Cara Jaga Konsumsi Tubuh saat Lebaran

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Saat Lebaran biasanya setiap keluarga akan menyajikan berbagai menu makanan khas Lebaran. Seperti ketupat, opor ayam, rendang daging, dan berbagai macam makanan lainnya. Makanan tersebut biasanya akan mengandung lemak dan gula yang tinggi. Oleh sebab itu, masyarakat harus tetap memperhatikan pola makan saat Lebaran. Bila tidak, maka bisa berdampak pada kesehatan tubuh. Kunci untuk mengendalikan pola makan saat hari raya adalah menjalankan prinsip gizi seimbang.

Fitria Nur Rahmi, Kepala Instalasi Gizi RSUD Koesnadi Bondowoso, menyampaikan, saat Lebaran masyarakat cenderung memakan suguhan yang ada. Padahal seharusnya apa yang akan dikonsumsi harus tetap diatur dan dipilih. Sehingga kebutuhan gizi seimbang dalam tubuh bisa terpenuhi.

Dijelaskan, makanan dan minuman manis serta mengandung lemak biasanya paling banyak ditemui saat Lebaran. Hal tersebut membuat tingkat konsumsi masyarakat terhadap makanan tersebut tinggi. Untuk mengimbangi hal tersebut, ada beberapa cara. Di antaranya memperbanyak makanan yang mengandung serat seperti buah dan sayur. “Sebenarnya kita harus tetap punya kesadaran untuk mengatur pola makan kita. Utamanya kalau sudah usia 35 tahun ke atas,” jelasnya.

Selain itu, dikatakannya, apabila masyarakat terlalu banyak mengonsumsi lemak, biasanya untuk reaksi awal akan mengalami diare. Hal tersebut karena lambung kaget menerima makanan dan minuman selama Lebaran.

“Biasanya kan pola makan lebih teratur dengan pola puasa Ramadan. Tapi saat Lebaran, kemudian langsung diserang dengan makanan tinggi lemak. Akhirnya lambung juga kaget, karena banyaknya makanan yang masuk tanpa aturan,” ungkap perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kabupaten Bondowoso ini.

Kemudian, bagi masyarakat yang sudah berusia 35 hingga 40 tahun ke atas, apabila kebanyakan mengonsumsi makanan berlemak, maka potensi meningkatnya kadar kolesterol yang ada dalam darah. Hal tersebut tentu akan sangat membahayakan bagi manusia. Selain itu, para penderita diabetes juga diimbau untuk mengatur pola makannya. Apalagi ketika tidak dikontrol akan menyebabkan meningkatnya kadar gula darah dalam tubuh.

Sementara itu, untuk konsumsi makanan dan minuman manis ternyata juga harus diatur. Agar tidak menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan. Dikatakan bahwa sebenarnya dalam satu hari satu malam ada batasan maksimal orang boleh mengonsumsi gula. “Dalam satu hari itu maksimal kita boleh mengonsumsi gula itu sekitar 5 sampai 10 gram saja,” jelasnya.

Ketika melebihi batas itu, lanjut Fitri, maka biasanya asupan karbohidrat sederhana akan menumpuk dalam darah manusia dalam jumlah banyak. Hal ini menjadi penyebab kadar gula darah meningkat. “Kalau itu terus-menerus dalam dua tiga hari, maka berpengaruh pada proses dalam tubuh manusia. Apalagi penderita diabetes biasanya kan lebih banyak menimbulkan keluhan-keluhan,” imbuhnya.

Jurnalis: mg3
Fotografer: Istimewa
Editor: Solikhul Huda