23.4 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Seorang Petani Terkena Leptospirosis

Mobile_AP_Rectangle 1

APA ITU PENYAKIT LEPTOSIROSIS ?

Adalah penyakit bakteri menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi. Manusia bisa terkena leptospirosis melalui kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi atau melalui air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi urine hewan. Kondisi ini paling umum terjadi di iklim hangat.

CARA PENCEGAHAN?

  1. Berperilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan.
  2. Membasmi tikus di rumah atau di kantor.
  3. Mencuci tangan dan kaki menggunakan sabun serta bagian tubuh lainnya seusai beraktivitas.
  4. Membersihkan bagian rumah dengan cairan disinfektan yang terindikasi bau kencing tikus.
  5. Menyimpan makanan atau minuman agar terhindar dari tikus.
  6. Memakai sepatu karet ukuran tinggi dan sarung tangan karet bagi kelompok pekerja yang beresiko tinggi leptospirosis. Misalnya petugas kebersihan, pemotong daging, atau orang yang tinggal di daerah rawan banjir maupun air rob.
Mobile_AP_Rectangle 2

Sumber : Kemenkes RI

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Menjaga kebersihan lingkungan dan melindungi diri dari bakteri maupun virus dalam kondisi pandemi memang menjadi hal wajib. Bakteri maupun virus datang tiba-tiba ketika kita tak pandai menjaga lingkungan sekitar.

Kemarin, di wilayah Kelurahan Tamansari, ditemukan kasus luar biasa leptospirosis. Yakni penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans, yang disebarkan melalui urine, kotoran, atau darah hewan yang terinfeksi bakteri tersebut.

Bakteri dari kotoran hewan tikus itu menyerang salah seorang petani warga Kelurahan Tamansari. Temuan kasus itu berawal ketika si petani yang sehari-hari mengairi sawah memeriksakan diri ke perawat karena sakit.

Namun, ia tetap tidak sembuh. Kemudian, dibawa ke dokter praktik swasta. Setelah itu, dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Medhika Bondowoso. Di sana dilakukan cek lengkap dan dinyatakan suspect leptospirosis.

Programer Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Dinas Kesehatan Bondowoso Haris Ahmadi mengatakan, sudah dilakukan rapid test pada pasien. “Saat ini pasien dipindahkan ke Ruang Rengganis RSD dr Koesnadi Bondowoso,” jelasnya, saat dikonfirmasi, kemarin.

Menurutnya, kemungkinan pasien ini tertular bakteri Leptospira yang berasal dari urine atau kotoran tikus. Sebab, hasil penelusuran, warga tersebut bekerja di sawah dan kontak langsung dengan tikus.

Saat bekerja, pasien tersebut tidak membawa minuman sendiri. Tetapi, minum air yang ada di sungai dan sawah yang kemungkinan sudah tercemar bakteri tersebut. “Rapid test-nya positif. Hari ini kami kirim serumnya, untuk memastikan bakteri lepto-nya ini tertular dari hewan apa,” jelasnya.

Adapun gejala yang dialami si pasien yakni panas, nyeri kepala, mata merah, pusing, nyeri perut selama satu minggu, dan nyeri betis. Menurutnya, jika tak tertangani, penyakit ini bisa berakibat fatal. Sebab, mereka yang terpapar bisa mengalami gagal ginjal hingga menyebabkan kematian.

Tidak hanya tikus, kata dia, bakteri ini bisa ditularkan oleh beberapa hewan. Di sejumlah daerah bahkan ditularkan lewat ternak yang terinfeksi.

“Tetapi mayoritas memang paling banyak hidup di tubuh tikus. Tidak semua tikus. Tetapi tikus yang terinfeksi. Bisa tikus sawah atau tikus rumahan,” paparnya.

Proses penularan tidak hanya lewat mulut, tetapi lewat luka yang terinfeksi bakteri tersebut. Sementara, untuk pasien di Bondowoso ini tidak ada luka. “Tapi, faktor penting ternyata dia air minumnya dari sungai,” imbuhnya.

Pihaknya memaparkan, proses penularannya lewat urine dan kotoran tikus terinfeksi. Di mana ketika tikus hinggap di alat makan atau air dan sebagainya, akan mencemari. Ketika bakteri itu masuk tubuh manusia, mereka akan terinfeksi Leptospira.

“Risiko penularan pada mereka yang kerjaannya kontak langsung dengan tikus. Misalnya peneliti, paling berisiko petani. Sementara pasien kemarin ulu-ulu air,” paparnya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan. “Terpenting jaga kebersihan,” imbaunya.

Senin depan, dijadwalkan akan dilaksanakan penangkapan tikus di lokasi pasien tertular dan rumahnya. Tikus nanti dibedah untuk memastikan tertular bakteri Leptospira. Ahmadi menyebut, penyakit leptospirosis terbilang langka. Di Bondowoso pernah terjadi tahun 2016 di Kecamatan Tamanan, korban satu orang. Kemudian, tahun 2020 kemarin ada satu kasus di Kecamatan Maesan.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Istimewa
Editor: Solikhul Huda

- Advertisement -

APA ITU PENYAKIT LEPTOSIROSIS ?

