24.9 C
Jember
Sunday, 26 March 2023

Ada Rindu Si Dilan di Curahdami

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ketika teringat kata “Dilan”, maka yang terlintas di benak kita adalah judul sebuah film anak muda yang sempat trending, beberapa waktu lalu. Tapi, Rindu Si Dilan di Curahdami ini ternyata bukan sebuah film, melainkan sebuah inovasi dalam bidang kesehatan yang diperuntukkan para lansia di desa atau kelurahan di Curahdami.

Rindu Si Dilan merupakan akronim dari Program Terpadu dan Deteksi Dini Lansia. Program ini masih baru. Saat ini sudah dijalankan di beberapa titik.

Kepala Puskesmas Curahdami dr Umi Fadillah menerangkan, pemeriksaan terpadu kepada masyarakat di wilayah Puskesmas Curahdami. Pemeriksaan tersebut meliputi screening kadar gula, asam urat, kolesterol, dan pengkajian mental. Hal itu bertujuan untuk mendeteksi masalah-masalah dini yang biasa dialami oleh para lansia.

Mobile_AP_Rectangle 2

Disampaikan, sebelumnya di wilayahnya sudah ada posyandu lansia. Sifat dari posyandu tersebut untuk melakukan screening kepada mereka. Ketika didapati masalah pada lansia, lantas ditangani. “Kalau sudah ditemukan, maka kami harus melakukan intervensi. Sifatnya men-support tenaga kesehatan ponkesdes,” katanya.

Rindu Si Dilan sudah memiliki strukturisasi yang terdiri atas dokter dan perawat yang siap untuk turun langsung ke tempat-tempat lansia yang memiliki masalah kesehatan. Baik fisik maupun psikis. Karenanya, selain tenaga kesehatan dari puskesmas, pihaknya juga melibatkan bagian kesehatan jiwa. “Karena kalau lansia itu kan biasanya ada keterbatasan secara fisik dan psikis,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Curahdami Dodik Siregar mengatakan, pihaknya menyambut baik atas inovasi tersebut. Selain itu, menurutnya, setiap tahun organisasi perangkat daerah, kecamatan, puskesmas, dan desa/kelurahan di Kabupaten Bondowoso memang harus mengeluarkan minimal satu inovasi untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat.

Inovasi ini merupakan sebuah bentuk kepedulian dari pemerintah kecamatan dan puskesmas setempat untuk warganya. “Masak orang lain yang peduli? Tentunya dari kami sendiri di kecamatan harus peduli kepada masyarakat di Curahdami,” pungkasnya.

Jurnalis: mg3
Fotografer: Istimewa
Editor: Solikhul Huda

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ketika teringat kata “Dilan”, maka yang terlintas di benak kita adalah judul sebuah film anak muda yang sempat trending, beberapa waktu lalu. Tapi, Rindu Si Dilan di Curahdami ini ternyata bukan sebuah film, melainkan sebuah inovasi dalam bidang kesehatan yang diperuntukkan para lansia di desa atau kelurahan di Curahdami.

Rindu Si Dilan merupakan akronim dari Program Terpadu dan Deteksi Dini Lansia. Program ini masih baru. Saat ini sudah dijalankan di beberapa titik.

Kepala Puskesmas Curahdami dr Umi Fadillah menerangkan, pemeriksaan terpadu kepada masyarakat di wilayah Puskesmas Curahdami. Pemeriksaan tersebut meliputi screening kadar gula, asam urat, kolesterol, dan pengkajian mental. Hal itu bertujuan untuk mendeteksi masalah-masalah dini yang biasa dialami oleh para lansia.

Disampaikan, sebelumnya di wilayahnya sudah ada posyandu lansia. Sifat dari posyandu tersebut untuk melakukan screening kepada mereka. Ketika didapati masalah pada lansia, lantas ditangani. “Kalau sudah ditemukan, maka kami harus melakukan intervensi. Sifatnya men-support tenaga kesehatan ponkesdes,” katanya.

Rindu Si Dilan sudah memiliki strukturisasi yang terdiri atas dokter dan perawat yang siap untuk turun langsung ke tempat-tempat lansia yang memiliki masalah kesehatan. Baik fisik maupun psikis. Karenanya, selain tenaga kesehatan dari puskesmas, pihaknya juga melibatkan bagian kesehatan jiwa. “Karena kalau lansia itu kan biasanya ada keterbatasan secara fisik dan psikis,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Curahdami Dodik Siregar mengatakan, pihaknya menyambut baik atas inovasi tersebut. Selain itu, menurutnya, setiap tahun organisasi perangkat daerah, kecamatan, puskesmas, dan desa/kelurahan di Kabupaten Bondowoso memang harus mengeluarkan minimal satu inovasi untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat.

Inovasi ini merupakan sebuah bentuk kepedulian dari pemerintah kecamatan dan puskesmas setempat untuk warganya. “Masak orang lain yang peduli? Tentunya dari kami sendiri di kecamatan harus peduli kepada masyarakat di Curahdami,” pungkasnya.

Jurnalis: mg3
Fotografer: Istimewa
Editor: Solikhul Huda

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Ketika teringat kata “Dilan”, maka yang terlintas di benak kita adalah judul sebuah film anak muda yang sempat trending, beberapa waktu lalu. Tapi, Rindu Si Dilan di Curahdami ini ternyata bukan sebuah film, melainkan sebuah inovasi dalam bidang kesehatan yang diperuntukkan para lansia di desa atau kelurahan di Curahdami.

Rindu Si Dilan merupakan akronim dari Program Terpadu dan Deteksi Dini Lansia. Program ini masih baru. Saat ini sudah dijalankan di beberapa titik.

Kepala Puskesmas Curahdami dr Umi Fadillah menerangkan, pemeriksaan terpadu kepada masyarakat di wilayah Puskesmas Curahdami. Pemeriksaan tersebut meliputi screening kadar gula, asam urat, kolesterol, dan pengkajian mental. Hal itu bertujuan untuk mendeteksi masalah-masalah dini yang biasa dialami oleh para lansia.

Disampaikan, sebelumnya di wilayahnya sudah ada posyandu lansia. Sifat dari posyandu tersebut untuk melakukan screening kepada mereka. Ketika didapati masalah pada lansia, lantas ditangani. “Kalau sudah ditemukan, maka kami harus melakukan intervensi. Sifatnya men-support tenaga kesehatan ponkesdes,” katanya.

Rindu Si Dilan sudah memiliki strukturisasi yang terdiri atas dokter dan perawat yang siap untuk turun langsung ke tempat-tempat lansia yang memiliki masalah kesehatan. Baik fisik maupun psikis. Karenanya, selain tenaga kesehatan dari puskesmas, pihaknya juga melibatkan bagian kesehatan jiwa. “Karena kalau lansia itu kan biasanya ada keterbatasan secara fisik dan psikis,” imbuhnya.

Sementara itu, Camat Curahdami Dodik Siregar mengatakan, pihaknya menyambut baik atas inovasi tersebut. Selain itu, menurutnya, setiap tahun organisasi perangkat daerah, kecamatan, puskesmas, dan desa/kelurahan di Kabupaten Bondowoso memang harus mengeluarkan minimal satu inovasi untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat.

Inovasi ini merupakan sebuah bentuk kepedulian dari pemerintah kecamatan dan puskesmas setempat untuk warganya. “Masak orang lain yang peduli? Tentunya dari kami sendiri di kecamatan harus peduli kepada masyarakat di Curahdami,” pungkasnya.

Jurnalis: mg3
Fotografer: Istimewa
Editor: Solikhul Huda

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca