Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Sepanjang Januari 2021, ada 46 kasus demam berdarah dengue (DBD). Jumlah ini naik dibanding Januari tahun lalu, yang hanya 36 kasus. Namun, lonjakan ini masih wajar dan belum masuk kejadian luar biasa (KLB).
Kepala Dinkes dr Mohammad Imron mengakui, pada Januari 2021 ada kenaikan jumlah warga yang terserang DBD. “Naik sebelas orang,” tuturnya. Walaupun naik, hal tersebut masih dinilai wajar.
Menurutnya, DBD merupakan penyakit tahunan saat musim hujan. Pihaknya langsung menindaklanjuti ketika ada kasus DB. Sampai saat ini belum ada kasus DBD yang menyebabkan kematian. Sementara, tahun lalu, jumlah kematian diakibatkan DBD mencapai empat orang, pada Januari 2020. “Semoga untuk tahun ini tidak ada yang sampai menyebabkan kematian” lanjutnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Peningkatan kasus DBD didominasi daerah yang secara geografis berbatasan dengan Situbondo. Di antaranya Cermee, Prajekan, dan Tapen. Sebagai tindak lanjut, pihaknya telah berkoordinasi dengan puskesmas dan para camat untuk melakukan pembasmian jentik nyamuk. Yakni dengan Gebrak Meja (Gerakan Bersama Masyarakat dan Karyawan Mengendalikan Jentik Aedes). Cara ini dianggap paling efektif untuk menekan jumlah warga Bondowoso yang terserang DBD. Yang masyhur juga gerakan 3M. Menguras bak mandi, mengubur barang bekas, dan menutup penampungan air.
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Sepanjang Januari 2021, ada 46 kasus demam berdarah dengue (DBD). Jumlah ini naik dibanding Januari tahun lalu, yang hanya 36 kasus. Namun, lonjakan ini masih wajar dan belum masuk kejadian luar biasa (KLB).
Kepala Dinkes dr Mohammad Imron mengakui, pada Januari 2021 ada kenaikan jumlah warga yang terserang DBD. “Naik sebelas orang,” tuturnya. Walaupun naik, hal tersebut masih dinilai wajar.
Menurutnya, DBD merupakan penyakit tahunan saat musim hujan. Pihaknya langsung menindaklanjuti ketika ada kasus DB. Sampai saat ini belum ada kasus DBD yang menyebabkan kematian. Sementara, tahun lalu, jumlah kematian diakibatkan DBD mencapai empat orang, pada Januari 2020. “Semoga untuk tahun ini tidak ada yang sampai menyebabkan kematian” lanjutnya.
Peningkatan kasus DBD didominasi daerah yang secara geografis berbatasan dengan Situbondo. Di antaranya Cermee, Prajekan, dan Tapen. Sebagai tindak lanjut, pihaknya telah berkoordinasi dengan puskesmas dan para camat untuk melakukan pembasmian jentik nyamuk. Yakni dengan Gebrak Meja (Gerakan Bersama Masyarakat dan Karyawan Mengendalikan Jentik Aedes). Cara ini dianggap paling efektif untuk menekan jumlah warga Bondowoso yang terserang DBD. Yang masyhur juga gerakan 3M. Menguras bak mandi, mengubur barang bekas, dan menutup penampungan air.
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Sepanjang Januari 2021, ada 46 kasus demam berdarah dengue (DBD). Jumlah ini naik dibanding Januari tahun lalu, yang hanya 36 kasus. Namun, lonjakan ini masih wajar dan belum masuk kejadian luar biasa (KLB).
Kepala Dinkes dr Mohammad Imron mengakui, pada Januari 2021 ada kenaikan jumlah warga yang terserang DBD. “Naik sebelas orang,” tuturnya. Walaupun naik, hal tersebut masih dinilai wajar.
Menurutnya, DBD merupakan penyakit tahunan saat musim hujan. Pihaknya langsung menindaklanjuti ketika ada kasus DB. Sampai saat ini belum ada kasus DBD yang menyebabkan kematian. Sementara, tahun lalu, jumlah kematian diakibatkan DBD mencapai empat orang, pada Januari 2020. “Semoga untuk tahun ini tidak ada yang sampai menyebabkan kematian” lanjutnya.
Peningkatan kasus DBD didominasi daerah yang secara geografis berbatasan dengan Situbondo. Di antaranya Cermee, Prajekan, dan Tapen. Sebagai tindak lanjut, pihaknya telah berkoordinasi dengan puskesmas dan para camat untuk melakukan pembasmian jentik nyamuk. Yakni dengan Gebrak Meja (Gerakan Bersama Masyarakat dan Karyawan Mengendalikan Jentik Aedes). Cara ini dianggap paling efektif untuk menekan jumlah warga Bondowoso yang terserang DBD. Yang masyhur juga gerakan 3M. Menguras bak mandi, mengubur barang bekas, dan menutup penampungan air.