29.4 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Lebih Dekat dengan Ahmad Dhafir

Ketua Dewan yang Empat Kali Jadi Nakhoda DPC PKB

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Kali keempat Ahmad Dhafir menjadi nakhoda DPC PKB Bondowoso. Pria kelahiran 12 November 1960 ini terpilih menjadi pemimpin PKB Bondowoso dari tahun ke tahun. Yakni tahun 2007, 2014 (Ketua PKB transisi), 2016, dan 2021.

Pria yang juga menjadi Ketua DPRD Bondowoso ini cukup panjang meniti karir di jalur politik. Bahkan, sejak tahun 1992, putra daerah Bondowoso ini sudah sukses meniti karirnya sebagai anggota DPRD Bondowoso.

Empat periode berturut-turut, Ahmad Dhafir dipercaya mewakili suara masyarakat Bondowoso. Amanah itu dijawab Ahmad Dhafir dengan selalu memprioritaskan kepentingan rakyat demi memperjuangkan kebutuhan dasar masyarakat.

Mobile_AP_Rectangle 2

Berkat jiwa kepemimpinannya yang cemerlang sebagai Ketua DPRD, Ahmad Dhafir dipercaya penuh menjadi Ketua DPRD Bondowoso selama empat periode. Hingga saat ini, kepemimpinan Dhafir masih tak terganti. Dia masih dipercaya menjadi nakhoda DPRD untuk mendengar aspirasi rakyat.

Meskipun usianya tak lagi muda, tahun ini menginjak usia 61 tahun, tetapi bagi Dhafir, perjuangan harus selalu muda. Partai yang dipimpinnya berkomitmen merangkul kaum muda. Ya, generasi milenial. Sebagai partai kader dan partai modern, Dhafir siap merangkul kaum milenial.

Mengingat, pada 2020-2030 mendatang, Indonesia diprediksi akan mengalami era bonus demografi. Di saat penduduk usia produktif (15 -64 tahun) lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas). “Di jajaran kepengurusan, justru banyak teman-teman muda. Bagaimanapun teman-teman muda akan kami rekrut,” tegasnya.

Menurutnya, kelompok milenial sangat berpotensi untuk diajak bersama-sama. Sehingga PKB Bondowoso siap memenuhi tuntutan keadaan. “Tidak harus di pengurusan, tapi boleh di badan otonomnya,” jelasnya.

Selain merangkul anak muda, dirinya juga siap membawa partai NU tersebut, menjadi partai modern, partai kader, terbuka, dan berbasis kultur.

Menurutnya, partai modern salah satunya bisa dilihat dari pemilihan ketua seperti saat ini. Sebab, penunjukan susunan kepengurusan berdasarkan evaluasi kinerja masing-masing kader.

“Serta berdasarkan fakta dan data. Karena berdasarkan pengalaman di partai lain, bahwa konflik lebih dahsyat ketika pemilihan kepengurusan ketimbang pileg,” katanya.

Karena itu, PKB menggunakan cara sendiri dalam pemilihan kepengurusan. Yakni penunjukan langsung dari pusat. “Saya dan Pak Tohari (sekretaris) dievaluasi selama kerja lima tahun. Ini amanah yang berat bagi kami ke depan. Ke depan bersama kepengurusan yang baru fokus berbuat yang terbaik,” tegasnya.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi

Fotografer: Istimewa

Editor: Solikhul Huda

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Kali keempat Ahmad Dhafir menjadi nakhoda DPC PKB Bondowoso. Pria kelahiran 12 November 1960 ini terpilih menjadi pemimpin PKB Bondowoso dari tahun ke tahun. Yakni tahun 2007, 2014 (Ketua PKB transisi), 2016, dan 2021.

Pria yang juga menjadi Ketua DPRD Bondowoso ini cukup panjang meniti karir di jalur politik. Bahkan, sejak tahun 1992, putra daerah Bondowoso ini sudah sukses meniti karirnya sebagai anggota DPRD Bondowoso.

Empat periode berturut-turut, Ahmad Dhafir dipercaya mewakili suara masyarakat Bondowoso. Amanah itu dijawab Ahmad Dhafir dengan selalu memprioritaskan kepentingan rakyat demi memperjuangkan kebutuhan dasar masyarakat.

Berkat jiwa kepemimpinannya yang cemerlang sebagai Ketua DPRD, Ahmad Dhafir dipercaya penuh menjadi Ketua DPRD Bondowoso selama empat periode. Hingga saat ini, kepemimpinan Dhafir masih tak terganti. Dia masih dipercaya menjadi nakhoda DPRD untuk mendengar aspirasi rakyat.

Meskipun usianya tak lagi muda, tahun ini menginjak usia 61 tahun, tetapi bagi Dhafir, perjuangan harus selalu muda. Partai yang dipimpinnya berkomitmen merangkul kaum muda. Ya, generasi milenial. Sebagai partai kader dan partai modern, Dhafir siap merangkul kaum milenial.

Mengingat, pada 2020-2030 mendatang, Indonesia diprediksi akan mengalami era bonus demografi. Di saat penduduk usia produktif (15 -64 tahun) lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas). “Di jajaran kepengurusan, justru banyak teman-teman muda. Bagaimanapun teman-teman muda akan kami rekrut,” tegasnya.

Menurutnya, kelompok milenial sangat berpotensi untuk diajak bersama-sama. Sehingga PKB Bondowoso siap memenuhi tuntutan keadaan. “Tidak harus di pengurusan, tapi boleh di badan otonomnya,” jelasnya.

Selain merangkul anak muda, dirinya juga siap membawa partai NU tersebut, menjadi partai modern, partai kader, terbuka, dan berbasis kultur.

Menurutnya, partai modern salah satunya bisa dilihat dari pemilihan ketua seperti saat ini. Sebab, penunjukan susunan kepengurusan berdasarkan evaluasi kinerja masing-masing kader.

“Serta berdasarkan fakta dan data. Karena berdasarkan pengalaman di partai lain, bahwa konflik lebih dahsyat ketika pemilihan kepengurusan ketimbang pileg,” katanya.

Karena itu, PKB menggunakan cara sendiri dalam pemilihan kepengurusan. Yakni penunjukan langsung dari pusat. “Saya dan Pak Tohari (sekretaris) dievaluasi selama kerja lima tahun. Ini amanah yang berat bagi kami ke depan. Ke depan bersama kepengurusan yang baru fokus berbuat yang terbaik,” tegasnya.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi

Fotografer: Istimewa

Editor: Solikhul Huda

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Kali keempat Ahmad Dhafir menjadi nakhoda DPC PKB Bondowoso. Pria kelahiran 12 November 1960 ini terpilih menjadi pemimpin PKB Bondowoso dari tahun ke tahun. Yakni tahun 2007, 2014 (Ketua PKB transisi), 2016, dan 2021.

Pria yang juga menjadi Ketua DPRD Bondowoso ini cukup panjang meniti karir di jalur politik. Bahkan, sejak tahun 1992, putra daerah Bondowoso ini sudah sukses meniti karirnya sebagai anggota DPRD Bondowoso.

Empat periode berturut-turut, Ahmad Dhafir dipercaya mewakili suara masyarakat Bondowoso. Amanah itu dijawab Ahmad Dhafir dengan selalu memprioritaskan kepentingan rakyat demi memperjuangkan kebutuhan dasar masyarakat.

Berkat jiwa kepemimpinannya yang cemerlang sebagai Ketua DPRD, Ahmad Dhafir dipercaya penuh menjadi Ketua DPRD Bondowoso selama empat periode. Hingga saat ini, kepemimpinan Dhafir masih tak terganti. Dia masih dipercaya menjadi nakhoda DPRD untuk mendengar aspirasi rakyat.

Meskipun usianya tak lagi muda, tahun ini menginjak usia 61 tahun, tetapi bagi Dhafir, perjuangan harus selalu muda. Partai yang dipimpinnya berkomitmen merangkul kaum muda. Ya, generasi milenial. Sebagai partai kader dan partai modern, Dhafir siap merangkul kaum milenial.

Mengingat, pada 2020-2030 mendatang, Indonesia diprediksi akan mengalami era bonus demografi. Di saat penduduk usia produktif (15 -64 tahun) lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas). “Di jajaran kepengurusan, justru banyak teman-teman muda. Bagaimanapun teman-teman muda akan kami rekrut,” tegasnya.

Menurutnya, kelompok milenial sangat berpotensi untuk diajak bersama-sama. Sehingga PKB Bondowoso siap memenuhi tuntutan keadaan. “Tidak harus di pengurusan, tapi boleh di badan otonomnya,” jelasnya.

Selain merangkul anak muda, dirinya juga siap membawa partai NU tersebut, menjadi partai modern, partai kader, terbuka, dan berbasis kultur.

Menurutnya, partai modern salah satunya bisa dilihat dari pemilihan ketua seperti saat ini. Sebab, penunjukan susunan kepengurusan berdasarkan evaluasi kinerja masing-masing kader.

“Serta berdasarkan fakta dan data. Karena berdasarkan pengalaman di partai lain, bahwa konflik lebih dahsyat ketika pemilihan kepengurusan ketimbang pileg,” katanya.

Karena itu, PKB menggunakan cara sendiri dalam pemilihan kepengurusan. Yakni penunjukan langsung dari pusat. “Saya dan Pak Tohari (sekretaris) dievaluasi selama kerja lima tahun. Ini amanah yang berat bagi kami ke depan. Ke depan bersama kepengurusan yang baru fokus berbuat yang terbaik,” tegasnya.

Jurnalis: Muchammad Ainul Budi

Fotografer: Istimewa

Editor: Solikhul Huda

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca