Mobile_AP_Rectangle 1
Ternyata, maksud dari jargon itu bukan berarti bisa mendapatkan mi ayam tersebut secara gratis. Melainkan, tetap harus membayar yang disertai dengan senyuman dari pembeli. “Masak gratis. Terus yang mengganti modalnya siapa?” ungkapnya sembari tersenyum.
Ditanya apakah tidak takut dikira membohongi orang, pria ini dengan santainya menjawab bahwa tulisan itu hanya bercanda. Selain itu, ia juga mengutarakan bahwa dalam tulisan di rombongnya memang tidak ada kata yang mengatakan gratis. “Coba dilihat, tidak ada kata gratisnya kan? Jadi, saya tidak bohong,” ujarnya sembari menunjukan tulisan yang ada di depan rombong jualannya itu.
Seakan tidak kehabisan kata-kata untuk label jualannya, ia ke depan akan kembali mengganti tulisan di rombongnya dengan kata-kata unik yang berbeda. “Bahkan, nanti rencananya mau saya ganti lagi. Yang senyum gratis. Senyum kan memang tidak bayar. Kalau ada yang beli mi ayam, ya, tetap bayar,” tutur pria asal Solo ini, kemudian terkekeh.
Mobile_AP_Rectangle 2
Nyatanya, motivasi Pak Bejo membuat tulisan-tulisan tersebut agar orang senang dan tersenyum. Apalagi, menurut dia, orang yang tersenyum itu juga ibadah. “Hidup ini memang sulit. Jalani saja dan tetap tersenyum agar kamu selalu bahagia,” pungkasnya.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Didik
Redaktur : Mahrus Sholih
- Advertisement -
Ternyata, maksud dari jargon itu bukan berarti bisa mendapatkan mi ayam tersebut secara gratis. Melainkan, tetap harus membayar yang disertai dengan senyuman dari pembeli. “Masak gratis. Terus yang mengganti modalnya siapa?” ungkapnya sembari tersenyum.
Ditanya apakah tidak takut dikira membohongi orang, pria ini dengan santainya menjawab bahwa tulisan itu hanya bercanda. Selain itu, ia juga mengutarakan bahwa dalam tulisan di rombongnya memang tidak ada kata yang mengatakan gratis. “Coba dilihat, tidak ada kata gratisnya kan? Jadi, saya tidak bohong,” ujarnya sembari menunjukan tulisan yang ada di depan rombong jualannya itu.
Seakan tidak kehabisan kata-kata untuk label jualannya, ia ke depan akan kembali mengganti tulisan di rombongnya dengan kata-kata unik yang berbeda. “Bahkan, nanti rencananya mau saya ganti lagi. Yang senyum gratis. Senyum kan memang tidak bayar. Kalau ada yang beli mi ayam, ya, tetap bayar,” tutur pria asal Solo ini, kemudian terkekeh.
Nyatanya, motivasi Pak Bejo membuat tulisan-tulisan tersebut agar orang senang dan tersenyum. Apalagi, menurut dia, orang yang tersenyum itu juga ibadah. “Hidup ini memang sulit. Jalani saja dan tetap tersenyum agar kamu selalu bahagia,” pungkasnya.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Didik
Redaktur : Mahrus Sholih
Ternyata, maksud dari jargon itu bukan berarti bisa mendapatkan mi ayam tersebut secara gratis. Melainkan, tetap harus membayar yang disertai dengan senyuman dari pembeli. “Masak gratis. Terus yang mengganti modalnya siapa?” ungkapnya sembari tersenyum.
Ditanya apakah tidak takut dikira membohongi orang, pria ini dengan santainya menjawab bahwa tulisan itu hanya bercanda. Selain itu, ia juga mengutarakan bahwa dalam tulisan di rombongnya memang tidak ada kata yang mengatakan gratis. “Coba dilihat, tidak ada kata gratisnya kan? Jadi, saya tidak bohong,” ujarnya sembari menunjukan tulisan yang ada di depan rombong jualannya itu.
Seakan tidak kehabisan kata-kata untuk label jualannya, ia ke depan akan kembali mengganti tulisan di rombongnya dengan kata-kata unik yang berbeda. “Bahkan, nanti rencananya mau saya ganti lagi. Yang senyum gratis. Senyum kan memang tidak bayar. Kalau ada yang beli mi ayam, ya, tetap bayar,” tutur pria asal Solo ini, kemudian terkekeh.
Nyatanya, motivasi Pak Bejo membuat tulisan-tulisan tersebut agar orang senang dan tersenyum. Apalagi, menurut dia, orang yang tersenyum itu juga ibadah. “Hidup ini memang sulit. Jalani saja dan tetap tersenyum agar kamu selalu bahagia,” pungkasnya.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Didik
Redaktur : Mahrus Sholih