23.7 C
Jember
Sunday, 26 March 2023

Waspada Serangan Wereng Batang Cokelat

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Hati petani Desa Sukowiryo, Kecamatan Bondowoso, tengah waswas. Pasalnya, sekitar 18 hektare lahan pertanian terdampak hama wereng batang cokelat. Jika penanganannya terlambat, akan menyebabkan padi tidak bisa diselamatkan. Apalagi padinya belum berbiji.

Karena yang diserang adalah batangnya, padi menguning sebelum waktunya. Akhirnya pertumbuhan padi tidak akan maksimal serta terancam gagal panen.

Dinas Pertanian (Dispertan) Bondowoso meminta kepada para petani untuk segera melapor melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL) jika terjadi hal serupa. Kejadian di Sukowiryo ini masih bisa diselamatkan karena kelompok tani (poktan) setempat langsung melapor ke PPL setempat.

Mobile_AP_Rectangle 2

Berdasarkan laporan itu, mereka kemudian mendapat pestisida gratis dari Dispertan. Akhirnya, sejumlah lahan yang dilaporkan terkena hama tersebut disemprot dengan cairan pestisida yang didapatkan dari dinas terkait.

Dispertan Bondowoso melalui PPL bersama petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), mantri tani, dan sejumlah petani melakukan penyemprotan pestisida masal gratis di lahan milik petani yang diserang hama, Selasa (9/7).

Dedi, salah seorang petani, mengatakan, selama ini di kawasan tersebut memang sudah biasa terjadi hama wereng batang cokelat. Tapi, yang terparah adalah saat ini. Menyerang 2,5 hektare sawah yang ditanami padi.

Tak hanya itu, belasan hektare sawah pun ikut terdampak. Bahkan, sudah ada lahan yang mengalami gagal panen. “Karena khawatir semakin luas, maka kami pun berkoordinasi dengan Dispertan untuk dilakukan penyemprotan masal ini,” katanya.

Petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), Sumantri, mengatakan bahwa lahan yang terserang hama mencapai 2,5 hektare. Hanya, kondisi ini bisa berdampak terhadap belasan hektare lahan lainnya. Mengingat hama wereng batang cokelat ini sering kali bermigrasi ke tanaman yang lebih muda.

Menurutnya, ada beberapa varietas padi yang tak tahan wereng batang cokelat. Seperti Sintanor, IR64, Impari 33, Impari 43, ketan, hibrida, dan jelita. “Ini yang terserang sekarang Sintanor dan Impari 43,” jelasnya, saat dikonfirmasi di sela-sela penyemprotan pestisida.

Menurutnya, cuaca kemarau basah yang menyebabkan kelembaban tinggi juga bisa memicu berkembangnya wereng batang cokelat semakin meningkat. “Wereng batang cokelat sekali berkembang biak bisa sampai 200-300 telur,” ungkapnya.

Menurutnya, pihaknya mengantisipasi dengan melakukan penyemprotan pada lahan yang juga terdampak agar tak meluas. Pihaknya akan meninjau kembali sepekan kemudian. Jika masih ditemukan hama serupa, maka akan dilakukan penyemprotan ulang. “Bagi petani di daerah Bondowoso, bisa melaporkan ke Dispertan. Pertama, ke kelompok taninya dulu, kemudian ke PPL,” ujarnya.

Adapun ciri-ciri padi yang diserang hama tersebut adalah daunnya mulai menguning karena nutrisi di batangnya disedot. “Kalau terlambat, fatal. Tak bisa diselamatkan,” imbuhnya.

Koordinator POPT Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso Solimin menyebutkan bahwa memang dari laporan serangan hama wereng batang cokelat, Desa Sukowiryo menjadi yang terluas sejak Maret hingga Juli. “Sebelumnya 1,8 hektare, yang banyak di sini. Karena itu, kami gerak cepat. Kemarin, yang ada itu 3,8 atau 3,7 hektare,” terangnya.

Pihaknya mengimbau agar petani padi di Bondowoso tetap mengontrol tanamannya dari serangan wereng batang cokelat. “Kalau ada, segera laporkan ke petugas,” pungkasnya.

