BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Rahma dikenal sebagai sosok yang gigih. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, namun dia meyakini bisa mengerjakan apa pun secara mandiri. Penyandang disabilitas daksa tersebut juga belajar ke beberapa sanggar batik di Bondowoso. Lambat laun hasil cantingannya sangat memuaskan. Dan akhirnya dia bisa menunjukkan bakatnya di depan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Menjadi difabel sejak lahir ternyata tidak menyurutkan niatnya untuk terus berkarya. Sejak SD Rahma memang suka menggambar. Hanya, saat itu Rahma tidak sampai tamat SD. Saat akan naik ke kelas dua, dia memutuskan untuk berhenti. Walau tak lulus SD, Rahma sangat lancar membaca dan menulis.
Khusus kepiawaian mencanting, Rahma bisa menghasilkan gambar satu lembar kain full dalam sehari. Motif yang dicantig kebanyakan dibuat sendiri. Motif kesukaannya adalah daun singkong. “Karena daun singkong menjadi tema batik khas Bondowoso. Sebab, Bondowoso terkenal Kota Tape, dan tape berasal dari singkong,” terangnya.
Perempuan delapan saudara ini mengaku sudah mulai terbiasa mencanting. Saat ini sudah banyak produksi batik yang dihasilkannya. Tentu, proses pembuatannya dilakukan secara teliti dan penuh kehati-hatian.
Ketika ditanya apakah ada pengamalan pahit lainnya, Rahma mengatakan pernah terkena alat canting dan membuatnya terluka. Namun, dengan tekat yang kuat, akhirnya Rahma bisa menghasilkan karya yang luar biasa.
Rahma pun sempat bertukar pengalamannya ketika dia awal-awal mengikuti pelatihan membatik. “Saat pelatihan pertama, saya sempat jatuh ketika dalam perjalanan menuju ke tempat perajin batik tersebut,” ungkapnya.
Dia sendiri tetap menjaga motivasinya untuk berkarya. Di rumahnya di Desa Jetis, Kecamatan Curahdami, puluhan karya dihasilkan. Dia tak memiliki tangan yang sempurna. Bahkan, hanya satu kakinya yang sempurna. Walau begitu, Rahma sangat piawai menggunakan kaki kanannya. Hasilnya tak kalah dengan karya pembatik lain.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan