SOLOR, RADARJEMBER.ID – Juru pelihara (jupel) situs cagar budaya di Bondowoso kembali menemukan sejumlah benda megalitikum. Kali ini benda tersebut berada di atas puncak gunung di Dusun Salak, Desa Solor, Kecamatan Cermee. Karena kondisi tersebut, akses menuju lokasi masih cukup sulit. Sebab, harus melewati jalan setapak dan cukup terjal.
BACA JUGA : Lindungi Identitas dan Perlindungan Hukum pada Korban Kekerasan Seksual
Benda megalitikum yang baru ditemukan itu berjenis kubur batu. Kurang lebih ada sepuluh batu yang ditemukan dalam satu kompleks di lahan milik Perhutani. Awalnya, hal itu diketahui oleh seorang warga yang menggarap tanah di tempat tersebut. Karena merasa unik, akhirnya ia melaporkan kepada jupel setempat.
Mendengar ada laporan dari jupel dan warga, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) pun langsung melakukan pemeriksaan, kemarin (9/2). Itu untuk mengetahui jenis dan bentuk kubur batu yang terbilang unik ini. Bagaimana tidak, bagian sisi kanan dan kirinya terdapat tonjolan yang diduga digunakan sebagai pegangan pada zaman dahulu.
Selain sepuluh kubur batu yang baru ditemukan itu, di lokasi yang sama diduga masih ada sejumlah kubur batu yang belum tersentuh. Namun, karena rumput liar yang cukup rimbun, masyarakat dan jupel pun belum berani untuk mencari lebih lanjut.
Titik, salah seorang warga yang berhasil menemukan benda tersebut, menyampaikan, sebenarnya di tempat dia menggarap lahan masih banyak potensi ditemukannya benda megalitikum. “Sudah lama ada di sini, tapi memang baru diketahui, karena memang baru dibersihkan,” katanya.
Di tempat yang sama, Arif Dahwa, jupel situs megalitikum, mengatakan, berdasarkan laporan dari masyarakat, sebenarnya masih banyak benda megalitikum yang belum berhasil ditemukan. Selama ini, masyarakat setempat yang mengetahui adanya benda itu biasanya akan melapor kepada dirinya. “Hari ini (kemarin, Red) saja, ada sepuluh kubur batu,” jelasnya.
Sementara itu, Heri Kusdarianto, Subkoordinator Sejarah dan Cagar Budaya Disparbudpora Bondowoso, menjelaskan, bagian bawah kubur batu terdiri atas lempeng batu. Kemudian, bagian atasnya menggunakan batu yang dilubangi bagian tengahnya. Keunikan dari benda tersebut berada dalam satu kompleks yang tidak berjauhan. “Di sekitar situ mungkin masih banyak lagi,” pungkasnya. (ham/c2/bud)