Mobile_AP_Rectangle 1
TAMANSARI, Radar Ijen – Capaian pencatatan kartu identitas anak (KIA) di Bondowoso masih minim. Padahal, akses pebuatan tersebut tergolong mudah dijangkau. Namun, kemudahan tersebut tak sebanding dengan capaian.
BACA JUGA : Momen yang Didambakan Segera Tiba
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Kadisdukcapil) Bondowoso Agung Tri Handono mengutarakan, saat ini pihaknya banyak menyimpan nomor dari guru-guru di lembaga sekolah. Pihaknya menginginkan untuk melakukan kolaborasi dengan pemangku pembelajaran untuk melakukan pendataan pada anak-anak di bawah umur.
Mobile_AP_Rectangle 2
“Terus-terang saja, saat ini capaian pendataan KIA kita sangat rendah,” terang Agung, kemarin. Agung mengatakan, progresivitas capaiannya saat ini jika dibandingkan dengan Kabupaten Jember dan Banyuwangi, ketertinggalannya sangat jauh.
Alasannya, di kabupaten tetangga banyak faktor pendukung yang bisa diajak kerja sama dalam pencatatan kartu identitas tersebut. “Kalau Kabupaten Jember itu sudah kerja sama melalui tempat bermainnya anak-anak, apalagi Banyuwangi,” ucap Agung.
Bondowoso sendiri diakui belum melangkah pada cara-cara yang dilakukan oleh kabupaten lain. Dalam memaksimalkan pencatatan tersebut, dirinya masih tahap penjalinan kerja sama dengan pihak lembaga sekolah dari setara sekolah menengah pertama (SMP) ke bawah. “Ini di HP saya penuh dengan nomor guru-guru PAUD, SD” ulasnya.
- Advertisement -
TAMANSARI, Radar Ijen – Capaian pencatatan kartu identitas anak (KIA) di Bondowoso masih minim. Padahal, akses pebuatan tersebut tergolong mudah dijangkau. Namun, kemudahan tersebut tak sebanding dengan capaian.
BACA JUGA : Momen yang Didambakan Segera Tiba
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Kadisdukcapil) Bondowoso Agung Tri Handono mengutarakan, saat ini pihaknya banyak menyimpan nomor dari guru-guru di lembaga sekolah. Pihaknya menginginkan untuk melakukan kolaborasi dengan pemangku pembelajaran untuk melakukan pendataan pada anak-anak di bawah umur.
“Terus-terang saja, saat ini capaian pendataan KIA kita sangat rendah,” terang Agung, kemarin. Agung mengatakan, progresivitas capaiannya saat ini jika dibandingkan dengan Kabupaten Jember dan Banyuwangi, ketertinggalannya sangat jauh.
Alasannya, di kabupaten tetangga banyak faktor pendukung yang bisa diajak kerja sama dalam pencatatan kartu identitas tersebut. “Kalau Kabupaten Jember itu sudah kerja sama melalui tempat bermainnya anak-anak, apalagi Banyuwangi,” ucap Agung.
Bondowoso sendiri diakui belum melangkah pada cara-cara yang dilakukan oleh kabupaten lain. Dalam memaksimalkan pencatatan tersebut, dirinya masih tahap penjalinan kerja sama dengan pihak lembaga sekolah dari setara sekolah menengah pertama (SMP) ke bawah. “Ini di HP saya penuh dengan nomor guru-guru PAUD, SD” ulasnya.
TAMANSARI, Radar Ijen – Capaian pencatatan kartu identitas anak (KIA) di Bondowoso masih minim. Padahal, akses pebuatan tersebut tergolong mudah dijangkau. Namun, kemudahan tersebut tak sebanding dengan capaian.
BACA JUGA : Momen yang Didambakan Segera Tiba
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Kadisdukcapil) Bondowoso Agung Tri Handono mengutarakan, saat ini pihaknya banyak menyimpan nomor dari guru-guru di lembaga sekolah. Pihaknya menginginkan untuk melakukan kolaborasi dengan pemangku pembelajaran untuk melakukan pendataan pada anak-anak di bawah umur.
“Terus-terang saja, saat ini capaian pendataan KIA kita sangat rendah,” terang Agung, kemarin. Agung mengatakan, progresivitas capaiannya saat ini jika dibandingkan dengan Kabupaten Jember dan Banyuwangi, ketertinggalannya sangat jauh.
Alasannya, di kabupaten tetangga banyak faktor pendukung yang bisa diajak kerja sama dalam pencatatan kartu identitas tersebut. “Kalau Kabupaten Jember itu sudah kerja sama melalui tempat bermainnya anak-anak, apalagi Banyuwangi,” ucap Agung.
Bondowoso sendiri diakui belum melangkah pada cara-cara yang dilakukan oleh kabupaten lain. Dalam memaksimalkan pencatatan tersebut, dirinya masih tahap penjalinan kerja sama dengan pihak lembaga sekolah dari setara sekolah menengah pertama (SMP) ke bawah. “Ini di HP saya penuh dengan nomor guru-guru PAUD, SD” ulasnya.