29.7 C
Jember
Thursday, 30 March 2023

Waspada Joki CPNS, BKN Pasang Fitur Ini…

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dipastikan tidak bisa diikuti joki saat mengerjakan tes. Pasalnya, tahun ini Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengeluarkan fitur baru, yakni face recognition.

Fitur tersebut mengharuskan para pendaftar untuk melakukan pencocokan foto yang diberikan saat mendaftar dengan wajah asli para pendaftar, sebelum mereka mendapatkan PIN untuk mengerjakan soal tes. Pencocokan wajah asli dengan foto itu dilakukan otomatis menggunakan sistem yang dikelola oleh BKN.

Uniknya, berkat fitur itu, belasan peserta SKD CPNS di Kabupaten Bondowoso dianggap tak memiliki wajah yang sama dengan yang ada di foto lamaran. “Mungkin waktu mengunggah peserta menggunakan filter face beauty atau lainnya,” ungkap Kabid Pengadaan, Pemberhentian, dan Informasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Bondowoso Mohammad Iwan Wahyudi ketika ditemui Jawa Pos Radar Ijen, Senin (11/10).

Mobile_AP_Rectangle 2

Dijelaskan, pada hari pertama penyelenggaraan SKD, Minggu (10/10), sudah terdapat 10 orang yang wajahnya tidak cocok. Kemudian, pada hari kedua kemarin (11/10), hingga SKD sesi 2, pihaknya sudah mendapatkan kurang lebih lima orang yang wajahnya tidak cocok.

Ia memperkirakan, selain menggunakan aplikasi untuk mempercantik diri, mereka yang wajahnya tidak cocok salah satunya karena menggunakan make up yang berbeda antara foto dengan wajah asli ketika akan mengikuti SKD yang berlangsung di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Bondowoso.

Selain itu, pencahayaan saat pengambilan foto juga diperkirakan menjadi salah satu penyebab tidak cocoknya foto dengan wajah peserta itu. “Akhirnya kami sediakan itu (lampu, Red),” katanya, sambil menunjuk ke arah lampu tempat penerapan face recognition.

Meski wajahnya terindikasi tidak sama dengan foto yang diserahkan sebelumnya, belasan orang itu tidak sampai dibatalkan atau ditolak untuk masuk ke dalam ruangan. Ketika hal tersebut terjadi, maka pihaknya mengaku akan melakukan koordinasi dengan pengawas utama BKN pusat, memastikan bahwa pihaknya bertanggung jawab bahwa orang tersebut benar-benar sama. “Karena kami lihat KTP dan surat pendaftaran itu sama sudah orangnya,” bebernya.

Selain langkah tersebut, pihaknya juga melakukan editing terhadap foto dari peserta yang tidak cocok. “Misalnya orangnya agak hitam, kemudian wajahnya di sana cerah. Kita gelapkan sedikit,” terangnya.

Lebih lanjut, dia juga menyampaikan, saat verifikasi berkas sebelumnya, pihaknya mengaku tidak bisa menolak calon peserta hanya karena masalah foto. Tapi, ternyata hal itu menyulitkan para peserta saat verifikasi wajahnya ketika akan mendapatkan PIN untuk masuk ruang tes.

Menurutnya, kejadian serupa tidak hanya terjadi di Bondowoso. Ia menyebutkan, di laman Twitter resmi BKN, pada hari pertama ada peserta yang diminta untuk menggunakan make up terlebih dahulu. Hal tersebut karena foto yang diserahkan menggunakan make up. “Kalau di sini sementara tidak. Hanya lebih terang dan lebih gelap. Kebanyakan perempuan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dipastikan tidak bisa diikuti joki saat mengerjakan tes. Pasalnya, tahun ini Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengeluarkan fitur baru, yakni face recognition.

Fitur tersebut mengharuskan para pendaftar untuk melakukan pencocokan foto yang diberikan saat mendaftar dengan wajah asli para pendaftar, sebelum mereka mendapatkan PIN untuk mengerjakan soal tes. Pencocokan wajah asli dengan foto itu dilakukan otomatis menggunakan sistem yang dikelola oleh BKN.

Uniknya, berkat fitur itu, belasan peserta SKD CPNS di Kabupaten Bondowoso dianggap tak memiliki wajah yang sama dengan yang ada di foto lamaran. “Mungkin waktu mengunggah peserta menggunakan filter face beauty atau lainnya,” ungkap Kabid Pengadaan, Pemberhentian, dan Informasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Bondowoso Mohammad Iwan Wahyudi ketika ditemui Jawa Pos Radar Ijen, Senin (11/10).

Dijelaskan, pada hari pertama penyelenggaraan SKD, Minggu (10/10), sudah terdapat 10 orang yang wajahnya tidak cocok. Kemudian, pada hari kedua kemarin (11/10), hingga SKD sesi 2, pihaknya sudah mendapatkan kurang lebih lima orang yang wajahnya tidak cocok.

Ia memperkirakan, selain menggunakan aplikasi untuk mempercantik diri, mereka yang wajahnya tidak cocok salah satunya karena menggunakan make up yang berbeda antara foto dengan wajah asli ketika akan mengikuti SKD yang berlangsung di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Bondowoso.

Selain itu, pencahayaan saat pengambilan foto juga diperkirakan menjadi salah satu penyebab tidak cocoknya foto dengan wajah peserta itu. “Akhirnya kami sediakan itu (lampu, Red),” katanya, sambil menunjuk ke arah lampu tempat penerapan face recognition.

Meski wajahnya terindikasi tidak sama dengan foto yang diserahkan sebelumnya, belasan orang itu tidak sampai dibatalkan atau ditolak untuk masuk ke dalam ruangan. Ketika hal tersebut terjadi, maka pihaknya mengaku akan melakukan koordinasi dengan pengawas utama BKN pusat, memastikan bahwa pihaknya bertanggung jawab bahwa orang tersebut benar-benar sama. “Karena kami lihat KTP dan surat pendaftaran itu sama sudah orangnya,” bebernya.

Selain langkah tersebut, pihaknya juga melakukan editing terhadap foto dari peserta yang tidak cocok. “Misalnya orangnya agak hitam, kemudian wajahnya di sana cerah. Kita gelapkan sedikit,” terangnya.

Lebih lanjut, dia juga menyampaikan, saat verifikasi berkas sebelumnya, pihaknya mengaku tidak bisa menolak calon peserta hanya karena masalah foto. Tapi, ternyata hal itu menyulitkan para peserta saat verifikasi wajahnya ketika akan mendapatkan PIN untuk masuk ruang tes.

Menurutnya, kejadian serupa tidak hanya terjadi di Bondowoso. Ia menyebutkan, di laman Twitter resmi BKN, pada hari pertama ada peserta yang diminta untuk menggunakan make up terlebih dahulu. Hal tersebut karena foto yang diserahkan menggunakan make up. “Kalau di sini sementara tidak. Hanya lebih terang dan lebih gelap. Kebanyakan perempuan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dipastikan tidak bisa diikuti joki saat mengerjakan tes. Pasalnya, tahun ini Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengeluarkan fitur baru, yakni face recognition.

Fitur tersebut mengharuskan para pendaftar untuk melakukan pencocokan foto yang diberikan saat mendaftar dengan wajah asli para pendaftar, sebelum mereka mendapatkan PIN untuk mengerjakan soal tes. Pencocokan wajah asli dengan foto itu dilakukan otomatis menggunakan sistem yang dikelola oleh BKN.

Uniknya, berkat fitur itu, belasan peserta SKD CPNS di Kabupaten Bondowoso dianggap tak memiliki wajah yang sama dengan yang ada di foto lamaran. “Mungkin waktu mengunggah peserta menggunakan filter face beauty atau lainnya,” ungkap Kabid Pengadaan, Pemberhentian, dan Informasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Bondowoso Mohammad Iwan Wahyudi ketika ditemui Jawa Pos Radar Ijen, Senin (11/10).

Dijelaskan, pada hari pertama penyelenggaraan SKD, Minggu (10/10), sudah terdapat 10 orang yang wajahnya tidak cocok. Kemudian, pada hari kedua kemarin (11/10), hingga SKD sesi 2, pihaknya sudah mendapatkan kurang lebih lima orang yang wajahnya tidak cocok.

Ia memperkirakan, selain menggunakan aplikasi untuk mempercantik diri, mereka yang wajahnya tidak cocok salah satunya karena menggunakan make up yang berbeda antara foto dengan wajah asli ketika akan mengikuti SKD yang berlangsung di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Bondowoso.

Selain itu, pencahayaan saat pengambilan foto juga diperkirakan menjadi salah satu penyebab tidak cocoknya foto dengan wajah peserta itu. “Akhirnya kami sediakan itu (lampu, Red),” katanya, sambil menunjuk ke arah lampu tempat penerapan face recognition.

Meski wajahnya terindikasi tidak sama dengan foto yang diserahkan sebelumnya, belasan orang itu tidak sampai dibatalkan atau ditolak untuk masuk ke dalam ruangan. Ketika hal tersebut terjadi, maka pihaknya mengaku akan melakukan koordinasi dengan pengawas utama BKN pusat, memastikan bahwa pihaknya bertanggung jawab bahwa orang tersebut benar-benar sama. “Karena kami lihat KTP dan surat pendaftaran itu sama sudah orangnya,” bebernya.

Selain langkah tersebut, pihaknya juga melakukan editing terhadap foto dari peserta yang tidak cocok. “Misalnya orangnya agak hitam, kemudian wajahnya di sana cerah. Kita gelapkan sedikit,” terangnya.

Lebih lanjut, dia juga menyampaikan, saat verifikasi berkas sebelumnya, pihaknya mengaku tidak bisa menolak calon peserta hanya karena masalah foto. Tapi, ternyata hal itu menyulitkan para peserta saat verifikasi wajahnya ketika akan mendapatkan PIN untuk masuk ruang tes.

Menurutnya, kejadian serupa tidak hanya terjadi di Bondowoso. Ia menyebutkan, di laman Twitter resmi BKN, pada hari pertama ada peserta yang diminta untuk menggunakan make up terlebih dahulu. Hal tersebut karena foto yang diserahkan menggunakan make up. “Kalau di sini sementara tidak. Hanya lebih terang dan lebih gelap. Kebanyakan perempuan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca