Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Disebarkan melalui urine, kotoran, atau darah hewan yang terinfeksi bakteri tersebut. Setelah temuan penyakit bakteri tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso pun bergerak cepat menindaklanjuti.
Menurut Mohammad Imron, Kepala Dinkes Bondowoso, pihaknya sudah melaporkan temuan penyakit itu secara tertulis kepada Dinkes Provinsi Jawa Timur. “Melalui seksi survim dan seksi P2PM serta ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya sebagai laboratorium rujukan,” ujarnya.
Selain itu, menurut pria yang akrab disapa Dokter Imron ini, mulai tanggal 14-16 mendatang, bakal dilakukan survei trapping atau penangkapan tikus oleh personel gabungan. Mulai dari BBTKLPP, Dinkes Provinsi, Dinkes Bondowoso, dan pihak puskesmas di lokasi kerja si pasien atau sawah di sekitar rumahnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Tujuan sebagai tindak lanjut guna mengetahui apakah benar hewan tersebut terinfeksi bakteri. “Surveilans berbasis vector atau binatang pembawa leptospirosis dengan bedah tikus untuk diambil ginjal tikus. Dan nantinya akan dikirim ke laboratorium BBTKLPP,” lanjutnya.
Kini, dugaan tertularnya salah seorang warga Tamansari dari penyakit leptospirosis itu bisa dari berbagai faktor. Mulai dari minum air mentah atau sumber air sembarangan ketika kerja di sawah. Ataupun penularan dapat melalui mukosa dengan minum air mentah yang tercemar bakteri Leptospira interrogans.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat agar tenang terlebih dahulu, supaya tidak gelisah. Mengenai dugaan ditularkannya dari kotoran tikus yang terinfeksi bakteri Leptospira interrogans, juga belum semua tikus mengandung bakteri tersebut.
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Disebarkan melalui urine, kotoran, atau darah hewan yang terinfeksi bakteri tersebut. Setelah temuan penyakit bakteri tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso pun bergerak cepat menindaklanjuti.
Menurut Mohammad Imron, Kepala Dinkes Bondowoso, pihaknya sudah melaporkan temuan penyakit itu secara tertulis kepada Dinkes Provinsi Jawa Timur. “Melalui seksi survim dan seksi P2PM serta ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya sebagai laboratorium rujukan,” ujarnya.
Selain itu, menurut pria yang akrab disapa Dokter Imron ini, mulai tanggal 14-16 mendatang, bakal dilakukan survei trapping atau penangkapan tikus oleh personel gabungan. Mulai dari BBTKLPP, Dinkes Provinsi, Dinkes Bondowoso, dan pihak puskesmas di lokasi kerja si pasien atau sawah di sekitar rumahnya.
Tujuan sebagai tindak lanjut guna mengetahui apakah benar hewan tersebut terinfeksi bakteri. “Surveilans berbasis vector atau binatang pembawa leptospirosis dengan bedah tikus untuk diambil ginjal tikus. Dan nantinya akan dikirim ke laboratorium BBTKLPP,” lanjutnya.
Kini, dugaan tertularnya salah seorang warga Tamansari dari penyakit leptospirosis itu bisa dari berbagai faktor. Mulai dari minum air mentah atau sumber air sembarangan ketika kerja di sawah. Ataupun penularan dapat melalui mukosa dengan minum air mentah yang tercemar bakteri Leptospira interrogans.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat agar tenang terlebih dahulu, supaya tidak gelisah. Mengenai dugaan ditularkannya dari kotoran tikus yang terinfeksi bakteri Leptospira interrogans, juga belum semua tikus mengandung bakteri tersebut.
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Disebarkan melalui urine, kotoran, atau darah hewan yang terinfeksi bakteri tersebut. Setelah temuan penyakit bakteri tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso pun bergerak cepat menindaklanjuti.
Menurut Mohammad Imron, Kepala Dinkes Bondowoso, pihaknya sudah melaporkan temuan penyakit itu secara tertulis kepada Dinkes Provinsi Jawa Timur. “Melalui seksi survim dan seksi P2PM serta ke Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya sebagai laboratorium rujukan,” ujarnya.
Selain itu, menurut pria yang akrab disapa Dokter Imron ini, mulai tanggal 14-16 mendatang, bakal dilakukan survei trapping atau penangkapan tikus oleh personel gabungan. Mulai dari BBTKLPP, Dinkes Provinsi, Dinkes Bondowoso, dan pihak puskesmas di lokasi kerja si pasien atau sawah di sekitar rumahnya.
Tujuan sebagai tindak lanjut guna mengetahui apakah benar hewan tersebut terinfeksi bakteri. “Surveilans berbasis vector atau binatang pembawa leptospirosis dengan bedah tikus untuk diambil ginjal tikus. Dan nantinya akan dikirim ke laboratorium BBTKLPP,” lanjutnya.
Kini, dugaan tertularnya salah seorang warga Tamansari dari penyakit leptospirosis itu bisa dari berbagai faktor. Mulai dari minum air mentah atau sumber air sembarangan ketika kerja di sawah. Ataupun penularan dapat melalui mukosa dengan minum air mentah yang tercemar bakteri Leptospira interrogans.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat agar tenang terlebih dahulu, supaya tidak gelisah. Mengenai dugaan ditularkannya dari kotoran tikus yang terinfeksi bakteri Leptospira interrogans, juga belum semua tikus mengandung bakteri tersebut.