BONDOWOSO, RADARJEMBER.IDÂ – Ternyata brand BRK yang mulai redup turut disayangkan oleh pihak legislatif. Bagi mereka, BRK harus dilihat asas kebermanfaatannya untuk masyarakat. Tidak boleh dilihat siapa yang mencetuskan atau siapa yang menginisiasi. Tapi, selama memiliki manfaat bagi masyarakat, maka Pemkab Bondowoso dinilai tidak boleh gengsi meneruskan program tersebut.
BACA JUGA :Â Menghidupkan Kembali Bondowoso Republik Kopi
Wakil Ketua Komisi II DPRD Bondowoso A Mansur mengatakan, sudah banyak bukti yang menunjukan bahwa BRK memberikan manfaat yang baik bagi petani kopi maupun masyarakat pada umumnya. Salah satunya, bagaimana brand tersebut dapat mengangkat kopi Bondowoso ke kancah nasional bahkan internasional.
Oleh sebab itu, seharusnya BRK terus dikembangkan dan disempurnakan. Bukan dibiarkan begitu saja tanpa kejelasan seperti yang terjadi saat ini. Menurutnya, kondisinya saat ini cukup memprihatinkan. Sebab, seakan-akan brand BRK dibiarkan berjalan begitu saja, sehingga meredup.
Pihaknya juga menegaskan, hingga saat ini belum ada singgungan atau wacana untuk membuat BRK kembali bersinar seperti semula. Serta dipertahankan dan dikembangkan menjadi lebih baik, yang diterapkan dengan adanya program-program. “Sangat disayangkan, padahal BRK itu banyak yang potensi dan banyak yang bisa kita ambil manfaatnya,” ucapnya.
Lebih lanjut, dirinya juga mengutarakan, untuk dapat membuat BRK kembali bersinar, harus dilakukan dari hulu hingga hilir. Artinya, pembinaan kepada para petani kopi harus didahulukan. Serta harus dilakukan secara bersama-sama antarpihak terkait. “Tidak bisa berdiri sendiri,” imbuhnya.
Jika hal ini terus dibiarkan, menurut anggota Fraksi PKB ini, tidak tertutup kemungkinan brand besar ini akan disalip oleh kabupaten lain. Seperti Situbondo, Jember, dan Banyuwangi yang sudah mulai gencar mempromosikan kopi mereka. “Kalau terus dibiarkan seperti ini, brand penghasil kopi terbaik akan diambil alih oleh kabupaten sebelah,” pungkasnya. (ham/c2/dwi)