidang komoditas kopi ini menambahkan, pembersihan ranting dan gulma sangatlah penting. “Kalau ada ranting yang menghambat tumbuhnya buah, tentu akan dibuang. Biasanya setengah bulan sudah tumbuh, ya, kami potong. Begitu pun untuk gulma,” pungkas pria yang berasal dari Desa Sukosari Lor ini.

Sebagai informasi, luas lahan kebun kopi di Bondowoso mencapai 13.649 hektare. Sebagian besar berada di kawasan lahan Perhutani. Namun, para petani sudah mengikat perjanjian kerja sama dengan Perhutani untuk mengelolanya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca