Mobile_AP_Rectangle 1
Menurut Subangkit, identitas Persebo 1964 harus mengakomodasi ikon Bondowoso. “Nanti kami ingin di logo Persebo 1964 harus ada lambang Gerbong Maut. Karena itu salah satu ikon Bondowoso,” ungkap pria yang juga menjadi anggota DPRD Bondowoso ini.
Selain itu, Gerbong Maut menjadi simbol perlawanan pahlawan lokal terhadap para penjajah. Semangat juang itulah yang ingin ditularkan kepada skuad Persebo 1964.
“Tim ini untuk mewadahi pemain muda asli Bondowoso agar bisa bermain di kompetisi amatir selevel Liga 3. Agar mereka memiliki jam terbang yang cukup sebelum menginjak ke klub yang lebih mapan,” pungkasnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Istimewa
Editor: Solikhul Huda
- Advertisement -
Menurut Subangkit, identitas Persebo 1964 harus mengakomodasi ikon Bondowoso. “Nanti kami ingin di logo Persebo 1964 harus ada lambang Gerbong Maut. Karena itu salah satu ikon Bondowoso,” ungkap pria yang juga menjadi anggota DPRD Bondowoso ini.
Selain itu, Gerbong Maut menjadi simbol perlawanan pahlawan lokal terhadap para penjajah. Semangat juang itulah yang ingin ditularkan kepada skuad Persebo 1964.
“Tim ini untuk mewadahi pemain muda asli Bondowoso agar bisa bermain di kompetisi amatir selevel Liga 3. Agar mereka memiliki jam terbang yang cukup sebelum menginjak ke klub yang lebih mapan,” pungkasnya.
Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Istimewa
Editor: Solikhul Huda
Menurut Subangkit, identitas Persebo 1964 harus mengakomodasi ikon Bondowoso. “Nanti kami ingin di logo Persebo 1964 harus ada lambang Gerbong Maut. Karena itu salah satu ikon Bondowoso,” ungkap pria yang juga menjadi anggota DPRD Bondowoso ini.
Selain itu, Gerbong Maut menjadi simbol perlawanan pahlawan lokal terhadap para penjajah. Semangat juang itulah yang ingin ditularkan kepada skuad Persebo 1964.
“Tim ini untuk mewadahi pemain muda asli Bondowoso agar bisa bermain di kompetisi amatir selevel Liga 3. Agar mereka memiliki jam terbang yang cukup sebelum menginjak ke klub yang lebih mapan,” pungkasnya.
Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Istimewa
Editor: Solikhul Huda