Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Sejumlah komoditas pangan di Bondowoso mulai merangkak naik harganya. Itu bertepatan dengan momen menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021. Salah satunya daging ayam potong yang naik hingga Rp 8 ribu.
Hal itu dibenarkan oleh Rere salah seorang pedagang ayam di Pasar Induk Bondowoso. Dirinya membenarkan bahwa kenaikan harga daging ayam sudah sejak sepekan lalu. Menurutnya, kenaikan daging ayam dari Rp 14 ribu menjadi Rp 22.500. Selain itu, tingkat penjualan mulai menurun. Sejak virus korona mewabah. “Sejak pandemi ini, yang jelas penjualan drastis turunnya,” kata Rere.
Rere menambahkan, pada waktu normal ia bisa memasok daging hinggan 50 kilogram. Namun saat ini hanya 30 dan maksimal 35 kilogram saja. “Saya bukanya Pukul 08.00 WIB sampai nanti malam. Sampai pukul 09.00 masih di sini,” imbuhnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Sementara untuk ketersediaan daging kata dia, juga dibatasi. Apalagi harga ayam yang mulai mahal. Stok mulai dikurangi atau dijatah. “Tadi malam (Kemarin, Red) saja dijatah. Tergantung pengambilan setiap harinya. Kalau misalnya 50 kilogram ya itu dapatnya. Misalnya jelang tahun baru ini kan mulai banyak tapi dibatasi,” terangnya.
Dengan demikian lanjut dia, pedagang harus pintar menyetok barang. Sehingga ketika pembelian meningkat maka bisa memenuhi. “Dibatasi karena harganya naik. Sementara pengepul tidak mau menanggung rugi. Misalnya ada ayam masih tidak diambil oleh langganan. Kan itu masih ngasih makan,” tutur Rere kepada Jawa Pos Radar Ijen.
Tak bisa dipungkiri, setiap tahun menjelang hari-hari besar, seperti hari raya, natal dan tahun baru. Harga daging selalu mengalami kenaikan harga.
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Sejumlah komoditas pangan di Bondowoso mulai merangkak naik harganya. Itu bertepatan dengan momen menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021. Salah satunya daging ayam potong yang naik hingga Rp 8 ribu.
Hal itu dibenarkan oleh Rere salah seorang pedagang ayam di Pasar Induk Bondowoso. Dirinya membenarkan bahwa kenaikan harga daging ayam sudah sejak sepekan lalu. Menurutnya, kenaikan daging ayam dari Rp 14 ribu menjadi Rp 22.500. Selain itu, tingkat penjualan mulai menurun. Sejak virus korona mewabah. “Sejak pandemi ini, yang jelas penjualan drastis turunnya,” kata Rere.
Rere menambahkan, pada waktu normal ia bisa memasok daging hinggan 50 kilogram. Namun saat ini hanya 30 dan maksimal 35 kilogram saja. “Saya bukanya Pukul 08.00 WIB sampai nanti malam. Sampai pukul 09.00 masih di sini,” imbuhnya.
Sementara untuk ketersediaan daging kata dia, juga dibatasi. Apalagi harga ayam yang mulai mahal. Stok mulai dikurangi atau dijatah. “Tadi malam (Kemarin, Red) saja dijatah. Tergantung pengambilan setiap harinya. Kalau misalnya 50 kilogram ya itu dapatnya. Misalnya jelang tahun baru ini kan mulai banyak tapi dibatasi,” terangnya.
Dengan demikian lanjut dia, pedagang harus pintar menyetok barang. Sehingga ketika pembelian meningkat maka bisa memenuhi. “Dibatasi karena harganya naik. Sementara pengepul tidak mau menanggung rugi. Misalnya ada ayam masih tidak diambil oleh langganan. Kan itu masih ngasih makan,” tutur Rere kepada Jawa Pos Radar Ijen.
Tak bisa dipungkiri, setiap tahun menjelang hari-hari besar, seperti hari raya, natal dan tahun baru. Harga daging selalu mengalami kenaikan harga.
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Sejumlah komoditas pangan di Bondowoso mulai merangkak naik harganya. Itu bertepatan dengan momen menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021. Salah satunya daging ayam potong yang naik hingga Rp 8 ribu.
Hal itu dibenarkan oleh Rere salah seorang pedagang ayam di Pasar Induk Bondowoso. Dirinya membenarkan bahwa kenaikan harga daging ayam sudah sejak sepekan lalu. Menurutnya, kenaikan daging ayam dari Rp 14 ribu menjadi Rp 22.500. Selain itu, tingkat penjualan mulai menurun. Sejak virus korona mewabah. “Sejak pandemi ini, yang jelas penjualan drastis turunnya,” kata Rere.
Rere menambahkan, pada waktu normal ia bisa memasok daging hinggan 50 kilogram. Namun saat ini hanya 30 dan maksimal 35 kilogram saja. “Saya bukanya Pukul 08.00 WIB sampai nanti malam. Sampai pukul 09.00 masih di sini,” imbuhnya.
Sementara untuk ketersediaan daging kata dia, juga dibatasi. Apalagi harga ayam yang mulai mahal. Stok mulai dikurangi atau dijatah. “Tadi malam (Kemarin, Red) saja dijatah. Tergantung pengambilan setiap harinya. Kalau misalnya 50 kilogram ya itu dapatnya. Misalnya jelang tahun baru ini kan mulai banyak tapi dibatasi,” terangnya.
Dengan demikian lanjut dia, pedagang harus pintar menyetok barang. Sehingga ketika pembelian meningkat maka bisa memenuhi. “Dibatasi karena harganya naik. Sementara pengepul tidak mau menanggung rugi. Misalnya ada ayam masih tidak diambil oleh langganan. Kan itu masih ngasih makan,” tutur Rere kepada Jawa Pos Radar Ijen.
Tak bisa dipungkiri, setiap tahun menjelang hari-hari besar, seperti hari raya, natal dan tahun baru. Harga daging selalu mengalami kenaikan harga.