BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID- Desa Sempol dan Desa Kalisat di Kecamatan Ijen, Bondowoso, menjadi dua wilayah paling terdampak banjir bandang, kemarin (12/2). Total ada 83 rumah yang terendam lumpur dengan tinggi kurang lebih satu meter. Meski tak ada korban jiwa, namun kerugian materiil cukup besar.
Kabar datangnya luapan air hanya berjarak lima menit dengan banjir bandang. Warga di Desa Sempol dan Desa Kalisat tak sempat menyelamatkan barang berharga mereka. Bahkan, ada warga yang nyaris tertimbun lumpur karena tak sempat menyelamatkan diri. Tak hanya rumah penduduk, fasilitas umum seperti sekolah, madrasah dan musala juga terdampak bencana tersebut.
BACA JUGA: Banjir Hantam Desa Sempol, Wilayah Ijen Bondowoso Siaga Satu
Kepala Dusun Taman Kembar Desa Kalisat Hendri Rofiullah mengatakan, selang lima menit kabar tentang banjir bandang dari atas pegunungan Ijen, lumpur dengan cepat meluap ke permukiman warga. Mulai dari Desa Sempol hingga Desa Kalisat. “Tadi malam itu mati lampu. Begitu ada kabar banjir dari atas, kami ingin segera menyelamatkan barang-barang. Tapi sudah tidak nutut. Akhirnya hanya menyelamatkan diri,” katanya, Senin (13/2).
Dia mengaku, banjir terjadi selama kurang lebih satu jam. Air bercampur lumpur dan kayu itu meluap dari drainase menerjang permukiman penduduk. Mereka menyelamatkan diri dengan naik perkampungan yang lebih tinggi. “Mayoritas lari ke musala dan ke tempat yang lebih tinggi,” imbuhnya.
BACA JUGA: SDN Sempol 1 Bondosowo Terendam Lumpur, Aktivitas Sekolah Diliburkan
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso Kristanto Putro Prasojo menjelaskan, material yang dibawa banjir tersebut terdiri dari lumpur dan pasir yang berasal dari pegunungan. “Kami bersama warga, polsek, koramil, pihak kecamatan, serta BPBD Jatim turut melakukan evakuasi di lokasi,” tuturnya.
Dia memaparkan, dari peristiwa tersebut, ada 70 rumah yang terendam lumpur di Desa Kalisat, dua sekolah, satu musalla, dan satu kamar mandi umum. Sementara di Desa Sempol, ada 13 rumah, dua sekolah, serta kantor KUA. “Sejauh ini, penanganan dilakukan menggunakan alat berat dari kabupaten dan juga dari provinsi,” pungkasnya. (*)
Reporter: Ahmad Ma’mun/Jumai
Foto   : Jumai
Editor  : Mahrus Sholih