BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Proses ekskavasi di Dusun Bataan, Jebung Kidul, Kecamatan Tlogosari, masih berlanjut. Sudah empat hari tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur terjun langsung untuk menggali struktur batu bata.
Struktur batu bata merah yang diduga membentuk pagar sebuah kerajaan mulai tampak. Kepala Seksi Sejarah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso Heri Kusdaryanto mengungkapkan, total sudah ada sepuluh titik yang diekskavasi.
Dari hasil penelitian sementara oleh BPCB Jatim, diduga struktur bata di Bondowoso itu merupakan sebuah pagar dengan ukuran 70 sentimeter dan kedalaman setengah meter dari permukaan. “Itu baru sebuah dugaan sementara. Masih belum disimpulkan,” katanya.
Keberadaan struktur bata tersebut, lanjutnya, sangat disakralkan oleh warga setempat. Karenanya, sampai saat ini tak satu pun warga yang berani mencurinya. “Struktur batu bata di pematang sawah tidak ada yang berani mencurinya dan disakralkan oleh warga setempat. Menurut kepercayaan mereka, jika ada yang mencurinya, diyakini akan menemui apes,” urainya.
Ditambahkan, proses ekskavasi penemuan benda-benda kuno rencananya akan digelar di beberapa titik. Seperti di Jurang Sapi, Sumberwringin, dan Tegaljati. Namun saat ini, penemuan di Jebung Kidul lebih diprioritaskan karena strukturnya telah terlihat dengan kedalaman tertentu.
Sementara itu, komentar proses ekskavasi tersebut juga datang dari pihak legislatif. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bondowoso yang juga pegiat budaya Bondowoso, Sinung Sudrajad, mengatakan bahwa adanya proses ekskavasi di Jebung Kidul makin menguatkan nilai-nilai sejarah yang sudah ada di Kota Tape. “Semakin memperkuat fakta bahwa Bondowoso juga bagian dari era kerajaan. Ditemukan adanya sejarah,” ujarnya.
Menurut Sinung, dahulu Bondowoso adalah sentral di kawasan Tapal Kuda Jawa Timur bagian timur. Dan menjadi kawasan yang memiliki beragam potensi. “Para leluhur kita membangun tempat di wilayah yang lumayan luas. Membuktikan pengaruh topologi wilayah Bondowoso memiliki potensi yang kuat. Maka dari itu, para leluhur memilih berdiam diri di Bondowoso pada zaman itu,” bebernya.
Sinung menambahkan bahwa keberagaman Bondowoso sangat kuat. Nilai sejarah dari para leluhur harus tetap dijaga. “Ini adalah bukti komitmen kita untuk menghargai sejarah para leluhur,” pungkasnya.
Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti