BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Untuk menentukan awal bulan Ramadan, biasanya banyak pihak melakukan pemantauan hilal atau bulan yang terbit pada tanggal satu bulan Qamariah. Uniknya, di Bondowoso pemantauan hilal (rukyatulhilal) tidak hanya dilakukan untuk menentukan awal bulan ramadan. Tapi, juga untuk menentukan bulan Qamariah lainnya.
Seperti yang dilakukan oleh Tim Falakiyah NU Bondowoso, di Masjid At Taqwa, Selasa (7/9) sore. Ketua Falakiyah NU Bondowoso Suharyono menyampaikan, kegiatan pemantauan awal bulan Hijriah memang secara rutin dilakukan setiap bulan. Biasanya dilakukan pada akhir bulan atau pada tanggal 29 bulan Hijriah. Hal tersebut ternyata juga sudah menjadi agenda rutin dari pihaknya.
Dijelaskan, sebelum melakukan rukyatulhilal, terlebih dahulu pihaknya sudah melakukan hisab atau perhitungan terkait pergerakan bulan dan matahari. “Jadi, rukyatulhilal kita itu ibaratnya tidak kacamata kuda buta. Penentunya adalah rukyatulhilal, sedangkan hisab itu membantu,” tegasnya ketika dikonfirmasi Jawa Pos Radar Ijen, Rabu (8/9) pagi.
Hisab itu sendiri, menurut Suharyono, dilakukan untuk menentukan arah pemantauan agar lebih tepat. Sehingga arah pemantauan yang diperkirakan akan muncul hilal sudah bisa diperkirakan sebelumnya. “Jadi, kami melihat hilalnya itu fokus. Tidak melihat ke arah yang lain,” ungkapnya.
Diceritakan, sebelumnya untuk melakukan rukyatulhilal, pihaknya biasa melakukannya di wilayah Situbondo. Tapi, karena adanya pandemi dan pembatasan kegiatan masyarakat, aktivitas ini akhirnya dilakukan di wilayah Bondowoso. Hal tersebut membuatnya harus melakukan observasi ke berbagai tempat di Bondowoso untuk menemukan tempat yang representatif guna melakukan rukyatulhilal. Kemudian, dia mendapati lokasi di Masjid Agung At Taqwa bisa digunakan untuk memantau hilal.
“Kami melakukan observasi di Masjid Agung At Taqwa. Alhamdulillah, untuk ketinggian hilal di atas tiga derajat itu bisa dimungkinkan untuk dilihat. Kalau di bawah tiga derajat belum bisa memungkinkan karena tertutup gunung di sebelah barat,” katanya. Kegiatan yang dilakukan di Masjid Agung At Taqwa itu, melibatkan tim Falakiyah PC NU Bondowoso bersama pengurus takmir masjid dan pihak Kementerian Agama (Kemenag) setempat.
Saat ini di lokasi tersebut sudah tersedia fasilitas untuk menuju lokasi pemantauan di atas masjid. Sebelumnya, untuk menuju lokasi pihaknya harus menggunakan tangga yang terbuat dari kayu. Sementara, untuk fasilitas, menurutnya, masih minim. Walaupun demikian, ke depan pihaknya secara perlahan akan melengkapi peralatan yang dibutuhkan. “Termasuk tanda yang ada di bawah, yang terbuat dari keramik. Ini arah barat sejati, ini timur sejati, ini selatan dan utara sejati. Sehingga memudahkan kita untuk melakukan observasi,” tegasnya.
Selain itu, dipaparkan bahwa kegiatan rukyatulhilal ternyata juga dilakukan oleh beberapa PC NU di seluruh Indonesia. “Kemarin, laporannya itu ada 36 se-Indonesia yang melaporkan. Mungkin di tempat lain juga melakukan, tapi tidak melaporkan,” ujarnya.
Rukyatulhilal sendiri, menurutnya, berkaitan erat dengan pelaksanaan ibadah dalam agama Islam. “Mungkin kalau bulan Safar tidak terlalu berpengaruh. Tapi, misalkan Syakban, itu kan erat kaitannya dengan Nisfu Syakban, kapan Nisfu Syakban dilaksanakan. Kalau awalnya saja berbeda, maka tentu pelaksanaannya juga berbeda nantinya,” tandasnya.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti