BONDOWOSO, RADARJEMBER.IDÂ – Aksi kejahatan atau penipuan melalui internet masih sering dijumpai di Kabupaten Bondowoso. Bahkan beberapa waktu lalu, nama bupati, wakil bupati, kepala organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk tokoh berpengaruh lainnya, dicatut dalam aksi penipuan menggunakan pesan singkat melalui WhatsApp. Terakhir, nama Ketua MUI juga turut dipakai dalam aksi penipuan, sehingga sejumlah orang pun tertipu dan mentransfer uang hingga jutaan rupiah.
Baca Juga :Â Bupati Bondowoso Galang Dana Via WhatsApp, Ternyata Penipuan ?
Kapolres Bondowoso AKBP Wimboko menerangkan, penipuan dengan modus mengirimkan pesan menggunakan pesan singkat melalui WA, merupakan permasalahan klasik. Meski demikian, pihaknya tak menampik bahwa masih ada korban yang tertipu.
Selain itu, jika ada masyarakat yang mendapatkan pesan singkat dengan modus penipuan tersebut yang pada intinya meminta uang, hingga sumbangan dengan nominal tertentu, maka seharusnya melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap nomor yang menghubungi. Atau melakukan klarifikasi langsung kepada yang bersangkutan. “Jangan mudah diiming-imingi dengan hal yang tidak masuk akal,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Wimboko menuturkan, peretasan nomor itu biasanya dilakukan nomor secara acak atau nomor pejabat publik yang terekspos secara umum. Jika ada laporan kejahatan cyber, maka biasanya dikumpulkan oleh kepolisian daerah (polda) dan dilakukan pengusutan. “Ada ribuan hingga jutaan nomor-nomor yang pakai untuk penipuan. Maka, kami juga butuh waktu,” kata Kapolres Bondowoso.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bondowoso Ghazal Rawan menuturkan, penipuan yang mengatasnamakan tokoh atau pejabat di pemerintahan Bondowoso masih sering terjadi. Hal tersebut dilakukan secara sengaja dengan tujuan mendapatkan keuntungan secara pribadi.
Jika ada korban atau orang yang merasa dirugikan, menurut Ghazal, seharusnya melakukan laporan kepada pihak berwajib, untuk dilakukan penelusuran lebih lanjut. “Kejadian itu selalu berulang-ulang dan sudah sering kali dilakukan oleh orang tidak bertanggung jawab. Mengatasnamakan tokoh, pejabat ,dan sebagainya,” pungkasnya.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Dwi Siswanto