 

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Hati petani Desa Sukowiryo, Kecamatan Bondowoso, tengah waswas. Pasalnya, sekitar 18 hektare lahan pertanian terdampak hama wereng batang cokelat. Jika penanganannya terlambat, akan menyebabkan padi tidak bisa diselamatkan. Apalagi padinya belum berbiji.

Karena yang diserang adalah batangnya, padi menguning sebelum waktunya. Akhirnya pertumbuhan padi tidak akan maksimal serta terancam gagal panen.

Dinas Pertanian (Dispertan) Bondowoso meminta kepada para petani untuk segera melapor melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL) jika terjadi hal serupa. Kejadian di Sukowiryo ini masih bisa diselamatkan karena kelompok tani (poktan) setempat langsung melapor ke PPL setempat.

Berdasarkan laporan itu, mereka kemudian mendapat pestisida gratis dari Dispertan. Akhirnya, sejumlah lahan yang dilaporkan terkena hama tersebut disemprot dengan cairan pestisida yang didapatkan dari dinas terkait.

Dispertan Bondowoso melalui PPL bersama petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), mantri tani, dan sejumlah petani melakukan penyemprotan pestisida masal gratis di lahan milik petani yang diserang hama, Selasa (9/7).

Dedi, salah seorang petani, mengatakan, selama ini di kawasan tersebut memang sudah biasa terjadi hama wereng batang cokelat. Tapi, yang terparah adalah saat ini. Menyerang 2,5 hektare sawah yang ditanami padi.

Tak hanya itu, belasan hektare sawah pun ikut terdampak. Bahkan, sudah ada lahan yang mengalami gagal panen. “Karena khawatir semakin luas, maka kami pun berkoordinasi dengan Dispertan untuk dilakukan penyemprotan masal ini,” katanya.

Petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), Sumantri, mengatakan bahwa lahan yang terserang hama mencapai 2,5 hektare. Hanya, kondisi ini bisa berdampak terhadap belasan hektare lahan lainnya. Mengingat hama wereng batang cokelat ini sering kali bermigrasi ke tanaman yang lebih muda.

Menurutnya, ada beberapa varietas padi yang tak tahan wereng batang cokelat. Seperti Sintanor, IR64, Impari 33, Impari 43, ketan, hibrida, dan jelita. “Ini yang terserang sekarang Sintanor dan Impari 43,” jelasnya, saat dikonfirmasi di sela-sela penyemprotan pestisida.

Menurutnya, cuaca kemarau basah yang menyebabkan kelembaban tinggi juga bisa memicu berkembangnya wereng batang cokelat semakin meningkat. “Wereng batang cokelat sekali berkembang biak bisa sampai 200-300 telur,” ungkapnya.

Menurutnya, pihaknya mengantisipasi dengan melakukan penyemprotan pada lahan yang juga terdampak agar tak meluas. Pihaknya akan meninjau kembali sepekan kemudian. Jika masih ditemukan hama serupa, maka akan dilakukan penyemprotan ulang. “Bagi petani di daerah Bondowoso, bisa melaporkan ke Dispertan. Pertama, ke kelompok taninya dulu, kemudian ke PPL,” ujarnya.

Adapun ciri-ciri padi yang diserang hama tersebut adalah daunnya mulai menguning karena nutrisi di batangnya disedot. “Kalau terlambat, fatal. Tak bisa diselamatkan,” imbuhnya.

Koordinator POPT Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso Solimin menyebutkan bahwa memang dari laporan serangan hama wereng batang cokelat, Desa Sukowiryo menjadi yang terluas sejak Maret hingga Juli. “Sebelumnya 1,8 hektare, yang banyak di sini. Karena itu, kami gerak cepat. Kemarin, yang ada itu 3,8 atau 3,7 hektare,” terangnya.

Pihaknya mengimbau agar petani padi di Bondowoso tetap mengontrol tanamannya dari serangan wereng batang cokelat. “Kalau ada, segera laporkan ke petugas,” pungkasnya.

 

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Hati petani Desa Sukowiryo, Kecamatan Bondowoso, tengah waswas. Pasalnya, sekitar 18 hektare lahan pertanian terdampak hama wereng batang cokelat. Jika penanganannya terlambat, akan menyebabkan padi tidak bisa diselamatkan. Apalagi padinya belum berbiji.

Karena yang diserang adalah batangnya, padi menguning sebelum waktunya. Akhirnya pertumbuhan padi tidak akan maksimal serta terancam gagal panen.

Dinas Pertanian (Dispertan) Bondowoso meminta kepada para petani untuk segera melapor melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL) jika terjadi hal serupa. Kejadian di Sukowiryo ini masih bisa diselamatkan karena kelompok tani (poktan) setempat langsung melapor ke PPL setempat.

Berdasarkan laporan itu, mereka kemudian mendapat pestisida gratis dari Dispertan. Akhirnya, sejumlah lahan yang dilaporkan terkena hama tersebut disemprot dengan cairan pestisida yang didapatkan dari dinas terkait.

Dispertan Bondowoso melalui PPL bersama petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), mantri tani, dan sejumlah petani melakukan penyemprotan pestisida masal gratis di lahan milik petani yang diserang hama, Selasa (9/7).

Dedi, salah seorang petani, mengatakan, selama ini di kawasan tersebut memang sudah biasa terjadi hama wereng batang cokelat. Tapi, yang terparah adalah saat ini. Menyerang 2,5 hektare sawah yang ditanami padi.

Tak hanya itu, belasan hektare sawah pun ikut terdampak. Bahkan, sudah ada lahan yang mengalami gagal panen. “Karena khawatir semakin luas, maka kami pun berkoordinasi dengan Dispertan untuk dilakukan penyemprotan masal ini,” katanya.

Petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), Sumantri, mengatakan bahwa lahan yang terserang hama mencapai 2,5 hektare. Hanya, kondisi ini bisa berdampak terhadap belasan hektare lahan lainnya. Mengingat hama wereng batang cokelat ini sering kali bermigrasi ke tanaman yang lebih muda.

Menurutnya, ada beberapa varietas padi yang tak tahan wereng batang cokelat. Seperti Sintanor, IR64, Impari 33, Impari 43, ketan, hibrida, dan jelita. “Ini yang terserang sekarang Sintanor dan Impari 43,” jelasnya, saat dikonfirmasi di sela-sela penyemprotan pestisida.

Menurutnya, cuaca kemarau basah yang menyebabkan kelembaban tinggi juga bisa memicu berkembangnya wereng batang cokelat semakin meningkat. “Wereng batang cokelat sekali berkembang biak bisa sampai 200-300 telur,” ungkapnya.

Menurutnya, pihaknya mengantisipasi dengan melakukan penyemprotan pada lahan yang juga terdampak agar tak meluas. Pihaknya akan meninjau kembali sepekan kemudian. Jika masih ditemukan hama serupa, maka akan dilakukan penyemprotan ulang. “Bagi petani di daerah Bondowoso, bisa melaporkan ke Dispertan. Pertama, ke kelompok taninya dulu, kemudian ke PPL,” ujarnya.

Adapun ciri-ciri padi yang diserang hama tersebut adalah daunnya mulai menguning karena nutrisi di batangnya disedot. “Kalau terlambat, fatal. Tak bisa diselamatkan,” imbuhnya.

Koordinator POPT Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso Solimin menyebutkan bahwa memang dari laporan serangan hama wereng batang cokelat, Desa Sukowiryo menjadi yang terluas sejak Maret hingga Juli. “Sebelumnya 1,8 hektare, yang banyak di sini. Karena itu, kami gerak cepat. Kemarin, yang ada itu 3,8 atau 3,7 hektare,” terangnya.

Pihaknya mengimbau agar petani padi di Bondowoso tetap mengontrol tanamannya dari serangan wereng batang cokelat. “Kalau ada, segera laporkan ke petugas,” pungkasnya.

 

 

 

Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Ilham Wahyudi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca