Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bondowoso terkendala refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat dalam monitoring dan evaluasi (monev) ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bondowoso, kemarin (15/6).
Wabup Irwan memastikan adanya refocusing tidak mengganggu pelaksanaan visi dan misi bupati. Untuk itu, dirinya melihat langsung penerjemahan visi dan misi bupati yang diaplikasikan dalam rencana kerja (renja) Dinas PUPR. “Apakah fokus dan lokus PUPR sesuai dengan tema RKPD (rencana kerja pembangunan daerah, Red). Alhamdulillah semuanya sudah sesuai,” katanya.
Diungkapkannya, adanya refocusing memang mengganggu pembangunan infrastruktur di Bondowoso. Apalagi, tahun ini Dinas PUPR mengalami refocusing anggaran cukup banyak. Yakni sebanyak Rp 18 miliar lebih. Hal tersebut membuat pembangunan infrastruktur hanya dilakukan pada yang bersifat skala prioritas. Tentu menyesuaikan dengan tema RKPJ yang sudah dibuat sebelumnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Skala prioritas yang dimaksud adalah infrastruktur yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam suatu wilayah. Hal itu menjadi perhatian bagi pihaknya. “Jangan sampai mengganggu infrastruktur yang berkaitan dengan penunjang ekonomi. Karena kita menuju kemandirian ekonomi,” tegasnya.
Diungkapkan, selama ini skala prioritas banyak di daerah pinggiran yang berkaitan dengan sentra-sentra ekonomi. Hal tersebut juga dinilai sesuai dengan visi misi bupati, yakni membangun Bondowoso dari pinggiran. Saat ini yang menjadi prioritas adalah pembangunan infrastruktur kepariwisataan Ijen Geopark. Daerah pinggiran yang berada di sekitar lokasi Ijen Geopark menjadi skala prioritas dalam pembangunan infrastruktur. “Karena memang keterbatasan viskal, akhirnya daerah membuat skema semacam itu,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga berharap agar PUPR tidak hanya mengandalkan dana dari APBD sebagai satu-satunya sumber anggaran. Karenanya, diharapkan PUPR juga melakukan upaya terobosan ke provinsi ataupun ke pusat. Sehingga pembangunan infrastruktur juga bisa dilakukan melalui sumber pembiayaan yang didapatkan dari dana alokasi khusus (DAK) dan lainnya,”
Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bondowoso terkendala refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat dalam monitoring dan evaluasi (monev) ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bondowoso, kemarin (15/6).
Wabup Irwan memastikan adanya refocusing tidak mengganggu pelaksanaan visi dan misi bupati. Untuk itu, dirinya melihat langsung penerjemahan visi dan misi bupati yang diaplikasikan dalam rencana kerja (renja) Dinas PUPR. “Apakah fokus dan lokus PUPR sesuai dengan tema RKPD (rencana kerja pembangunan daerah, Red). Alhamdulillah semuanya sudah sesuai,” katanya.
Diungkapkannya, adanya refocusing memang mengganggu pembangunan infrastruktur di Bondowoso. Apalagi, tahun ini Dinas PUPR mengalami refocusing anggaran cukup banyak. Yakni sebanyak Rp 18 miliar lebih. Hal tersebut membuat pembangunan infrastruktur hanya dilakukan pada yang bersifat skala prioritas. Tentu menyesuaikan dengan tema RKPJ yang sudah dibuat sebelumnya.
Skala prioritas yang dimaksud adalah infrastruktur yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam suatu wilayah. Hal itu menjadi perhatian bagi pihaknya. “Jangan sampai mengganggu infrastruktur yang berkaitan dengan penunjang ekonomi. Karena kita menuju kemandirian ekonomi,” tegasnya.
Diungkapkan, selama ini skala prioritas banyak di daerah pinggiran yang berkaitan dengan sentra-sentra ekonomi. Hal tersebut juga dinilai sesuai dengan visi misi bupati, yakni membangun Bondowoso dari pinggiran. Saat ini yang menjadi prioritas adalah pembangunan infrastruktur kepariwisataan Ijen Geopark. Daerah pinggiran yang berada di sekitar lokasi Ijen Geopark menjadi skala prioritas dalam pembangunan infrastruktur. “Karena memang keterbatasan viskal, akhirnya daerah membuat skema semacam itu,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga berharap agar PUPR tidak hanya mengandalkan dana dari APBD sebagai satu-satunya sumber anggaran. Karenanya, diharapkan PUPR juga melakukan upaya terobosan ke provinsi ataupun ke pusat. Sehingga pembangunan infrastruktur juga bisa dilakukan melalui sumber pembiayaan yang didapatkan dari dana alokasi khusus (DAK) dan lainnya,”
Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bondowoso terkendala refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Hal tersebut diungkapkan Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat dalam monitoring dan evaluasi (monev) ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bondowoso, kemarin (15/6).
Wabup Irwan memastikan adanya refocusing tidak mengganggu pelaksanaan visi dan misi bupati. Untuk itu, dirinya melihat langsung penerjemahan visi dan misi bupati yang diaplikasikan dalam rencana kerja (renja) Dinas PUPR. “Apakah fokus dan lokus PUPR sesuai dengan tema RKPD (rencana kerja pembangunan daerah, Red). Alhamdulillah semuanya sudah sesuai,” katanya.
Diungkapkannya, adanya refocusing memang mengganggu pembangunan infrastruktur di Bondowoso. Apalagi, tahun ini Dinas PUPR mengalami refocusing anggaran cukup banyak. Yakni sebanyak Rp 18 miliar lebih. Hal tersebut membuat pembangunan infrastruktur hanya dilakukan pada yang bersifat skala prioritas. Tentu menyesuaikan dengan tema RKPJ yang sudah dibuat sebelumnya.
Skala prioritas yang dimaksud adalah infrastruktur yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam suatu wilayah. Hal itu menjadi perhatian bagi pihaknya. “Jangan sampai mengganggu infrastruktur yang berkaitan dengan penunjang ekonomi. Karena kita menuju kemandirian ekonomi,” tegasnya.
Diungkapkan, selama ini skala prioritas banyak di daerah pinggiran yang berkaitan dengan sentra-sentra ekonomi. Hal tersebut juga dinilai sesuai dengan visi misi bupati, yakni membangun Bondowoso dari pinggiran. Saat ini yang menjadi prioritas adalah pembangunan infrastruktur kepariwisataan Ijen Geopark. Daerah pinggiran yang berada di sekitar lokasi Ijen Geopark menjadi skala prioritas dalam pembangunan infrastruktur. “Karena memang keterbatasan viskal, akhirnya daerah membuat skema semacam itu,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga berharap agar PUPR tidak hanya mengandalkan dana dari APBD sebagai satu-satunya sumber anggaran. Karenanya, diharapkan PUPR juga melakukan upaya terobosan ke provinsi ataupun ke pusat. Sehingga pembangunan infrastruktur juga bisa dilakukan melalui sumber pembiayaan yang didapatkan dari dana alokasi khusus (DAK) dan lainnya,”
Jurnalis: mg3
Fotografer: mg3
Editor: Solikhul Huda