Adalah penyakit bakteri menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi. Manusia bisa terkena leptospirosis melalui kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi atau melalui air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi urine hewan. Kondisi ini paling umum terjadi di iklim hangat.

CARA PENCEGAHAN?

  1. Berperilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan.
  2. Membasmi tikus di rumah atau di kantor.
  3. Mencuci tangan dan kaki menggunakan sabun serta bagian tubuh lainnya seusai beraktivitas.
  4. Membersihkan bagian rumah dengan cairan disinfektan yang terindikasi bau kencing tikus.
  5. Menyimpan makanan atau minuman agar terhindar dari tikus.
  6. Memakai sepatu karet ukuran tinggi dan sarung tangan karet bagi kelompok pekerja yang beresiko tinggi leptospirosis. Misalnya petugas kebersihan, pemotong daging, atau orang yang tinggal di daerah rawan banjir maupun air rob.

Sumber : Kemenkes RI

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Menjaga kebersihan lingkungan dan melindungi diri dari bakteri maupun virus dalam kondisi pandemi memang menjadi hal wajib. Bakteri maupun virus datang tiba-tiba ketika kita tak pandai menjaga lingkungan sekitar.

Kemarin, di wilayah Kelurahan Tamansari, ditemukan kasus luar biasa leptospirosis. Yakni penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans, yang disebarkan melalui urine, kotoran, atau darah hewan yang terinfeksi bakteri tersebut.

Bakteri dari kotoran hewan tikus itu menyerang salah seorang petani warga Kelurahan Tamansari. Temuan kasus itu berawal ketika si petani yang sehari-hari mengairi sawah memeriksakan diri ke perawat karena sakit.

Namun, ia tetap tidak sembuh. Kemudian, dibawa ke dokter praktik swasta. Setelah itu, dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Medhika Bondowoso. Di sana dilakukan cek lengkap dan dinyatakan suspect leptospirosis.

Programer Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Dinas Kesehatan Bondowoso Haris Ahmadi mengatakan, sudah dilakukan rapid test pada pasien. “Saat ini pasien dipindahkan ke Ruang Rengganis RSD dr Koesnadi Bondowoso,” jelasnya, saat dikonfirmasi, kemarin.

Menurutnya, kemungkinan pasien ini tertular bakteri Leptospira yang berasal dari urine atau kotoran tikus. Sebab, hasil penelusuran, warga tersebut bekerja di sawah dan kontak langsung dengan tikus.

Saat bekerja, pasien tersebut tidak membawa minuman sendiri. Tetapi, minum air yang ada di sungai dan sawah yang kemungkinan sudah tercemar bakteri tersebut. “Rapid test-nya positif. Hari ini kami kirim serumnya, untuk memastikan bakteri lepto-nya ini tertular dari hewan apa,” jelasnya.

Adapun gejala yang dialami si pasien yakni panas, nyeri kepala, mata merah, pusing, nyeri perut selama satu minggu, dan nyeri betis. Menurutnya, jika tak tertangani, penyakit ini bisa berakibat fatal. Sebab, mereka yang terpapar bisa mengalami gagal ginjal hingga menyebabkan kematian.

Tidak hanya tikus, kata dia, bakteri ini bisa ditularkan oleh beberapa hewan. Di sejumlah daerah bahkan ditularkan lewat ternak yang terinfeksi.

“Tetapi mayoritas memang paling banyak hidup di tubuh tikus. Tidak semua tikus. Tetapi tikus yang terinfeksi. Bisa tikus sawah atau tikus rumahan,” paparnya.

Proses penularan tidak hanya lewat mulut, tetapi lewat luka yang terinfeksi bakteri tersebut. Sementara, untuk pasien di Bondowoso ini tidak ada luka. “Tapi, faktor penting ternyata dia air minumnya dari sungai,” imbuhnya.

Pihaknya memaparkan, proses penularannya lewat urine dan kotoran tikus terinfeksi. Di mana ketika tikus hinggap di alat makan atau air dan sebagainya, akan mencemari. Ketika bakteri itu masuk tubuh manusia, mereka akan terinfeksi Leptospira.

“Risiko penularan pada mereka yang kerjaannya kontak langsung dengan tikus. Misalnya peneliti, paling berisiko petani. Sementara pasien kemarin ulu-ulu air,” paparnya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan. “Terpenting jaga kebersihan,” imbaunya.

Senin depan, dijadwalkan akan dilaksanakan penangkapan tikus di lokasi pasien tertular dan rumahnya. Tikus nanti dibedah untuk memastikan tertular bakteri Leptospira. Ahmadi menyebut, penyakit leptospirosis terbilang langka. Di Bondowoso pernah terjadi tahun 2016 di Kecamatan Tamanan, korban satu orang. Kemudian, tahun 2020 kemarin ada satu kasus di Kecamatan Maesan.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Istimewa
Editor: Solikhul Huda

APA ITU PENYAKIT LEPTOSIROSIS ?

Adalah penyakit bakteri menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi. Manusia bisa terkena leptospirosis melalui kontak langsung dengan urine hewan yang terinfeksi atau melalui air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi urine hewan. Kondisi ini paling umum terjadi di iklim hangat.

CARA PENCEGAHAN?

  1. Berperilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan.
  2. Membasmi tikus di rumah atau di kantor.
  3. Mencuci tangan dan kaki menggunakan sabun serta bagian tubuh lainnya seusai beraktivitas.
  4. Membersihkan bagian rumah dengan cairan disinfektan yang terindikasi bau kencing tikus.
  5. Menyimpan makanan atau minuman agar terhindar dari tikus.
  6. Memakai sepatu karet ukuran tinggi dan sarung tangan karet bagi kelompok pekerja yang beresiko tinggi leptospirosis. Misalnya petugas kebersihan, pemotong daging, atau orang yang tinggal di daerah rawan banjir maupun air rob.

Sumber : Kemenkes RI

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Menjaga kebersihan lingkungan dan melindungi diri dari bakteri maupun virus dalam kondisi pandemi memang menjadi hal wajib. Bakteri maupun virus datang tiba-tiba ketika kita tak pandai menjaga lingkungan sekitar.

Kemarin, di wilayah Kelurahan Tamansari, ditemukan kasus luar biasa leptospirosis. Yakni penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans, yang disebarkan melalui urine, kotoran, atau darah hewan yang terinfeksi bakteri tersebut.

Bakteri dari kotoran hewan tikus itu menyerang salah seorang petani warga Kelurahan Tamansari. Temuan kasus itu berawal ketika si petani yang sehari-hari mengairi sawah memeriksakan diri ke perawat karena sakit.

Namun, ia tetap tidak sembuh. Kemudian, dibawa ke dokter praktik swasta. Setelah itu, dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Medhika Bondowoso. Di sana dilakukan cek lengkap dan dinyatakan suspect leptospirosis.

Programer Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Dinas Kesehatan Bondowoso Haris Ahmadi mengatakan, sudah dilakukan rapid test pada pasien. “Saat ini pasien dipindahkan ke Ruang Rengganis RSD dr Koesnadi Bondowoso,” jelasnya, saat dikonfirmasi, kemarin.

Menurutnya, kemungkinan pasien ini tertular bakteri Leptospira yang berasal dari urine atau kotoran tikus. Sebab, hasil penelusuran, warga tersebut bekerja di sawah dan kontak langsung dengan tikus.

Saat bekerja, pasien tersebut tidak membawa minuman sendiri. Tetapi, minum air yang ada di sungai dan sawah yang kemungkinan sudah tercemar bakteri tersebut. “Rapid test-nya positif. Hari ini kami kirim serumnya, untuk memastikan bakteri lepto-nya ini tertular dari hewan apa,” jelasnya.

Adapun gejala yang dialami si pasien yakni panas, nyeri kepala, mata merah, pusing, nyeri perut selama satu minggu, dan nyeri betis. Menurutnya, jika tak tertangani, penyakit ini bisa berakibat fatal. Sebab, mereka yang terpapar bisa mengalami gagal ginjal hingga menyebabkan kematian.

Tidak hanya tikus, kata dia, bakteri ini bisa ditularkan oleh beberapa hewan. Di sejumlah daerah bahkan ditularkan lewat ternak yang terinfeksi.

“Tetapi mayoritas memang paling banyak hidup di tubuh tikus. Tidak semua tikus. Tetapi tikus yang terinfeksi. Bisa tikus sawah atau tikus rumahan,” paparnya.

Proses penularan tidak hanya lewat mulut, tetapi lewat luka yang terinfeksi bakteri tersebut. Sementara, untuk pasien di Bondowoso ini tidak ada luka. “Tapi, faktor penting ternyata dia air minumnya dari sungai,” imbuhnya.

Pihaknya memaparkan, proses penularannya lewat urine dan kotoran tikus terinfeksi. Di mana ketika tikus hinggap di alat makan atau air dan sebagainya, akan mencemari. Ketika bakteri itu masuk tubuh manusia, mereka akan terinfeksi Leptospira.

“Risiko penularan pada mereka yang kerjaannya kontak langsung dengan tikus. Misalnya peneliti, paling berisiko petani. Sementara pasien kemarin ulu-ulu air,” paparnya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan. “Terpenting jaga kebersihan,” imbaunya.

Senin depan, dijadwalkan akan dilaksanakan penangkapan tikus di lokasi pasien tertular dan rumahnya. Tikus nanti dibedah untuk memastikan tertular bakteri Leptospira. Ahmadi menyebut, penyakit leptospirosis terbilang langka. Di Bondowoso pernah terjadi tahun 2016 di Kecamatan Tamanan, korban satu orang. Kemudian, tahun 2020 kemarin ada satu kasus di Kecamatan Maesan.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi
Fotografer: Istimewa
Editor: Solikhul Huda

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca