22.9 C
Jember
Sunday, 26 March 2023

Meski Tak Punya Laut Bondowoso Kaya Kuliner Ikan 

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Kabupaten Bondowoso dikenal dengan daerah di wilayah eks Karesidenan Besuki yang tidak memiliki laut. Meski begitu, ternyata Bondowoso sudah memiliki sentra kuliner ikan di Desa Dadapan, Kecamatan Grujugan, Bondowoso. Hal tersebut diketahui setelah diresmikan secara langsung oleh Artati Widiarti, Dirjen Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (PDSPKP KKP RI), kemarin (9/2).

Artati Widiarti menerangkan, kuliner ikan memiliki potensi untuk dikembangkan, utamanya dalam rangka mendukung upaya peningkatan konsumsi ikan masyarakat. Sekaligus sebagai sumber pendapatan bagi pelaku usaha. “Wisata kuliner kini terus tumbuh dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat berkunjung ke suatu daerah,” katanya.

Sejak 2016 lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah membangun 16 sentra kuliner ikan di berbagai daerah. Kemudian, dilanjutkan pada 2021 lalu, telah dibangun sebanyak tujuh sentra kuliner ikan. Salah satunya berlokasi di Bondowoso, tepatnya di Ponpes Al Ishlah.

Mobile_AP_Rectangle 2

Diharapkan pembangunan tersebut dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan. “Serta mampu membantu UMKM dalam pemasaran produk dan kuliner ikan serta menjadi sentra edukasi, promosi, dan rekreasi,” imbuhnya.

Selain itu, Artati juga menyebut, tingkat konsumsi ikan warga Bondowoso pada tahun 2020 baru mencapai 20,87 kilogram per kapita. Jumlah tersebut masih di bawah rata-rata konsumsi Provinsi Jawa Timur yaitu 41,44 kilogram per kapita dan tingkat konsumsi nasional sebesar 56,39 kilogram per kapita setara ikan utuh segar.  “Dengan adanya sentra kuliner ikan ini, kami berharap dapat terus mendorong minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan,” tegasnya.

Sentra kuliner ikan yang membutuhkan biaya Rp 2 miliar lebih, lanjutnya, dapat dipelihara, dirawat, dan dimanfaatkan secara optimal. Sehingga dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. “Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pimpinan Ponpes Al Ishlah dan seluruh pihak atas dukungan dalam pembangunan dan pemanfaatan sentra kuliner ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Artati juga menuturkan, keberadaan sentra kuliner ini dapat menjadi tambahan bahan ajar bagi para santri yang ada di pondok. Serta dapat menyajikan berbagai menu olahan berbahan dasar ikan. “Syukur-syukur ikan lokal dan menu Bondowoso itu bisa diangkat,” tuturnya.

Sebelumnya, di tempat tersebut sudah memiliki cold storage untuk menyimpan ikan hasil tangkapan nelayan, kemudian dijual kembali. Tempat itu dibangun pada 2020 dan diresmikan pada awal 2021 lalu. Saat ini berbagai macam ikan segar maupun olahan sudah tersedia. “Itu adalah penyimpanan sementara, dalam rangka buffer stock saja. Tetapi, tidak untuk menimbun,” pungkasnya.

Jurnalis: Ilham Wahyudi
Fotografer: Ilham Wahyudi
Editor: Hafid Asnan

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Kabupaten Bondowoso dikenal dengan daerah di wilayah eks Karesidenan Besuki yang tidak memiliki laut. Meski begitu, ternyata Bondowoso sudah memiliki sentra kuliner ikan di Desa Dadapan, Kecamatan Grujugan, Bondowoso. Hal tersebut diketahui setelah diresmikan secara langsung oleh Artati Widiarti, Dirjen Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (PDSPKP KKP RI), kemarin (9/2).

Artati Widiarti menerangkan, kuliner ikan memiliki potensi untuk dikembangkan, utamanya dalam rangka mendukung upaya peningkatan konsumsi ikan masyarakat. Sekaligus sebagai sumber pendapatan bagi pelaku usaha. “Wisata kuliner kini terus tumbuh dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat berkunjung ke suatu daerah,” katanya.

Sejak 2016 lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah membangun 16 sentra kuliner ikan di berbagai daerah. Kemudian, dilanjutkan pada 2021 lalu, telah dibangun sebanyak tujuh sentra kuliner ikan. Salah satunya berlokasi di Bondowoso, tepatnya di Ponpes Al Ishlah.

Diharapkan pembangunan tersebut dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan. “Serta mampu membantu UMKM dalam pemasaran produk dan kuliner ikan serta menjadi sentra edukasi, promosi, dan rekreasi,” imbuhnya.

Selain itu, Artati juga menyebut, tingkat konsumsi ikan warga Bondowoso pada tahun 2020 baru mencapai 20,87 kilogram per kapita. Jumlah tersebut masih di bawah rata-rata konsumsi Provinsi Jawa Timur yaitu 41,44 kilogram per kapita dan tingkat konsumsi nasional sebesar 56,39 kilogram per kapita setara ikan utuh segar.  “Dengan adanya sentra kuliner ikan ini, kami berharap dapat terus mendorong minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan,” tegasnya.

Sentra kuliner ikan yang membutuhkan biaya Rp 2 miliar lebih, lanjutnya, dapat dipelihara, dirawat, dan dimanfaatkan secara optimal. Sehingga dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. “Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pimpinan Ponpes Al Ishlah dan seluruh pihak atas dukungan dalam pembangunan dan pemanfaatan sentra kuliner ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Artati juga menuturkan, keberadaan sentra kuliner ini dapat menjadi tambahan bahan ajar bagi para santri yang ada di pondok. Serta dapat menyajikan berbagai menu olahan berbahan dasar ikan. “Syukur-syukur ikan lokal dan menu Bondowoso itu bisa diangkat,” tuturnya.

Sebelumnya, di tempat tersebut sudah memiliki cold storage untuk menyimpan ikan hasil tangkapan nelayan, kemudian dijual kembali. Tempat itu dibangun pada 2020 dan diresmikan pada awal 2021 lalu. Saat ini berbagai macam ikan segar maupun olahan sudah tersedia. “Itu adalah penyimpanan sementara, dalam rangka buffer stock saja. Tetapi, tidak untuk menimbun,” pungkasnya.

Jurnalis: Ilham Wahyudi
Fotografer: Ilham Wahyudi
Editor: Hafid Asnan

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Kabupaten Bondowoso dikenal dengan daerah di wilayah eks Karesidenan Besuki yang tidak memiliki laut. Meski begitu, ternyata Bondowoso sudah memiliki sentra kuliner ikan di Desa Dadapan, Kecamatan Grujugan, Bondowoso. Hal tersebut diketahui setelah diresmikan secara langsung oleh Artati Widiarti, Dirjen Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (PDSPKP KKP RI), kemarin (9/2).

Artati Widiarti menerangkan, kuliner ikan memiliki potensi untuk dikembangkan, utamanya dalam rangka mendukung upaya peningkatan konsumsi ikan masyarakat. Sekaligus sebagai sumber pendapatan bagi pelaku usaha. “Wisata kuliner kini terus tumbuh dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat berkunjung ke suatu daerah,” katanya.

Sejak 2016 lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah membangun 16 sentra kuliner ikan di berbagai daerah. Kemudian, dilanjutkan pada 2021 lalu, telah dibangun sebanyak tujuh sentra kuliner ikan. Salah satunya berlokasi di Bondowoso, tepatnya di Ponpes Al Ishlah.

Diharapkan pembangunan tersebut dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan. “Serta mampu membantu UMKM dalam pemasaran produk dan kuliner ikan serta menjadi sentra edukasi, promosi, dan rekreasi,” imbuhnya.

Selain itu, Artati juga menyebut, tingkat konsumsi ikan warga Bondowoso pada tahun 2020 baru mencapai 20,87 kilogram per kapita. Jumlah tersebut masih di bawah rata-rata konsumsi Provinsi Jawa Timur yaitu 41,44 kilogram per kapita dan tingkat konsumsi nasional sebesar 56,39 kilogram per kapita setara ikan utuh segar.  “Dengan adanya sentra kuliner ikan ini, kami berharap dapat terus mendorong minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan,” tegasnya.

Sentra kuliner ikan yang membutuhkan biaya Rp 2 miliar lebih, lanjutnya, dapat dipelihara, dirawat, dan dimanfaatkan secara optimal. Sehingga dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. “Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pimpinan Ponpes Al Ishlah dan seluruh pihak atas dukungan dalam pembangunan dan pemanfaatan sentra kuliner ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Artati juga menuturkan, keberadaan sentra kuliner ini dapat menjadi tambahan bahan ajar bagi para santri yang ada di pondok. Serta dapat menyajikan berbagai menu olahan berbahan dasar ikan. “Syukur-syukur ikan lokal dan menu Bondowoso itu bisa diangkat,” tuturnya.

Sebelumnya, di tempat tersebut sudah memiliki cold storage untuk menyimpan ikan hasil tangkapan nelayan, kemudian dijual kembali. Tempat itu dibangun pada 2020 dan diresmikan pada awal 2021 lalu. Saat ini berbagai macam ikan segar maupun olahan sudah tersedia. “Itu adalah penyimpanan sementara, dalam rangka buffer stock saja. Tetapi, tidak untuk menimbun,” pungkasnya.

Jurnalis: Ilham Wahyudi
Fotografer: Ilham Wahyudi
Editor: Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca