23.5 C
Jember
Monday, 27 March 2023

Pemkab Bondowoso Ingin Pulangkan Gerbong Maut ke Bondowoso

Berencana Optimalisasi Museum

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Dalam upaya optimalisasi Museum Kereta Api Bondowoso agar menjadi destinasi wisata sejarah yang lebih menarik, maka diperlukan sarana penunjang lain. Tak hanya akan menyulap sebagai pusat wisata kuliner, Pemkab Bondowoso juga ingin agar Gerbong Maut yang asli “pulang kampung” untuk menambah daya tarik masyarakat.

Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat mengatakan, selain menampilkan foto-foto sejarah perkeretaapian, dia ingin agar Gerbong Maut yang saat ini berada di Museum Brawijaya Malang dipindah ke Stasiun Bondowoso untuk menjadi ikon.

“Karena Bondowoso terkenal Gerbong Maut, ya, gerbongnya bisa dipindah di sana. Kalau hanya museumnya yang ditonjolkan, banyak orang nggak berkunjung ke sana. Apalagi yang dipamerkan hanya itu-itu saja,” jelas Irwan, beberapa waktu lalu.

Mobile_AP_Rectangle 2

Namun, diakuinya bahwa upaya memulangkan Gerbong Maut tidaklah mudah. Dibutuhkan waktu untuk memprosesnya, dan harus melalui birokrasi antarpihak terkait. “Untuk pemindahan harus melakukan diplomasi. Birokrasinya juga harus kita lalui dengan museum yang ada di Malang,” paparnya.

Keinginan memulangkan Gerbong Maut yang menjadi bagian dari sejarah berdirinya Kota Tape merupakan impian banyak masyarakat. Sebab, selama ini masyarakat Bondowoso hanya bisa melihat Gerbong Maut berupa replika yang berdiri di depan kantor pemkab saja.

Sebelumnya diberitakan bahwa Pemkab Bondowoso akan bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop IX Jember untuk mengoptimalkan keberadaan stasiun kereta api yang juga berfungsi sebagai museum tersebut sebagai salah satu objek wisata kuliner.

Irwan menerangkan, tidak hanya menonjolkan sektor wisata sejarah, optimalisasi stasiun mengutamakan pembangunan sarana dan prasarana kuliner untuk menambah daya tarik pengunjung. Gagasan tersebut rupanya juga menjadi konsep dari PT KAI. “Sehingga bukan hanya stasiun, tapi di sana juga ada pusat kuliner yang nanti menjadi destinasi wisata. Kami menawarkan kerja sama dengan pemerintah daerah, utamanya dengan Diskoperindag dan Dinas Pariwisata,” paparnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Dalam upaya optimalisasi Museum Kereta Api Bondowoso agar menjadi destinasi wisata sejarah yang lebih menarik, maka diperlukan sarana penunjang lain. Tak hanya akan menyulap sebagai pusat wisata kuliner, Pemkab Bondowoso juga ingin agar Gerbong Maut yang asli “pulang kampung” untuk menambah daya tarik masyarakat.

Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat mengatakan, selain menampilkan foto-foto sejarah perkeretaapian, dia ingin agar Gerbong Maut yang saat ini berada di Museum Brawijaya Malang dipindah ke Stasiun Bondowoso untuk menjadi ikon.

“Karena Bondowoso terkenal Gerbong Maut, ya, gerbongnya bisa dipindah di sana. Kalau hanya museumnya yang ditonjolkan, banyak orang nggak berkunjung ke sana. Apalagi yang dipamerkan hanya itu-itu saja,” jelas Irwan, beberapa waktu lalu.

Namun, diakuinya bahwa upaya memulangkan Gerbong Maut tidaklah mudah. Dibutuhkan waktu untuk memprosesnya, dan harus melalui birokrasi antarpihak terkait. “Untuk pemindahan harus melakukan diplomasi. Birokrasinya juga harus kita lalui dengan museum yang ada di Malang,” paparnya.

Keinginan memulangkan Gerbong Maut yang menjadi bagian dari sejarah berdirinya Kota Tape merupakan impian banyak masyarakat. Sebab, selama ini masyarakat Bondowoso hanya bisa melihat Gerbong Maut berupa replika yang berdiri di depan kantor pemkab saja.

Sebelumnya diberitakan bahwa Pemkab Bondowoso akan bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop IX Jember untuk mengoptimalkan keberadaan stasiun kereta api yang juga berfungsi sebagai museum tersebut sebagai salah satu objek wisata kuliner.

Irwan menerangkan, tidak hanya menonjolkan sektor wisata sejarah, optimalisasi stasiun mengutamakan pembangunan sarana dan prasarana kuliner untuk menambah daya tarik pengunjung. Gagasan tersebut rupanya juga menjadi konsep dari PT KAI. “Sehingga bukan hanya stasiun, tapi di sana juga ada pusat kuliner yang nanti menjadi destinasi wisata. Kami menawarkan kerja sama dengan pemerintah daerah, utamanya dengan Diskoperindag dan Dinas Pariwisata,” paparnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Dalam upaya optimalisasi Museum Kereta Api Bondowoso agar menjadi destinasi wisata sejarah yang lebih menarik, maka diperlukan sarana penunjang lain. Tak hanya akan menyulap sebagai pusat wisata kuliner, Pemkab Bondowoso juga ingin agar Gerbong Maut yang asli “pulang kampung” untuk menambah daya tarik masyarakat.

Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat mengatakan, selain menampilkan foto-foto sejarah perkeretaapian, dia ingin agar Gerbong Maut yang saat ini berada di Museum Brawijaya Malang dipindah ke Stasiun Bondowoso untuk menjadi ikon.

“Karena Bondowoso terkenal Gerbong Maut, ya, gerbongnya bisa dipindah di sana. Kalau hanya museumnya yang ditonjolkan, banyak orang nggak berkunjung ke sana. Apalagi yang dipamerkan hanya itu-itu saja,” jelas Irwan, beberapa waktu lalu.

Namun, diakuinya bahwa upaya memulangkan Gerbong Maut tidaklah mudah. Dibutuhkan waktu untuk memprosesnya, dan harus melalui birokrasi antarpihak terkait. “Untuk pemindahan harus melakukan diplomasi. Birokrasinya juga harus kita lalui dengan museum yang ada di Malang,” paparnya.

Keinginan memulangkan Gerbong Maut yang menjadi bagian dari sejarah berdirinya Kota Tape merupakan impian banyak masyarakat. Sebab, selama ini masyarakat Bondowoso hanya bisa melihat Gerbong Maut berupa replika yang berdiri di depan kantor pemkab saja.

Sebelumnya diberitakan bahwa Pemkab Bondowoso akan bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop IX Jember untuk mengoptimalkan keberadaan stasiun kereta api yang juga berfungsi sebagai museum tersebut sebagai salah satu objek wisata kuliner.

Irwan menerangkan, tidak hanya menonjolkan sektor wisata sejarah, optimalisasi stasiun mengutamakan pembangunan sarana dan prasarana kuliner untuk menambah daya tarik pengunjung. Gagasan tersebut rupanya juga menjadi konsep dari PT KAI. “Sehingga bukan hanya stasiun, tapi di sana juga ada pusat kuliner yang nanti menjadi destinasi wisata. Kami menawarkan kerja sama dengan pemerintah daerah, utamanya dengan Diskoperindag dan Dinas Pariwisata,” paparnya.

 

 

Jurnalis : Muchammad Ainul Budi
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca