BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Rumputnya jarang dipotong, banyak sudut-sudut yang berlubang, rumput bergelombang membuat aliran bola tak maksimal. Itulah gambaran rumput hijau di Stadion Magenda. Belum lagi waktu hujan deras, bisa dipastikan banjir. Sebab, drainase lapangan milik Bondowoso itu buruk.
Selama ini, Stadion Magenda tak layak ditempat gelaran pertandingan kompetisi standar nasional. Hanya sekelas kompetisi amatir, alias Liga 3. Itu pun zona Provinsi Jawa Timur.
Berbeda dengan lapangan di Gang Malabar, Kelurahan Kota Kulon. Lapangan milik warga ini justru sangat bagus. Lapangan yang ditempat sekolah sepak bola (SSB) Arek Seluruh Kota Kulon (Arseko) ini milik Adra’i. Dia membangun lapangan di-support sang anak, Agus Adriyanto. “Kami tidak ingin daerah ini terisolasi. Akhirnya, kami menginginkan lapangan ini dibangun di Gang Malabar,” ucapnya.
Ketua Askab PSSI Bondowoso Subangkit Adi Putra mengapresiasi keberadaan lapangan Arseko. Kualitas rumputnya hampir sama seperti yang digunakan di beberapa stadion besar Indonesia.
Meskipun juga ada yang perlu digarisbawahi. Standar ukuran lapangan Arseko belum layak menggelar pertandingan normal 11 pemain versus 11 pemain. Sebab, hanya mampu memainkan maksimal 9 vs 9 pemain.
“Ya, walaupun lapangan itu kalau digunakan untuk sepak bola dewasa ukuran lapangannya masih kurang, tapi uniknya lapangan itu didirikan dan dikelola dengan dana pribadi. Tetapi kalau lapangan ini digunakan SSB, menurut saya sudah sangat representatif,” terangnya.
Dengan didirikannya lapangan itu, seharusnya Pemkab Bondowoso makin terpacu untuk merenovasi lapangan yang sudah ada. Minimal standar nasional dulu. “Perhatian pemerintah terhadap stadion masih sangat minim. Memang lebih bagus rumputnya lapangan Gang Malabar ini,” tegas dia.
Dia berharap bupati dapat mengalokasikan anggaran yang diperuntukkan merenovasi Stadion Magenda. “Apalagi stadion itu adalah kebanggaan bersama,” lanjutnya.
Jurnalis : Muchammad Ainul Budi/Ilham Wahyudi
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Solikhul Huda